Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Eks Napiter Ungkap Pola Rekrutmen Teroris di Media Sosial

Eks Napiter Ungkap Pola Rekrutmen Teroris di Media Sosial Lokasi ledakan di gereja katedral Makassar. ©2021 AFP/INDRA ABRIYANTO

Merdeka.com - Mantan narapidana terorisme (napiter), Haris Amir Falah mengungkap saat ini rekrutmen teroris lebih mudah dilakukan di media sosial. Dia menjelaskan yang sering digunakan para teroris untuk merekrut yaitu dengan menggunakan aplikasi pesan telegram dan facebook.

"Ada beberapa media sosial yang menjadi alat yang mereka lakukan secara intensif, misalnya telegram, maaf saya harus sebutkan itu, media sosial itu, di facebook juga digunakan," katanya pada saat diskusi dengan tema 'Besatu Melawan Teror' dalam akun YouTube Sindo Trijaya, Sabtu (3/4).

Dia mengatakan orang bisa direkrut tanpa tatap muka dengan media sosial. Mereka bisa membina dan melakukan baiat tanpa harus bertemu.

Orang lain juga bertanya?

"Betul, sekarang itu karena teknologi sudah canggih orang bisa direkrut tanpa bertemu muka, mereka bisa aktif tanpa birdialog, mereka bisa dibina lewat media sosial. Jadi orang tanpa bertemu jadi dia bisa menjadi seorang pengantin," ungkapnya.

Dia mengatakan sistem baiat saat ini tidak perlu bertemu. Mereka kata Haris bisa melakukan dengan cara baiat gaib. Menurut dia dengan cara tanpa tatap muka doktrin tersebut bisa terjadi.

"Iya boleh dibilang pelaku dan korban, artinya ada karena ada usaha yang terprogram yang mencari mangsa dan merekrut, kemudian membina, karena sistem baiat itu tidak perlu bertemu, mereka bisa melakukan baiat gaib, mereka bisa bertemu dengan pimpinan, bisa di kamar sendirian, kemudian berbaiat, mereka sudah terikat dengan program itu," bebernya.

Perekrutan Menyasar Milenial

Sementara itu, dia juga tidak menepis perekrutan tersebut juga menyasar generasi milenial. Hal itu dia alami juga pada saat SMA.

"Saya dulu direkrut ketika saya SMA, karena sedang mencari jati diri, ingin menunjukkan kehebatan dan kemudian bertemu lah apa yang mereka punya bertemu dengan dokrin-dokrin bisa menyalurkan apa keinginannya," ungkapnya.

Dia juga mengatakan hingga kini perekrutan para milenial masif dilakukan. Hal tersebut terlihat dengan adanya kasus teror yang dilakukan di Mabes Polri, Jakarta serta para anak-anak yang baru saja bebas usai menjalani hukum lantaran melakukan aksi tindakan teror.

"Sampai sekarang anak-anak muda sangat luar biasa yang direktur, saya 3 hari lalu juga ke LP gunung sindur sebagai besar baru keluar masih 22,23, paling tua 25 tahun," tambahnya.

Sementara itu dia pun enggan membeberkan siapa otak dari perekrutan tersebut. Sebab dia mengatakan saat ini yang memegang kendali adalah orang yang takut mati.

"Yang megang remotnya para pembinanya lah. Ya itulah disayangkannya ya, orang-orang dibikin berani mati tapi dia hanya berani hidup," ungkapnya.

Pandemi Dimanfaatkan Meneror

Haris mengatakan pandemi Covid-19 menjadi salah satu momentum yang dilakukan para teroris untuk menjalankan aksinya. Sebab dia menilai para pelaku adalah orang-orang yang tidak memiliki rasa kemanusian.

"Justru itu dimanfaatkan (Pandemi), ini justru orang-orang sudah mati rasa kemanusiaannya," kata dia.

Dia menjelaskan para aksi teror beraksi dengan cara menciptakan dan bertemu momentum. Walaupun demikian dia mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi bersamaan.

"Sangat boleh jadi dua-dua itu bisa terjadi, mungkin orang ingin menciptakan sebuah momentum karena ada isu-isu yang kelihatannya kacamata orang-orang radikal ini ketidak adilan seperti itu," ungkapnya.

"Jadi momentum itu kalau mau diciptakan mahal, mereka lebih memilih bertemu dengan momentum," tambahnya.

Sementara itu, dia juga menilai dua wasiat yang ditulis dari aksi teror di Makassar dan Mabes Polri Jakarta adalah sebuah konten utama untuk melakukan perekrutan. Yaitu dengan mengaungkan kalimat-kalimat menyerang yang menilai bahwa aparat, Presiden, Polisi, TNI mereka harus diserang.

"Makanya saya sebut orang ini ada jaringan atau tidak, bagi saya persoalan ini mereka melakukan penyimpangan dalam agama ini paling berat," bebernya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Siap-Siap Para Jago IT, TNI Buka Rekrutmen untuk Perkuat Satuan Siber Buntut Peretasan Data BAIS
Siap-Siap Para Jago IT, TNI Buka Rekrutmen untuk Perkuat Satuan Siber Buntut Peretasan Data BAIS

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto membuka rekrutmen khusus untuk masyarakat yang memiliki kemampuan terkait IT.

Baca Selengkapnya
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri

Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis

Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.

Baca Selengkapnya
Pentingnya Menangkal Konten Radikalisme di Media Sosial
Pentingnya Menangkal Konten Radikalisme di Media Sosial

Dia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Karyawan KAI Pendukung ISIS: Aktif Sebarkan Konten Propaganda Terorisme
Fakta Baru Karyawan KAI Pendukung ISIS: Aktif Sebarkan Konten Propaganda Terorisme

Kasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada

Baca Selengkapnya
Terbongkar Modus Jual Beli Rekening Sasar Warga di Kampung, Dijual ke Bandar Judi
Terbongkar Modus Jual Beli Rekening Sasar Warga di Kampung, Dijual ke Bandar Judi

Pelaku akan menyerahkan rekening yang jumlahnya bisa ratusan kepada pengepul.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Diminta Terapkan 2 Metode Ini Saat Rekrut SDM untuk Angkatan Siber TNI
Pemerintah Diminta Terapkan 2 Metode Ini Saat Rekrut SDM untuk Angkatan Siber TNI

Panglima TNI menyebut angkatan siber bakal berbeda dengan satuan-satuan lainnya di TNI karena akan lebih banyak diisi oleh personel sipil.

Baca Selengkapnya
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme

Noor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kombes Hengki Bongkar Pemasok Senjata Teroris Bekasi, Berlokasi di Semarang Bukan Polisi
VIDEO: Kombes Hengki Bongkar Pemasok Senjata Teroris Bekasi, Berlokasi di Semarang Bukan Polisi

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi memberi klarifikasi terkait penangkapan tiga polisi.

Baca Selengkapnya
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran

Kepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kapolri Jenderal Sigit Bicara Bahaya Narkoterorisme: Begitu Ada Teman Ubah Kebiasaan, Tolong Ikuti
Kapolri Jenderal Sigit Bicara Bahaya Narkoterorisme: Begitu Ada Teman Ubah Kebiasaan, Tolong Ikuti

Jenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.

Baca Selengkapnya