Eijkman: Terapi Plasma Bukan untuk Pencegahan tapi Pengobatan
Merdeka.com - Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menyampaikan, para ahli dan dokter masih terus berupaya meracik obat mau pun vaksin untuk melawan virus Corona atau Covid-19.
"Vaksin masih belum banyak perkembangan yang bisa di-share. Kalau yang Covid itu sudah dilakukan beberapa ya di RSPAD. Tapi kalau di RS lain mungkin dalam waktu 1 hingga 2 minggu ke depan sudah akan dilaksanakan," tutur Amin saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (14/5).
Menurut Amin, monitoring perkembangan obat yang diberikan kepada pasien Corona sangatlah ketat. Dari situ, tim ahli akan terus menggali rumusan paling tepat dalam meracik obat dan vaksin Covid-19.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
"Bukan uji coba. Sifatnya adalah berbasis penelitian pelayanan. Semua perencanaan, tindakan, laporan, itu harus dicatat dengan baik, harus dijadikan bahan evaluasi," kata Amin.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sendiri juga tengah bersiap menguji temuan vaksin virus Corona ke hewan, sebelum nantinya diuji klinis dan diproduksi massal jika berhasil. Namun, sejumlah negara ada juga yang menggunakan terapi plasma darah alias Convalescent plasma untuk menyembuhkan pasien corona.
Prof Amin Soebandrio menegaskan, terapi plasma tidak bisa untuk mencegah. Teknik menyuntikkan plasma darah pasien Corona yang sudah sembuh ke orang yang masih terinfeksi hanya untuk proses penyembuhan.
"Plasma itu bukan untuk pencegahan, tapi plasma itu untuk pengobatan, tidak boleh dipakai untuk pencegahan. Jadi dia khusus di situ diambil dari donor darah yang sudah sembuh. Ya selanjutnya diberikan kepada mereka yang positifnya dalam kondisi kritis untuk mempercepat penyembuhan, Jadi bukan untuk pencegahan," jelas Amin saat dihubungi merdeka.com, Selasa 12 Mei 2020.
Dia menjelaskan, perbedaannya, kalau plasma darah itu bersifat imunisasi pasif memberikan antibodi dari luar, sedangkan vaksin bersifat imunisasi aktif memberikan antibodi dari dalam.
"Yang kita memberikan vaksin itu supaya orang-orang bisa sembuh dan kemudian dapat memancing meningkatkan daya tahan tubuh," jelas Amin.
Amin menambahkan, jika pengobatan plasma darah ditujukan untuk pasien yang sedang kritis akibat virus Covid-19, terlebih harus menyesuaikan dengan antibodi di antara keduanya yang harus cocok.
"Setelah itu, kalau diberikan ke orang-orang yang sehat-sehat saja manfaatnya tidak terlalu banyak, Karena orang yang gejalanya ringan itu memiliki daya tahan tubuh sendiri," tuturnya.
Sementara itu, Amin menambahkan, pengobatan plasma darah tidak bisa dipakai untuk pengobatan massal, karena terbatas pada jumlah sampel donor darah yang tersedia.
"Nah plasma itu kan jumlahnya tidak terlalu banyak, kalau kita bandingkan orang yang sembuh. Misalnya ada 1000 orang, tidak semuanya bisa menjadi donor kan. Jika semisal donor satu orang bisa dipakai untuk dua orang pasien saja, jadi jumlah maksimumnya cuma dua ribu. Maka dari itu kita dahulukan yang kondisinya kesehatannya kritis," ungkapnya.
Pengobatan ini sudah diuji coba kepada pasien di Indonesia. Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut menyebut ada kemajuan signifikan terhadap penelitian terapi plasma darah untuk menemukan obat virus corona (Covid-19).
"Saya melihat sudah ada kemajuan yang signifikan dalam pengujian plasma. Yang rencananya ini akan dilakukan uji klinis berskala besar di beberapa rumah sakit," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Senin 11 Mei 2020.
"Juga stem cell untuk menggantikan jaringan paru yang rusak," sambungnya.
Bukan hanya itu, Jokowi mengungkapkan kemajuan signifikan juga terjadi terhadap penelitian whole genome sequencing. Penelitian ini untuk mengamati secara detail jenis virus Corona yang menjangkit di Indonesia.
Jokowi berharap dengan penelitian ini, Indonesia bisa menuju tahap selanjutnya. Yakni menemukan vaksin corona yang sesuai dengan Indonesia.
"Ini tahapan yang sangat penting dalam menuju tahap berikutnya untuk menemukan vaksin yang sesuai dengan negara kita," jelasnya.
Kepala Negara meminta seluruh pihak mendukung hasil riset dan inovasi-inovasi yang ditemukan dalam rangka penanganan corona. Misalnya, dengan memudahkan proses perizinan.
"Proses-proses perizinan dilakukan cepat dan dan juga disambungkan dengan industri. Baik itu BUMN maupun swasta," tutur Jokowi.
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaSejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.
Baca SelengkapnyaTransfusi darah putih adalah prosedur medis yang melibatkan pemberian sel darah putih dari donor ke penerima untuk mengatasi defisiensi.
Baca SelengkapnyaIni merupakan sebuah rekor penciptaan virus yang mampu 'membasmi' manusia dalam 3 hari.
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca Selengkapnya