Eks Mensos Juliari Bantah Minta Jatah Rp10.000 ke Vendor: Saya Baru Tahu Ada Ini
Merdeka.com - Mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara menegaskan tidak mengetahui terkait adanya pungutan fee senilai Rp10.000 dari setiap vendor pengadaan bansos Covid-19.
"Saya baru tahu ada kasus ini, sebelumnya tidak pernah," tutur Juliari saat bersaksi di PN Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (9/7).
Selama proses pengadaan bansos Covid-19, Juliari melanjutkan, dirinya tidak pernah menerima laporan adanya pungutan fee. Dia baru mengetahui hal tersebut setelah kasusnya bergulir di KPK.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja sama pencegahan korupsi BPJS Ketenagakerjaan? Diketahui BPJS Ketenagakerjaan telah menjalin kerja sama dengan KPK sejak tahun 2016 melalui penandatanganan komitmen pencegahan korupsi terintegrasi. Kerja sama itu ditandatangani langsung Direktur Utama dan Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan bersama Ketua KPK pada tahun 2016.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja sama BPJS Ketenagakerjaan? BPJS Ketenagakerjaan dan 11 Anggota Luar Biasa (ALB) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menjalin kerja sama dalam perlindungan pekerja.
-
BUMN dan BUMS punya tujuan apa? BUMS sendiri didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
-
Apa tugas Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Dimana Kemenkumham menyampaikan permintaan terkait kemudahan berbisnis? Pernyataan tersebut disampaikan pada sesi Investing in Indonesia: Strengthening The Legal Regime and Infrastructure to Support The Business Environment, and to Ensure Legal Certainty in the Settlement of Disputes yang merupakan rangkaian kegiatan AALCO.
-
Siapa yang ngajak kolaborasi sama Kemenkeu? Ditambahkan Founder Jagoan Banyuwangi, Dias Satria, kolaborasi bersama Kemenkeu ini akan dimulai pada Jagoan Banyuwangi edisi ke-empat, yang akan dimulai bulan Juni 2024.
"Tidak pernah," ujar dia.
Juliari juga membantah melakukan praktik titip vendor dalam pengadaan bansos Covid-19. Urusan vendor selalu diarahkan kepada pihak yang memang menangani berbagai hal terkait pengadaan bansos.
"Saya pernah sampaikan hanya agar BUMN atau BUMD dan mereka miliki koordinasi bisnis tak terlalu jauh dari pekerjaan tersebut agar diberikan kesempatan, kalau lain-lain biasanya hubungi saya lewat Whatsapp, saya sampaikan agar mereka datang langsung ke Kemensos dan silakan saja hubungan sama pihak terkait," kata Juliari.
Selain itu, Juliari juga menjelaskan bahwa uang yang diberikan kepada Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kendal, Akhmad Suyuti senilai Rp500 juta merupakan uang pribadinya dan diserahkan dalam bentuk dollar Singapura dengan dititipkan lewat stafnya yakni Kukuh Ariwibowo.
"Uang pribadi saya. Saya nggak berikan ke Suyuti, tapi lewat Kukuh. Saya panggil kukuh ke rumah pribadi saya. Lupa (waktunya), pokoknya beberapa hari sebelum keberangkatan (ke Jawa Tengah)," beber Juliari.
Perjalanan menggunakan transportasi non reguler pun lantaran dalam kondisi darurat, sehingga wajar menggunakan pesawat sewaan untuk kunjungan kerja. Juliari lantas membantah telah melakukan pengadaan jet pribadi.
"Saya sampaikan koordinasi ke Biro Umum (untuk sewa)," jelasnya.
Lebih lanjut, Juliari mengaku ikut meninjau penyaluran bansos Covid-19 bersama Menko PMK dan juga kepala daerah. Dalam prosesnya, tidak ada warga yang mengeluhkan paket bansos dan meminta masyarakat untuk mengembalikannya jika ada yang rusak.
"Hotline, ada nomor WhatsApp email juga yang kita buat dalam rangka pengaduan terkait bansos," kata Juliari.
Reporter: Nanda PerdanaSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Juliari menuturkan bahwa awal mula gagasan program BSB, yaitu cadangan beras Bulog yang cukup tinggi saat COVID-19.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal mendalami informasi yang disampaikan pada sidang perkara suap dan gratifikasi di Kementan itu.
Baca SelengkapnyaDPR akan memanggil Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan buntut pernyataannya terkait bantuan sosial (bansos) berasal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaDua tersangka itu yakni Budi Susanto (BS) dan April Churniawan (AC).
Baca Selengkapnya