Eks intelijen: Tugas intel sekarang tak semudah era Orde Baru
Merdeka.com - Mantan anggota Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin), Soeripto mengatakan, tugas intelijen dalam menganalisa keadaan saat ini tidak semudah seperti zaman Orde Baru. Menurutnya, kondisi sekarang sudah dalam keadaan sangat gawat.
"Menganalisa keadaan tidak semudah zaman Orde Baru, karena saat ini serba keterbukaan. Jika salah informasi bisa menimbulkan kesesatan atau black propaganda," kata Soeripto di Restoran Dapur Selera, Jakarta, Minggu(31/3).
Mantan Sekjen Departemen Kehutanan dan Perkebunan periode 1999-2001 ini menilai, dampak besar akan lalainya kinerja intelijen sudah mulai terasa. Salah satu contohnya, kasus pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, yang dilakukan oleh puluhan personel TNI. Selain itu, kasus penembakan empat tahanan di Lapas Cebongan, DIY.
-
Kenapa informasi yang salah berbahaya? 'Sering kali orang terdekat justru memberikan informasi yang tidak terbukti kebenarannya sehingga menghalangi para pejuang kanker payudara mendapatkan pengobatan lanjutan,' jelasnya.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Mengapa penghindaran berita meningkat? Para penulis laporan ini memperkirakan kenaikan angka ini disebabkan oleh berita perang di Ukraina dan Timur Tengah. Saat ini, penghindaran berita berada pada tingkat rekor tertinggi.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Dimana hoaks tentang Kominfo beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
"Artinya kita harus duduki persoalannya dan harus ambil tindakan. Sekarang kita harus bisa menganalisa keadaan. Saya tidak tahu intelijen ini mengamati keadaan ataukah serampangan memantau keadaan," tegas dia.
Oleh sebab itu, dia mengimbau kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar segera menuntaskan kasus-kasus yang bersinggungan langsung dengan aparat penegak hukum. Jika kasus kekerasan tersebut terus terjadi, lanjut Soeripto, maka keutuhan Indonesia akan semakin terancam.
"Dikhawatirkan bahwa ke depannya ini akan berpotensi dis-integrasi akan semakin banyak. Peristiwa lagi yang terjadi menyebabkan negara kita rawan dan mengkhawatirkan. Intelijen itu hanya salah satu sumber informasi mengambil keputusan," tandasnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munculnya sentiman terhadap Sjafrie adalah permainan pihak tertentu.
Baca SelengkapnyaBahkan, banyak negara di dunia yang mengalami kekacauan karena tidak bisa menyaring konten hoaks di dunia digital.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaBanyak yang bilang pedagang keliling yang bawa HT adalah intel, bagaimana faktanya?
Baca Selengkapnya"Kedepan kita tahu tantangan akan makin berat. Ada apa dikit viralkan ke depan makin banyak tuntutan masyarakat itu," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaRuang virtual ini menjadi satu-satunya tempat ‘aman’ membahas pergolakan politik Indonesia.
Baca SelengkapnyaMulanya, Herindra menekankan pentingnya koordinasi intelijen daerah dari berbagai instansi. Sebab, masih terlihat sikap sektoral di lapangan.
Baca SelengkapnyaMenyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca Selengkapnya