Eijkman: Belum Ada Bukti Berapa Lama Kekebalan Bertahan Setelah Divaksin
Merdeka.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menjamin berapa lama kekebalan tubuh yang terbentuk setelah diberi vaksin COVID-19, akan bertahan.
"Sampai saat ini belum ada satupun vaksin yang sedang diteliti yang bisa mengetahui persisnya berdasarkan bukti bahwa antibodi atau kekebalan yang ditimbulkan setelah vaksinasi itu akan bertahan apakah enam bulan, apakah setahun ataukah barangkali tiga bulan sudah hilang, itu masih dievaluasi," kata Amin, Kamis (26/11). Seperti dilansir Antara.
Amin menuturkan karena vaksin COVID-19 dan juga pandemik COVID-19 adalah sesuatu yang baru sehingga walaupun sudah ada yang hampir selesai uji klinis fase 3, namun belum ada yang bisa memberikan data ilmiah mengenai jangka waktu kekebalan yang ditimbulkan setelah vaksinasi, akan bertahan.
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Kapan waktu terbaik untuk melakukan imunisasi susulan? Dokter akan menilai waktu yang paling tepat untuk memberikan vaksin selanjutnya tanpa mengurangi efektivitasnya.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
Oleh karena itu, setelah pemberian vaksin, masih akan dilakukan pemantauan terhadap para penerima vaksin.
Amin menuturkan ada "post marketing surveilance" (pengawasan pascapemasaran) setelah diberikan izin edar vaksin, yang dianggap sebagai "uji klinik fase 4".
Pada tahap pengawasan pascapemasaran, dari populasi yang divaksinasi, secara acak akan diambil sampel darahnya untuk dipantau misalnya setelah setahun atau dua tahun, untuk melihat kekebalan tubuh pada penerima vaksin.
Pemantauan itu juga dilakukan untuk memastikan keamanan vaksin pascapemberian izin edar dan proses imunisasi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaPasien dijadwalkan menjalani kontrol kembali di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada bulan depan.
Baca Selengkapnya