Eks Kapolri sarankan pemerintah temui tokoh yang disegani Abu Sayyaf
Merdeka.com - Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Da'i Bachtiar menyarankan agar pemerintah tidak mengeluarkan uang untuk menebus 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Hal yang harus dilakukan yaitu mencari siapa tokoh kelompok Abu Sayyaf.
"Temui tokoh yang diterima pemerintah dan Abu Sayyaf. Cari dan temui tokoh itu," kata Da'i ditemui usai Wisuda Universitas Pancasila Semester Gasal tahun 2015/2016, Selasa (12/4).
Setelah tokoh yang dimaksud ketemu, maka langkah selanjutnya adalah melakukan komunikasi hingga mendapatkan jalan keluarnya. Lebih lanjut, Da'i Bachtiar menyarankan agar dilakukan pendekatan secara personal yang disertai dengan penjelasan yang rasional.
-
Bagaimana cara Sahroni meminta Polres Jakut untuk bertindak? 'Ini parah, makin hari aksi pencurian makin keji dan brutal. Karenanya, saya minta Polres Jakut segera cari dan tangkap pelaku. Karena dia (pelaku) harus segera mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Pastikan dihukum berat.'
-
Mengapa Sahroni mendesak polisi menangkap pelaku? 'Ini parah, makin hari aksi pencurian makin keji dan brutal. Karenanya, saya minta Polres Jakut segera cari dan tangkap pelaku. Karena dia (pelaku) harus segera mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Pastikan dihukum berat.'
-
Siapa yang Sahroni minta untuk menggandeng pengawas independen? Pada kesempatan ini, Sahroni meminta kepada Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto dan Kepala BNNP Rohmad Nursahid untuk menggandeng pengawas independen dalam memastikan bahwa narkoba yang dimusnahkan bukan barang lain.
-
Kenapa Ahmad Sahroni meminta pelaku dijerat pasal pembunuhan berencana? 'Sadis sekali, betapa mudahnya hari gini merenggut nyawa manusia. Apalagi anak ini tidak berdosa, tidak ada hubungannya dengan apa yang dialami pelaku,' ujar Sahroni, Rabu (28/2). 'Maka saya minta aparat penegak hukum menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan berencana. Karena ini memang sudah direncanakan, pelaku sudah tahu bagaimana cara untuk menutupi jejak kejahatannya,' tambah Sahroni.
-
Mengapa evakuasi WNI dilakukan melalui jalur darat? Proses evakuasi pertama WNI dari Lebanon dilakukan melalui jalur darat dan difokuskan kepada mereka yang memang ingin dievakuasi.
-
Siapa yang memimpin operasi penangkapan DN Aidit? Pasukan Brigif IV Diponegoro akhirnya menemukan Aidit bersembunyi dalam sebuah rumah milik A Kasim di Desa, Sambeng, Solo.
"Menghadapi mereka tidak boleh kalah," ungkapnya.
Dirinya meyakini dengan pola tersebut maka para sandera bisa dilepaskan. Hal itu bukanlah bualan karena dirinya pernah melakukan penyelamatan terhadap WNI yang menjadi korban penyanderaan beberapa tahun lalu.
"Saat itu ada nakhoda dan krunya yang dibajak, mereka WNI tetapi berbendera Malaysia. Pemerintah bisa membebaskan tanpa membayar (tebusan)," kisahnya.
Pola penyelamatan serupa, kata Da'i Bachtiar bisa ditiru untuk membebaskan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf saat ini. Dirinya meyakini keberhasilan serupa bisa dilakukan dengan bantuan bersama.
"Menghadapi perlawanan seperti itu kuncinya adalah bantuan rakyat. Jangan paksakan cara militer karena saya yakin 10 orang yang disandera itu belum tentu berada dalam satu tempat," pungkasnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Brigadir Setyo Herlambang ajudan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Aditya Jaya ditemukan tewas bersimbah darah.
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaCerita kehidupan dari keduanya menarik perhatian komandan.
Baca SelengkapnyaIbas mengutuk keras kasus penculikan dan penganiayaan Paspampres terhadap pemuda Aceh.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo buka suara soal keinginan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ingin bertemu dirinya
Baca SelengkapnyaAnggota DPR RI asal Aceh M. Nasir Djamil, meminta pelaku diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi anggota TNI.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku heran dituding mengintimidasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaUnggahan Brigjen Adi Vivid bagikan foto lawas bersama sang ayah.
Baca SelengkapnyaDudung menambahkan, ia tidak keberatan jika ada lembaga lain yang meminta peradilan koneksitas. Ia justru mendorong hal tersebut.
Baca SelengkapnyaJenderal Dudung memastikan, hukuman militer akan lebih berat dibanding hukuman sipil.
Baca SelengkapnyaMomen ibunda Imam Masykur bertemu anggota TNI anggota Paspampres yang bunuh anaknya.
Baca SelengkapnyaAnang mengaku mendapat panggilan dari sejumlah parpol untuk seleksi Pilkada Kalsel 2024.
Baca Selengkapnya