Eks Menkes Siti Fadilah Disuntik Vaksin Nusantara
Merdeka.com - Mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari menerima suntikan sel denditrik atau vaksin Nusantara di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Dia disuntik langsung oleh penggagas vaksin Nusantara, Terawan Agus Putranto.
“Sebagai relawan penelitian vaksin imunoterapi dari dr Terawan, hari ini saya disuntik sel dendritik saya sendiri yang diambil dari darah saya sendiri 8 hari yang lalu sebanyak 40 cc,” katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (23/4).
Siti menyebut, penyuntikan vaksin Nusantara berjalan lancar. Dia mengaku tak mengalami efek samping apapun setelah disuntik vaksin Nusantara.
-
Mengapa Siti dan Sudin dirawat dengan baik? Saat beristirahat di malam hari, Siti dan Sudin dirawat dengan sangat baik. Mulai dari mendapatkan segala jenis pakan mulai dari buah lokal hingga pakan dari hutan serta susu.
-
Kenapa Futri tidak terlalu memikirkan respon negatif? Meskipun dulu menerima komentar pro dan kontra terkait kedekatannya dengan Verrell Bramasta, Futri tidak terlalu memikirkan respon negatif tersebut dan justru lebih fokus pada diri sendiri.
-
Mengapa wanita itu tidak takut? “Itu membuatku tertawa. Aku tahu beberapa orang akan ketakutan, tapi saya terbiasa dengan hal ini.“
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
-
Kenapa usaha Fitri sukses? Keberhasilan pertamanya datang ketika banyak teman dan tetangga mulai menitipkan belut untuk dijual kembali. Fitri yang awalnya hanya menjadi pengepul, akhirnya melihat peluang untuk mengolah peyek tersebut menjadi produk camilan peyek belut.
-
Apa usaha yang sukses dijalankan Fitri? Fitri dan suami memulai usaha peyek belut pada tahun 2005.
“Seperti suntikan biasa. Tidak ada yang saya rasakan sama sekali,” ujarnya.
Setelah menjalani penyuntikan sel denditrik, Siti menunggu jadwal pengambilan sampel darah untuk membandingkan kadar antibodi sebelum dan sesudah divaksin. Usai sampel darah diambil, dia akan menjalani pemeriksaan laboratorium lanjutan sebagai bagian pengembangan vaksin Nusantara.
“Saya sudah diberi jadwal untuk kembali ke RSPAD lagi untuk melanjutkan pemeriksaan lab dalam rangka penelitian vaksin Nusantara,” jelasnya.
Sebelumnya, Siti mengaku bersedia menjadi relawan uji klinik fase dua vaksin Nusantara karena pengembangannya cukup inovatif. Selain itu, penelitian vaksin gagasan Terawan itu berbeda dengan pengembangan lainnya.
"Harapan saya kalau memang uji klinik ini mendapatkan hasil yang positif, artinya hipotesis dr Terawan terbukti," ujarnya.
Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum memberikan izin uji klinik tahap dua vaksin Nusantara. Sebab, uji klinik fase satu sel denditrik itu belum sesuai standar pengembangan vaksin.
"Saya kira penilaian BPOM sudah final dan kami menunggu koreksi yang sudah akan dilakukan," katanya dalam konferensi pers, Jumat (16/4).
Mengenai sikap peneliti vaksin Nusantara yang tetap melanjutkan uji klinik fase dua, BPOM enggan menilai. Menurut BOPM, pihaknya tak memiliki kewenangan untuk menilai tahapan pengembangan vaksin yang seharusnya belum dilakukan.
"Apa yang sekarang terjadi itu tentunya di luar BPOM, bukan kami menilai itu. BPOM melakukan pendampingan saat uji klinik sesuai dengan standar-standar good clinical trial yang berlaku internasional, yang berlaku umum," ujarnya.
Sebagai informasi, temuan BPOM, uji klinik fase satu vaksin Nusantara belum sesuai standar. Di antaranya, pembuatan vaksin Nusantara tidak steril. Selain itu, data keamanan uji klinik fase satu vaksin Nusantara dihilangkan peneliti.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaLayanan vasektomi dapat diakses oleh seluruh masyarakat secara gratis di semua fasilitas kesehatan (faskes).
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaPerisitiwa ini bermula ketika pasien merasakan sakit di dada dan badan juga terasa lemas.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca Selengkapnya