Eks anggota KPI: Sebar berita hoax soal bom tak cukup dengan ralat
Merdeka.com - Kasus teror di Sarinah tanggal 14 Januari kemarin menyisakan trauma mendalam bagi masyarakat Indonesia. Terlebih saat kejadian mencekam, banyak berita simpang siur adanya ledakan susulan di beberapa titik di Jakarta yang pada akhirnya dikonfirmasi oleh pihak kepolisian sebagai kabar bohong atau hoax.
Mantan Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yazirwan Uyun menyayangkan adanya sejumlah media TV dan radio yang telah menyiarkan kabar hoax walaupun kemudian telah meralat berita tersebut. Pemberitaan di media elektronik (TV dan radio) tidak sama dengan pemberitaan di media cetak.
"Begitu juga ralat di media cetak tidak sama dengan TV dan radio. Karekteristik medianya saja berbeda. Jika media cetak melakukan kesalahan, ralat dapat dilakukan dan orang dengan mudah membaca ralat tersebut pada halaman tertentu dan dapat membacanya berkali-kali. Sehingga pembaca mendapat penjelasan yang jernih," kata Yuzirwan dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (17/1).
-
Mengapa klaim tersebut diragukan? Dalam artikel juga tidak ditemukan adanya narasi yang menyebut Jokowi dan Listyo SIgit mencopot Polda Jabar karena membatalkan sidang tersangka Pegi.
-
Kenapa video tersebut diklaim tidak benar? Sehingga secara keseluruhan isi dan narasi video tidak ada kaitannya dengan Anies yang ditetapkan sebagai tersangka terkait JIS.
-
Mengapa klaim gambar hoax ini keliru? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang 'tak terelakkan' antara keduanya.
-
Dimana terjadi kesalahan siaran audio? Dalam audio tersebut, terdengar seorang dokter memberi nasihat medis tentang keadaan darurat medis kepada salah satu kru yang mengalami penyakit dekompresi.
-
Kenapa berita hoaks tentang Kominfo diklaim tidak benar? Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Kenapa Yaqut tidak mau cabut pernyataan nya? 'Saya sangat hormat sama beliau, tapi untuk satu hal itu ya. Untuk apa mencabut omongan saya yang menyarankan kepada publik agar melihat track record calon pemimpin agar jangan hanya terpesona dengan janji-janji dengan mulut manis, mencabut itu saya enggak mau' kata Yaqut, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/10).
Contoh berita hoax yang terjadi saat ledakan bom Sarinah seperti adanya pemberitaan ledakan juga terjadi di Palmerah dan tempat lainnya. Padahal kepolisian sudah mengonfirmasi bahwa hal itu tidak ada.
Menurut Yuzirwan, tentu yang demikian sangat meresahkan dan menjadikan trauma di masyarakat. Oleh karena itu, media TV dan radio tidak cukup melakukan ralat pemberitaan.
"Setiap detik berita di TV dan radio berganti tanpa meninggalkan jejak bagi pemirsanya dan dampaknya terus bergulir. Kalaupun ralat dilakukan, tidak menjamin pemirsa menonton dan mendengar ralat tersebut. Bisa jadi setelah menonton dan mendengar berita tersebut pemirsa langsung beranjak dalam kepanikan," jelasnya.
"Maka kalau TV dan radio melakukan ralat pun harus dilakukan berkali-kali sepanjang hari tergantung dampak yang telah ditimbulkan. Mengenai frekuensi penayangan ralat ditentukan oleh redaksi media yang bersangkutan. Itupun tidak membebaskan TV dan radio atas kesalahan yang telah dilakukan," tambahnya.
Berkaca pada negara-negara lain, pengawasan terhadap media ekektronik lebih ketat daripada media cetak apalagi TV free to air. Pengawasan yang agak longgar adalah untuk TV kabel dan satelit karena sifatnya berlangganan.
"Berkaca dari hal tersebut, saya menyimpulkan televisi dan radio tidak bebas dari kesalahan setelah melakukan ralat. Sejak awal menjadi jurnalis, saya selalu didoktrin oleh para senior dan sumber pustaka yang saya rujuk bahwa pekerjaan jurnalis tidaklah mudah, pemeriksaan/kroscek menjadi sangat penting. Sekali jurnalis dan media memberitakan tidak akurat maka krebilitas jurnalis dan media akan runtuh di hadapan pemirsa. Menanggapi sanksi yang dijatuhkan KPI, itu sudah sesuai dengan aturan P3SPS," terangnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca Selengkapnya"Pengkapan Palti Hutabarat memakai pasal tersebut jelas keliru. Saya harus mengoreksi kesalahan polisi ini," kata Henri
Baca SelengkapnyaCEO KBA News, Ramadhan Pohan menyatakan nama medianya telah dicatut untuk menyebarkan informasi tersebut
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan
Baca SelengkapnyaBeredar video yang menyebut KPK menggeledah rumah Cak Imin dan menemukan duit Rp2,2 triliun
Baca SelengkapnyaRoy Suryo dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Perwakilan Pilar 08.
Baca SelengkapnyaAiman mengaku bukan polisi tidak netral dalam Pemilu, melainkan oknum
Baca SelengkapnyaCak Imin sebelumnya menilai pernyataan Menag Yaqut itu selayaknya omongan buzzer yang tidak pantas keluar dari mulut menteri.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan kondisi di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat hari ini aman.
Baca SelengkapnyaWakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat meralat ucapannya terkait isu Kapolri memerintahkan Dirbinmas untuk memenangkan paslon 02
Baca Selengkapnya