Eijkman Khawatir Tes PCR Bisa Terganggu Jika Gen Mutasi Virus Corona Berubah
Merdeka.com - Temuan varian baru dari mutasi virus Corona di Inggris, Australia, dan Singapura menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Namun hingga saat ini, pemerintah memastikan B117, varian baru virus Corona, belum ada di Indonesia.
Pemeriksaan secara Polymerase Chain Reaction (PCR) pun dimungkinkan bisa terganggu untuk mendeteksi varian baru ini.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan, potensi adanya gangguan tes PCR terhadap mutasi baru Corona disebabkan perubahan genetik yang terkandung dalam virus tersebut.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan dalam penelitian DNA? Museum melaporkan, para peneliti berhasil mengumpulkan informasi yang memadai tentang delapan tengkorak ini, sehingga membenarkan upaya khusus untuk menemukan keturunan mereka yang khusus. Dalam pemeriksaan tengkorak tersebut, salah satu tengkorak yang menarik perhatian adalah yang bertuliskan 'Akida.' Hal ini mengindikasikan bahwa tengkorak ini pernah dimiliki oleh penasihat terkemuka Mangi Meli, seorang pemimpin yang kuat dari kelompok etnis Chagga pada akhir abad ke-19. Museum mengonfirmasi sampel DNA yang diperoleh dari tengkorak ini secara langsung sesuai dengan keturunan Akida.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
"Seperti kita ketahui dalam tes PCR itu mendeteksi 2 sampai 3 gen sekaligus. Salah satunya mungkin ada yang diarahkan ke gen S nya, tentu itu ada kemungkinan, tidak selalu, artinya ada kemungkinan bisa mengurangi pengenalan primernya terhadap rangkaian gen di virus itu karena sudah ada perubahan," katanya kepada merdeka.com, Jumat (25/12).
Ia menjelaskan mutasi varian baru terjadi di spike protein. Sementara, pada tes PCR yang dilakukan peka dan dapat mendeteksi spike protein, sel utama yang terkandung dalam virus Corona. Jika pada protein S tersebut berubah, Amin menilai perlu ada penyesuaian tes untuk deteksi B117.
"Apabila ternyata mutasi itu mengubah kepekaannya, tentu harus dipertimbangkan untuk menyesuaikan dengan mutasi tadi," ujarnya.
Untuk itu, Amin menegaskan, pihaknya terus melakukan penelitian terhadap sejumlah mutasi-mutasi baru virus, agar pemerintah bisa mengambil langkah cepat dan efektif untuk menekan laju penularan.
Selain gencar melakukan penelitian terhadap mutasi virus, Amin menuturkan, upaya Eijkman mendeteksi B117 pihaknya juga memantau penyintas Covid-19 lebih dari 1 kali.
"Jadi kalau misalnya ada orang yang terinfeksi kedua kalinya atau anak-anak seperti kita ketahui informasinya mutant yang baru ini lebih mudah menginfeksi ke anak-anak kemudian setelah ada gambaran klinis yang berbeda itu kita mesti utamakan dilihat apakah itu disebabkan virus varian baru atau bukan," tandasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPurnawirawan Jenderal polisi bintang tiga itu juga mengatakan Jakarta akan dilanda impor besar-besaran yang akan berdampak langsung pada masyarakat.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya