Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Eks Teroris: Banyak Perempuan Terpapar Terorisme Lebih Militan dari Laki-laki

Eks Teroris: Banyak Perempuan Terpapar Terorisme Lebih Militan dari Laki-laki Diskusi Virtual Mantan Napiter, Mukhtar Khairi alias Abu Hafsah. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Mantan napi teroris (napiter) Mukhtar Khairi alias Abu Hafsah mengungkapkan bahwa selama 5 tahun terakhir ini, teroris wanita lebih militan dibandingkan pria. Mukhtar pun membeberkan alasan mengapa peran wanita sebagai eksekutor aksi terorisme meningkat.

"Mohon maaf, di lapangan itu banyak sekali perempuan-perempuan yang terpapar terorisme lebih militan daripada kaum laki-laki," kata Mukhtar dalam diskusi virtual, Rabu (7/4).

Mukhtar mengatakan, para teroris wanita itu menjadi tergerak hatinya karena melihat para ikhwan (laki-laki) yang sudah sering menjadi eksekutor atau pelaku bom bunuh diri. Mirisnya, para wanita itu menganggap, para eksekutor ikhwan itu sudah melakukan jihad.

"Amaliyat-amaliyat yang dilakukan di suatu tempat bagi mereka cukup mengorbankan semangat. 'Lihat itu ikhwan di Makassar sudah melakukan amaliyat, kita kapan?' nah seperti itulah, mereka jadi tergerak," kata napiter yang sempat direkrut oleh ISIS itu.

Selain itu, para wanita tersebut juga percaya bahwa berjihad merupakan suatu kewajiban atau fardhu ain. Karena mereka menganggap fardhu ain, maka menurutnya berjihad tidak bisa diwakilkan. Inilah mengapa dalam 2015 ke atas, pelaku bom bunuh diri wanita meningkat.

Seperti yang diketahui, dalam Islam, amalan yang hukumnya fardhu ain contohnya salat 5 waktu atau berpuasa di bulan ramadan.

"Teman-teman wanita merasa bahwa jihad adalah fardhu ain, jadi harus dilakukan. Sehingga menurut mereka, seorang istri tidak perlu lagi izin kepada suami ataupun anak tidak perlu izin dengan orang tua," ujarnya.

"Jadi anggapan jihad sebagai fardhu ain itu menjadi semacam beban bagi mereka," sambungnya.

Seperti yang diketahui, aksi peledakan yang diistilahkan dengan bahasa Arab 'Amaliyat Istisyhadiyah' itu dianggap sebagai penyejuk dan obat hati bagi kaum muslimin yang terdzalimi dan tersiksa di seluruh penjuru dunia.

Para wanita itu, kata Mukhtar, merasa terbebani dengan 'Amaliyat Jihadiyah istisyadiyah' yang juga dianggap sebagai penyejuk dan obat hati bagi kaum muslimin yang terzalimi dan tersiksa di seluruh penjuru dunia. Amaliyat tersebut, kata Mukhtar, terbukti selalu membangkitkan semangat sel-sel terorisme lainnya untuk melakukan jihad yang sama.

"Anggapan fardhu ain itu yang menjadi beban di punggung mereka. Jadi tidak peduli mau laki-laki atau perempuan harus memiliki semangat melakukan amaliyat," ujarnya.

"Hampir di seluruh Indonesia kalau ada kelompok atau orang yang melakukan amaliyat makan akan memicu tindakan terorisme lainnya, ini yang harus diantisipasi," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen (Purn) Ansyaad Mbai mengungkapkan alasan mengapa peran wanita yang menjadi eksekutor atau pelaku bom bunuh diri meningkat.

Selain karena mudah dipengaruhi, kata dia, hal itu dikarenakan para wanita muslimah yang menggunakan hijab panjang/ lebar bisa menyimpan bom atau bahan peledak lainnya di dalam hijab mereka tanpa diketahui oleh aparat ataupun warga sekitar.

"Mengapa perempuan? Saya melihat realitas saja, mereka mengunakan busana hijab yang mana susah diidentifikasi. Jadi paling mudah eksekutornya itu perempuan karena paling gampang disembunyikan bom di dalam hijabnya," kata Ansyaad

Sebelumnya, Peneliti hukum dan HAM LP3ES sekaligus dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang, Milda Istiqomah memaparkan, dalam kurun waktu 10 tahun (2001-2020), jumlah tahanan perempuan terkait aksi terorisme di seluruh Indonesia mencapai 39 orang.

Dari jumlah tersebut, setiap tahunnya selalu meningkat. Tahun 2018 13 orang dan 2019 15 orang. Padahal kata dia, pada tahun 2001-2015, peran jihad sebagian besar diambil oleh pria, sedangkan peran para wanita itu luput dari pengawasan.

"Jadi memang dari 2001-2015 peran-peran mereka tidak terlihat. Bru pada 5-6 tahun terakhir, peran perempuan mulai bergeser (menjadi eksekutor) seperti pengeboman di Makassar dan Surabaya," kata Milda dalam diskusi virtual tentang Terorisme, HAM, dan Arah Kebijakan Negara yang diadakan oleh LP3ES, Jumat (2/4).

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan

Budaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.

Baca Selengkapnya
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Kelompok Teroris Satu Keluarga seperti Kasus Bom Surabaya
Antisipasi Kelompok Teroris Satu Keluarga seperti Kasus Bom Surabaya

Sejatinya dalam penanganan konflik maupun pencegahan radikal terorisme, kaum perempuan juga perlu dilibatkan.

Baca Selengkapnya
Terungkap Sisi Lain Akibat Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris, Banyak Orang Belajar Islam & Jadi Mualaf
Terungkap Sisi Lain Akibat Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris, Banyak Orang Belajar Islam & Jadi Mualaf

Pasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga Kagum ke Polwan Tangguh Tapi Tetap Cantik: Skincare-an Jangan-Jangan
Jenderal Bintang Tiga Kagum ke Polwan Tangguh Tapi Tetap Cantik: Skincare-an Jangan-Jangan

Ia kemudian ditanyai oleh Komjen Fadil mengenai perasaannya sebagai komandan wanita.

Baca Selengkapnya
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme

Noor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Kota Batu, Ternyata Simpatisan Kelompok yang Berafiliasi dengan ISIS
5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Kota Batu, Ternyata Simpatisan Kelompok yang Berafiliasi dengan ISIS

Terduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.

Baca Selengkapnya
Wapres Minta Anak Muda Waspada Kelompok Radikal: Ada Indikasi Peningkatan
Wapres Minta Anak Muda Waspada Kelompok Radikal: Ada Indikasi Peningkatan

Ma'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.

Baca Selengkapnya
FOTO: Perempuan-Perempuan Tangguh Mandalay Tak Gentar Perangi Junta Militer Myanmar
FOTO: Perempuan-Perempuan Tangguh Mandalay Tak Gentar Perangi Junta Militer Myanmar

Peran para wanita dibutuhkan dalam menambah personel untuk melawan junta militer Myanmar.

Baca Selengkapnya
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial

Ketiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya