Eijkman Belum Temukan Varian Baru Mutasi Virus Corona di Indonesia
Merdeka.com - Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengaku belum ada temuan B117, variasi baru dari mutasi virus Corona yang merebak di Inggris, Australia dan Singapura. Kendati demikian, Eijkman masih secara intensif melakukan analisa terhadap berbagai varian baru virus di Indonesia.
Untuk itu, Amin belum memastikan karakteristik varian baru mutasi virus Corona.
"Ya kami meneliti whole genetics sudah sejak lama, tapi sampai saat ini yang sudah dianalisis belum ditemukan varian tersebut tapi kami masih akan meneliti varian virus virus baru. Masih butuh waktu," katanya kepada merdeka.com, Jumat (25/12).
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
Sejauh ini Indonesia baru meneliti 115 whole genetic virus. Sementara di Inggris, menurut Amin telah melakukan penelitian puluhan ribu genetik virus. Hal itu yang menyebabkan Inggris dan beberapa negara mengonfirmasi varian baru virus Corona dengan cepat.
Jika dibandingkan dengan metode pelacakan mutasi baru dari virus Corona, Amin memastikan tidak ada perbedaan antara Indonesia dengan Inggris atau negara yang telah mengonfirmasi B117.
"Sebetulnya caranya sama. Caranya dengan uji lab sequence artinya cara yang dipakai untuk mendeteksi baik yang di Inggris maupun di Australia atau Singapura itu sama persis seperti yang dilakukan di Eijkman, hanya saja mereka melakukannya lebih massif di Inggris kalau di Indonesia baru 115 virus yang dianalisis kalau di Inggris sudah puluhan ribu," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan, mutasi baru Covid-19 yang ditemukan di Inggris sampai saat ini belum ada bukti telah menyebar di Indonesia. Kendati begitu, dia mengakui pengawasan di Indonesia memang belum secanggih Inggris.
"Saat ini kita simpulkan belum ada bukti varian ini sudah ada atau menyebar di Indonesia," ujar Bambang dalam siaran YouTube BNPB, Kamis (24/12).
Inggris Australia dan Singapura telah mengonfirmasi menemukan varian baru dari Covid-19.
Dia mengatakan, Indonesia perlu mewaspadai penyebaran jenis baru Covid-19 ini. Apalagi, kasus positif dan penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin meningkat.
"Kita harus waspada dengan tingkat peningkatan kasus positif dan juga infeksi makin tinggi kita harus jaga agar varian ini tidak membuat keadaan berat," kata Bambang.
Kendati tingkat penyebaran dan penularan Covid-19 baru ini lebih cepat, belum ada bukti yang menunjukan tingkat keganasan atau tingkat kematian terpapar virus ini lebih tinggi.
"Belum ada bukti tingkat keparahan lebih dan juga tidak menambah tingkat kematian," ucap Bambang.
Hanya saja, yang perlu dikhawatirkan adalah akurasi swab test PCR. Bambang mengatakan, mutasi Covid-19 ini bisa mengurangi akurasi swab test PCR.
"Kalau mesin PCR diagnostik menargetkan gen s maka kemungkinan ada gangguan akurasi dengan adanya varian ini," kata Bambang.
Sementara, apakah mutasi Covid-19 ini akan membuat vaksin tidak efektif, Bambang memastikan tidak akan terganggu.
"Vaksin masih tetap efektif meski ada varian baru ini," ucapnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnya