Eksekusi A Sien di Boyolali, wartawan kucing-kucingan dengan polisi
Merdeka.com - Proses eksekusi terpidana mati Tran Thi Bich Hanh alias A Sien, warga negara Vietnam menyisakan sejumlah kisah. Dirahasiakannya tempat eksekusi oleh pihak berwajib membuat para wartawan kelabakan. Mereka bahkan harus beberapa kali kucing-kucingan dengan polisi saat hendak meliput eksekusi, Minggu (18/1) dinihari.
Dari informasi awal yang beredar A Sien, akan dipindahkan dari Lapas wanita Semarang ke Rutan Boyolali pada Sabtu (17/1). Sejumlah wartawan pun menunggu pemindahan tersebut hingga pagi hari. Namun tak ada pemindahan tersebut. Bahkan Kepala Rutan Achmad Chudori juga tak tahu menahu adanya pengiriman tahanan yang akan dieksekusi.
Menjelang malam hari, puluhan wartawan juga sempat terkecoh. Informasi yang simpang siur tentang kedatangan A Sien, membuat mereka harus bolak-balik ke Rutan, Mapolres, Mako Brimob, Kejaksaan Negeri, hingga sejumlah lokasi lainnya.
-
Dimana korban dieksekusi? Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil interogasi, korban dieksekusi di tempat indekos tersangka di Desa Triharjo, Sleman.
-
Kapan korban tumbal dimakamkan? "Persembahan 176" ditemukan di sayap barat sebuah kuil yang didedikasikan untuk Huitzilopochtli, dewa perang dan matahari suku Aztec pada abad ke-15 Masehi.
-
Kapan pemakaman ini dimulai? Pemakaman ini diperkirakan berasal dari abad ke-6 atau ke-7 Masehi.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Bagaimana korban dibunuh? 'Dengan adanya perkataan dari korban tersebut maka pelaku menjadi sakit hati dan sangat kesal sehingga secara spontan pelaku membunuh korban dengan cara mencekik dan menjerat leher korban dengan tali sepatu sehingga korban meninggal dunia,' jelas Wira.
Namun menjelang pukul 00.00 konsentrasi kembali tertuju ke Mako Brimob di Gunung Kendil, Mojosongo Boyolali. Di tempat tersebut wartawan kembali terkecoh, setelah 2 pasukan truk Brimob dengan pengawalan voorijder sekitar pukul 23.51 WIB, keluar dengan kecepatan tinggi. Para kuli tinta tersebut mengira, rombongan tersebut telah membawa jenazah A Sien atau akan mengeksekusi di tempat lain. Mereka pun memutuskan untuk berpindah menyambangi Mapolres Boyolali.
Di tempat tersebut para wartawan berharap akan mendapat keterangan dari polisi terkait pelaksanaan eksekusi. Namun setelah setengah jam berada di Mapolres, kabar itupun tak datang. Kabar lain justru datang dari Mako Brimob.
"Ada suara tembakan di Mako Brimob, ayo kita ke sana," teriak seorang wartawan.
Jarak antara Mapolres dan Mako Brimob yang hanya sekitar 4 kilometer, membuat para awak media kembali mendatangi tempat tersebut. Dan ternyata memang benar, wartawan terkecoh.
A Sien, telah ditembak mati oleh pasukan Brimob, di Mako Gunung Kendil tepat pukul 00.47 WIB. Saat itu suasana di depan Mako memang sudah sepi dari wartawan dan warga yang awalnya memenuhi tempat tersebut.
Tepat pukul 03.00 WIB dini hari jenazah Tran Thi Bich Hanh yang telah dieksekusi dibawa keluar dari Mako Brimob, Gunung Kendil, Boyolali. Iring-iringan mobil ambulans milik Polresta Solo dengan pengawalan dua mobil voorijder serta satu mobil Avanza keluar dari Mako Brimob menuju arah Semarang.
Setelah iring-iringan mobil pembawa Tran Thi Bich Hanh keluar, pintu gerbang Mako Brimob kembali ditutup. Warga masyarakat yang berkumpul karena terkejut mendengar suara tembakan dari dalam Mako Brimob akhirnya membubarkan diri.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Motif kedua personel menganiaya tahanan BA karena yang bersangkutan bikin jengkel.
Baca SelengkapnyaBrigadir AKS, anggota Polresta Palangka Raya diduga terlibat kasus pembunuhan sekaligus pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan korban A meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaRasich Hanif (RH), putra dari menteri era Presiden Soeharto, Radinal Mochtar, meninggal dunia saar terlibat bentrok dengan petugas ketika rumahnya dieksekusi.
Baca SelengkapnyaKronologi tersebut diungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) oleh Komisi III DPR RI dengan Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga
Baca SelengkapnyaKapolda Kalteng Irjen Djoko Poerwanto meminta maaf atas kasus anggota Polresta Palangkaraya Brigadir AKS yang diduga menembak seorang warga berinisial BA.
Baca SelengkapnyaAKBP Joko mengungkap tersangka Iwan Doggy mencekik korban hingga mengalami patah tulang leher.
Baca SelengkapnyaKorban dikenal dekat dengan masyarakat SInak Papua setempat.
Baca Selengkapnya