Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Eks Panglima Jihad Maluku anggap kelompok Santoso sudah menyimpang

Eks Panglima Jihad Maluku anggap kelompok Santoso sudah menyimpang Jumu Tuani (kanan). ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Mantan Panglima Operasi Pusat Komando Jihad Maluku (PKJM), Jumu Tuani, meminta kepada kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso, serta anak buahnya supaya segera menyerah. Dia menganggap tindakan Santoso yang membantai kaum muslimin bukan jihad.

"Santoso dan kawan-kawan sebaiknya segera menyerah. Yang mereka lakukan bukan jihad. Perilakunya itu bukan mujahid tapi mukhorib. Aksi-aksi seperti ini, memberontak dan membantai kaum muslimin, itu sudah haram hukumnya," kata Jumu Tuani di Malang, Selasa (26/4).

Selama ini, Santoso melakukan kekerasan (fa'i) buat mendukung pendanaan perjuangan. Alasan itu menurut Jumu sudah sesat, karena membantai kaum muslim dan umat lain yang sama sekali tidak memusuhi mereka.

Orang lain juga bertanya?

"Dana hasil merampok mereka klaim sebagai fa'i. Motor pelat merah dicuri, motor orang ke masjid dicuri, tidak peduli agamanya apa. Mereka halalkan. Harta orang kafir secara membabi buta dirampas," ucap Jumu.

Padahal, lanjut Jumu, situasi Indonesia sama sekali tidak dalam kondisi peperangan seperti dimaksud dalam Alquran. Bahkan menurut dia, ketika ada kaum muslim sedang salat, atau orang tidak bersenjata, tetap dibantai Santoso.

Jumu menyatakan, kelompok Santoso selama ini berasumsi Indonesia sebagai negara kafir, sehingga harus diperangi. Sayangnya, sikap bermusuhan itu juga ditujukan kepada orang-orang tidak sepaham dengannya.

"Kelompok Poso memang yang paling aktif melakukan fa'i. Mereka adalah kelompok NII yang sekarang sudah berbaiat kepada ISIS. Mereka benar-benar menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan," imbuh Jumu.

Jumu juga meminta Santoso dan kawan-kawan memperdalam ilmu agama, supaya mengetahui makna muqothilan dan ghairu muqhotillah. Karena menurut dia, secara tampak kasat mata tindakan dilakukan Santoso sudah di luar ketentuan Islam.

"Muqothillah adalah orang kafir yang boleh diperangi, dan ghoiru muqotillah adalah orang kafir yang tidak boleh diperangi walaupun di medan perang sekalipun," lanjut Jumu.

Santoso, kata Jumu, membunuh orang Hindu di Poso dengan dipancung. Padahal, mereka bukan orang-orang yang memerangi Santoso. Mereka hanya bercocok tanam di hutan.

"Islam tidak memperkenalkan yang demikian. Rasul mengajarkan toleransi dan kedamaian. Rasul pernah menggadaikan baju besi dengan 30 wassak gandum. Artinya boleh hidup berdampingan, bahkan harus menjaga," ujar Jumu.

Kalau pun tidak menyerah, Jumu meyakini Santoso dan pengikutnya akan tertangkap. Langkah polisi mengepung dan melokalisir akan membuat mereka kesulitan bahan makanan. Jumu menyatakan, Santoso dan kelompoknya tidak mempunyai kemampuan bertahan hidup (survival) di hutan. Sebab, mereka tidak pernah dididik supaya bisa bertahan hidup di hutan.

"Mereka bisa mati kelaparan di hutan. Karena tidak tahu makanan yang bisa dimakan. Mereka hanya mengandalkan pasukan Santoso yang lain mengirimkan makanan ke gunung," tambah Jumu.

Secara jumlah, Jumu mengatakan, pasukan Santoso tidak lebih dari 27 orang, yang belakangan juga tertembak satu demi satu. Sementara secara ideologis, mereka juga terpecah.

"Di antara mereka meragukan tentang jihad yang sedang dijalankan. Apakah jihad syar'i atau bukan. Dengan Santoso membawa istrinya ke hutan, mereka mempertanyakan itu jihad syar'i atau bukan," tutup Jumu. (mdk/ary)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Heboh Pengajian Sesat di Riau, Bolehkan Seks Bebas untuk Menghapus Dosa
Heboh Pengajian Sesat di Riau, Bolehkan Seks Bebas untuk Menghapus Dosa

MUI telah membentuk tim gabungan dari MUI Kabupaten dan Kecamatan Rangsang Barat untuk menyelidiki

Baca Selengkapnya
56 Eks Jamaah Islamiah dan Terpidana Teroris di Sumsel Ikrar Setia ke NKRI
56 Eks Jamaah Islamiah dan Terpidana Teroris di Sumsel Ikrar Setia ke NKRI

Mantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI

Baca Selengkapnya
Pengakuan Para Pengikut Akhirnya Sadar dan Ramai-Ramai Deklarasi Pembubaran Jemaah Islamiyah
Pengakuan Para Pengikut Akhirnya Sadar dan Ramai-Ramai Deklarasi Pembubaran Jemaah Islamiyah

Deklarasi Pembubaran JI ditandai dengan penyerahan dua pucuk senjata api kepada polisi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Syekh Jumadil Kubro, Pendakwah Islam Nusantara dari India yang Disebut sebagai Sesepuhnya Wali Songo
Mengenal Sosok Syekh Jumadil Kubro, Pendakwah Islam Nusantara dari India yang Disebut sebagai Sesepuhnya Wali Songo

Cara Syekh Jumadil Kubro menyebarkan Islam dengan berdagang dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Baca Selengkapnya
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI

Jamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI

Baca Selengkapnya
Sowan Kiai Se-Sumsel & Sumbar, Ganjar Terima Aspirasi Majukan Pendidikan Ponpes Lewat UU Pesantren
Sowan Kiai Se-Sumsel & Sumbar, Ganjar Terima Aspirasi Majukan Pendidikan Ponpes Lewat UU Pesantren

Ganjar menerima aspirasi tentang kemajuan ponpes lewat UU Pesantren.

Baca Selengkapnya
Sosok Panji Gumilang yang Kontroversi dari Dikawal Pasukan Al-Zaytun hingga Mengucap Salam Yahudi
Sosok Panji Gumilang yang Kontroversi dari Dikawal Pasukan Al-Zaytun hingga Mengucap Salam Yahudi

Ada hal lain yang mengejutkan saat Panji Gumilang mendatangi Bareskrim untuk pertama kalinya menjalani pemeriksaan kasus penistaan agama.

Baca Selengkapnya
Sejarah Kata Sholat Diganti Sembahyang di Pulau Jawa, Ternyata Ada Tujuannya
Sejarah Kata Sholat Diganti Sembahyang di Pulau Jawa, Ternyata Ada Tujuannya

Sunan Ampel menerapkan pendekatan dengan mengganti istilah "sholat" menjadi "sembahyang".

Baca Selengkapnya
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.

Baca Selengkapnya
Hari Santri, Bupati Ipuk Ajak Santri Jihad Lawan Perundungan di Lingkungan Pendidikan
Hari Santri, Bupati Ipuk Ajak Santri Jihad Lawan Perundungan di Lingkungan Pendidikan

Perundungan, imbuh Ipuk, adalah bagian dari tiga dosa besar pendidikan yang harus dienyahkan.

Baca Selengkapnya
Ribuan Anggota Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri, Deklarasi Ikrar Setia ke NKRI
Ribuan Anggota Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri, Deklarasi Ikrar Setia ke NKRI

Deklarasi ini diikuti eks anggota Jamaah Islamiyah wilayah eks Karesidenan Surakarta, Kedu dan Semarang.

Baca Selengkapnya