Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ekonom Paparkan Penyebab Neraca Perdagangan Indonesia Terus Terpuruk

Ekonom Paparkan Penyebab Neraca Perdagangan Indonesia Terus Terpuruk Fuad Bawazier di Media Center Prabowo-Sandi. ©2018 Merdeka.com/Genan

Merdeka.com - Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengatakan, neraca dagang Indonesia kembali mengalami defisit. Penyebabnya, karena Indonesia saat ini tidak memiliki ekspor andalan. Akibatnya, pemerintah tidak bisa menahan defisit.

Dia mengungkap, pada bulan November ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca dagang mencapai US$ 2,05 miliar, terparah sejak 2013. Kondisi ini semakin memperhatinkan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Pertama defisit itu utamanya karena ekspor kita melemah, kita tidak punya ekspor andalan, orde baru kita punya komoditas ekspor andalan dan dikawal oleh pemerintah dan itu berhasil (seperti) playwood, tekstil kita jalan. (Sekarang) Ini nggak ada,” kata Fuad dalam diskusi bertajuk 'Menilik Defisit Neraca Perdagangan, Pajak dan Kondisi Bisnis Indonesia' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya 35, Jakarta Selatan, Rabu (19/12).

Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini menilai kebijakan ekonomi untuk menaikkan nilai ekspor serta valuta asing tak dijalankan dengan baik, serta tidak dikawal seperti pada pemerintahan sebelumnya. Sehingga, kata dia, desifit neraca perdagangan tak terbantahkan.

"Paket kebijakan ekonomi yang sudah bertumpuk itu, itu satu meningkatkan ekspor, satu valuta asing, cuma ini semua di atas kertas, diunumin sendiri enggak jalan," ucap dia.

Politikus Partai Gerindra itu menambahkan, kebijakan penerapan B20 atau pencampuran 20 persen minyak sawit ke solar tidak berdampak besar. Bahkan, biang kerok defisit dagang saat ini paling besar disumbang pada sektor migas. Yaitu, kata Fuad, impor migas per-November masih bengkak dan menyumbang defisit US$ 1,5 miliar. Sepanjang bulan Januari-November pun tercatat defisit sudah mencapai US$ 12,15 miliar atau setara Rp 176 triliun.

"Untuk mengurangi neraca perdagangan makanya ada B20, itu enggak jalan, angka itu tidak pengaruh B20, kalau dikasih B20 rusak mesin kita, itu memang untuk bantu (harga) sawit yang jatuh," ujar Fuad.

Menurutnya, migas selalu menjadi biang kerok defisit neraca perdagangan dikarenakan pada saat ini masih kurang eksplorasi. Sehingga pemerintah selalu melakukan impor Bahan Bakar Minyak (BBM)

"Defisit neraca perdagangan itu berkaitan dengan inpor BBM, kita konsumsi kurang 1,6 juta barel, produksi kita 750 ribu barel, orde baru kita kebalik makanya jadi anggota opec, sekarang kebalik, ini sesuatu yang salah, menurut ahli minyak anda masih banyak (sumber minyak), berarti ada kebijakan eksplorasi yang tidak menenai," paparnya.

Lebih lanjut, perilaku koruptif dari pejabat juga menghambat kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah.

"Karena penyakit korupsi, menegakan pemerataan tidak bisa, melakukan perbaikan ekspor tidak bisa, impor ditekan tidak bisa," tandas Fuad.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Global Terguncang, Ekspor-Impor RI Merosot
Ekonomi Global Terguncang, Ekspor-Impor RI Merosot

Meskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.

Baca Selengkapnya
Top! Neraca Dagang Indonesia Kembali Surplus 41 Bulan Berturut-turut
Top! Neraca Dagang Indonesia Kembali Surplus 41 Bulan Berturut-turut

Catatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, Ekspor 2023 Diperkirakan Tak Setinggi Tahun Lalu
Harga Komoditas Anjlok, Ekspor 2023 Diperkirakan Tak Setinggi Tahun Lalu

Tren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.

Baca Selengkapnya
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 50 Bulan Berturut-Turut
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 50 Bulan Berturut-Turut

Surplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.

Baca Selengkapnya
FOTO: Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Turun, Ini Faktor Pemicunya
FOTO: Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Turun, Ini Faktor Pemicunya

BI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.

Baca Selengkapnya
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram

Transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.

Baca Selengkapnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 42 Bulan Berturut-turut Meski Kinerja Ekspor Anjlok
Neraca Dagang Indonesia Surplus 42 Bulan Berturut-turut Meski Kinerja Ekspor Anjlok

Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Daya Beli Masyarakat Turun, Mendag Usul Salurkan Bansos hingga Subsidi
Daya Beli Masyarakat Turun, Mendag Usul Salurkan Bansos hingga Subsidi

Pemerintah perlu memberikan bantuan bagi kelas menengah untuk mendorong daya beli kelompok masyarakat itu kembali bangkit.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pengakuan Sri Mulyani, Indonesia Telah Jadi Korban Kekacauan Dunia Disorot Jokowi
VIDEO: Pengakuan Sri Mulyani, Indonesia Telah Jadi Korban Kekacauan Dunia Disorot Jokowi

Kekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah

Baca Selengkapnya
BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 55 Bulan Berturut-Turut
BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 55 Bulan Berturut-Turut

Neracar perdagangan Indonesia pada bulan November 2024 tembus USD4,47 miliar atau sekitar Rp64 triliun.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya

Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.

Baca Selengkapnya
Ngerinya Deflasi 2024 Kalahkan 1999 dan 2008: Jadi Sinyal Ekonomi Tak Baik-Baik Saja
Ngerinya Deflasi 2024 Kalahkan 1999 dan 2008: Jadi Sinyal Ekonomi Tak Baik-Baik Saja

Kenaikan inflasi pada sektor transportasi turut memperburuk daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya