Eks Tokoh JI Ingatkan Warga Tak Danai Terorisme, Hati-Hati Sebelum Berdonasi
Merdeka.com - Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiah (JI), Nasir Abbas meminta masyarakat untuk berhati-hati sebelum berdonasi. Sebab, kotak-kotak amal yang ada di pengajian ataupun di warung, rumah makan, ataupun fasilitas publik lainnya merupakan salah satu sumber dana jaringan terorisme, yang mana dana tersebut akan digunakan untuk mengirim anggotanya melakukan latihan militer di Afganistan atau Syiria.
"Zaman sekarang, masyarakat tanpa sadar ikut mendanai jaringan terorisme. Orang-orang ditipu melalui infaq atau dana sumbangan. Selain itu dananya juga dari usaha sendiri," kata Nasir dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Universitas Budi Luhur, Selasa (6/4).
Mantan Pimpinan JI untuk wilayah Asia Tenggara itu membeberkan bahwa saat ini saat ini kontak langsung antara Al-Qaeda dengan JI sudah terputus. Pemerintah Indonesia melalui Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga sangat ketat mengawasi aliran uang dalam dan luar negeri.
-
Kenapa sukarelawan Indonesia ingin melawan Israel? Saat Israel, Inggris dan Prancis menyerbu Mesir tahun 1956, mereka menyatakan kebulatan tekad untuk ikut perang.
-
Mengapa Islam diterima masyarakat Indonesia? Berkat para pedagang muslim inilah kemudian Islam diperkenalkan dengan cara bertahap dan perlahan ajaran Islam bertoleran serta persamaan derajat antara sesama makhluk. Hal ini menarik bagi masyarakat Indonesia mengingat selama ini kebudayaan Hindu-Budha justru lebih menekankan pada perbedaan derajat atau kasta.
-
Apa yang dilakukan sukarelawan Indonesia? Ada sekitar 50 orang sukarelawan. Para Sukarelawan Indonesia itu Dipersenjatai & Dilatih Tentara Mesir
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa yang bisa melakukan amal jariyah? Amal jariyah menjadi salah satu bentuk perbuatan baik yang dianjurkan untuk dilakukan oleh semua umat Muslim.
Sehingga, itulah alasan JI tidak segan-segan untuk memanfaatkan niat baik ratusan juta warga Indonesia yang ingin beramal.
"Sekarang hubungan ke Al-Qaeda sudah terputus, walaupun masih ada yang bisa (berhubungan) misalnya JI Pimpinan Para Wijayanto dengan ISIS," ujarnya.
"Tapi mereka tidak habis akal, populasi kita 270 juta, mendapatkan dana donasi itu mudah bagi mereka. Untuk itu jangan sampai kita kasih donasi untuk mereka," pesannya.
Pria yang juga pengamat Terorisme itu lantas membagikan tips agar bisa membedakan mana donasi sungguhan, mana yang diperuntukkan mendanai jaringan terorisme. Tips yang pertama, kata Nasir, yaitu memastikan siapa penerima dana sumbangan tersebut. Dia mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam melakukan check and re-check sebelum menyumbang.
"Kalau misalnya itu kotak sumbangan di warung atau mini market, kita bisa tanya, betul enggak ada pesantrennya. kalau ada, dimana alamat lengkapnya, pokoknya harus tahu jelas. Harus konfirmasi," pesannya.
"Kalau bisa, kita beramal ke (badan amal) yang jelas atau penerimanya jelas. Kalau nggak jelas, nggak usah lah," kata Nasir.
Bukan hanya dari infaq dan sumbangan, sumber dana lain JI kata Nasir, yakni dengan merampok.
"Bisa juga merampok. Seperti kita tahu Imam Samudra pernah lakukan perampokan, Nasarudin pernah melakukan perampokan, JI di Malaysia pernah lakukan perampokan di bawah Hambali," jelasnya.
Sebenarnya, kata dia, Osama Bin Laden pernah memberikan dana yang cukup besar untuk JI, namun dana itu sudah digunakan untuk melakukan aksi-aksi terorisme di Indonesia selama ini.
"Sebenarnya tanpa bantuan dia, JI sudah cukup kaya, sudah cukup banyak uang. Tetapi Hambali menerima juga. Nah, itu dipakai untuk melakukan aksi-aksi bom di Indonesia," ungkapnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Deklarasi untuk patuh kepada pemerintah NKRI ini setelah para pendiri dan pimpinan JI sepakat membubarkan diri pada 30 Juni 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaKelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.
Baca SelengkapnyaPerlu diwaspadai isu Palestina menjadi pintu gerbang kelompok intoleran mendapatkan panggung dan perhatian publik.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaRelawan pendukung Gibran Rakabuming Raka keliling bagi-bagi sembako kepada masyarakat
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaCalon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berjanji seluruh prajurit TNI tidak akan bertindak arogansi.
Baca SelengkapnyaDeklarasi ini diikuti eks anggota Jamaah Islamiyah wilayah eks Karesidenan Surakarta, Kedu dan Semarang.
Baca SelengkapnyaJamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Baca SelengkapnyaPeringatan Hari Donor Darah Sedunia tersebut mengangkat tema 'Merayakan 20 Tahun Memberi: Terima Kasih Pendonor Darah'.
Baca SelengkapnyaPendataan harus segera dilakukan untuk mengetahui jumlah narapidana anggota JI yang memenuhi syarat
Baca Selengkapnya