Eksistensi radio berita di tengah era digital
Merdeka.com - Zaman dulu siaran radio berita sangat dibutuhkan masyarakat. Siaran radio berita menjadi sarana informasi untuk mengetahui apa yang terjadi di luar sana.
Siaran radio berita juga berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Dengan adanya siaran radio, golongan muda saat itu tahu Jepang telah menyerah kepada sekutu. Golongan muda pun mendesak kepada golongan tua termasuk Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Masyarakat tahu Indonesia telah merdeka melalui radio. Sejak itu, siaran radio berita sangat ditunggu-tunggu, dan menjadi wajib dimiliki di setiap rumah tangga.
-
Kenapa sinyal radio ini sangat penting? Selain itu, temuan ini juga menjadi parameter untuk mengukur massa pada unsur alam semesta yang sebelumnya tidak ditemukan di antara galaksi.
-
Apa itu TV digital? Apa yang dirasakan Sahid dan banyak penikmat tayangan televisi saat ini merupakan buah dari program ASO. Masyarakat kini bisa menonton film, sinetron, berita, sampai tayangan pendidikan dengan gambar dan suara jauh lebih jernih.
-
Apa peran Radio Rimba Raya? Radio Rimba Raya atau disingkat dengan RRR, merupakan sebuah stasiun radio darurat yang berdiri di dataran tinggi Gayo, tepatnya di Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime, Kabupaten Bener meriah.RRR ini berada di bawah kendali Tentara Republik Indonesia (TRI) Divisi X/Aceh yang dipimpin oleh Kolonel Husein Yusuf.
-
Mengapa radio begitu penting di masa proklamasi? Radio sangat penting bagi berlangsungnya penyiaran berita, tak terkecuali berkumandangnya naskah proklamasi Republik Indonesia yang disebarkan dari gelombang frekuensi.
-
Kenapa radio menjadi penting di masa Perang Dunia II? Pada masa Perang Dunia II, ketika teknologi komunikasi masih terbatas, radio menjadi alat utama untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan peperangan.
-
Mengapa teknologi komunikasi penting? Teknologi komunikasi juga mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, bisnis, dan pemerintahan.
Namun di era serba digital ini, siaran radio seolah tenggelam. Banyak media online bermunculan mengalahkan eksistensi radio berita.
Bagaimana nasib radio saat ini? Apakah masih dibutuhkan?
Salah satu reporter dari Radio Republik Indonesia (RRI), Syarief Hasan Salampessy (30) menyadari bahwa di era digital sekarang ini radio berita sedikit kehilangan tren. Masyarakat kini lebih memilih mencari informasi melalui media online dan televisi.
"Radio berita tidak mengurangi fungsi dan perannya dalam memberikan informasi kepada khalayak. Di tengah menjamurnya media online, dan televisi dewasa ini, radio berita masih saja terus eksis. Namun memang kita menyadari bahwa di era digital saat ini radio berita sedikit kehilangan tren, karena orang lebih memilih media online dan televisi sebagai sarana untuk memperoleh informasi," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (16/11).
Namun, pria yang telah bekerja selama 5 tahun ini, masih optimis radio berita tetap diminati oleh sebagian masyarakat. Seperti masyarakat di perkampungan dan generasi tua, menurut Syarief, masih memilih media radio sebagai sumber informasi.
"Di sisi lain, radio masih menjadi media yang populer bagi sebagian masyarakat kita yang tinggal di perkampungan, dan daerah perbatasan, yang notabene mereka belum memiliki sarana teknologi yang memadai, sehingga mereka hanya bisa mendengar radio, entah sebagai sarana hiburan ataupun informasi. Akan tetapi bagi masyarakat perkotaan radio sudah dianggap usang," jelasnya.
Syarief menambahkan agar radio berita bisa tetap eksis, maka radio tersebut harus bisa memanfaatkan di era serba digital ini.
"Untuk menjaga agar radio bisa tumbuh dan tidak kehilangan segmen pendengar, maka radio harus bisa mengambangkan diri dengan memanfaatkan era digital ini. Misalnya salah satunya dengan membuat radio streaming, nah untuk yang satu ini RRI sudah memulai itu," pungkasnya.
Baca Juga:
Uniknya program-program di Radio Streaming Pamityang2an
Pamityang2an, radio streaming fenomenal dari Yogyakarta
Lima pesohor awali karir dari penyiar radio
Cerita Radio Sonora jadi 'pemersatu' korban gempa Yogya (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Membangun infrastruktur penyiaran di daerah ini butuh ekstra perjuangan.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, revisi UU Penyiaran merupakan sebuah kewajiban
Baca SelengkapnyaPola setiap generasi dalam mengonsumsi jenis siaran favorit berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaBanyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.
Baca SelengkapnyaTransformasi media konvensional ke digital jadi tantangan bagi dunia televisi.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda yang berkualitas akan menjadi ujung tombak dalam mendorong Indonesia yang berdaya saing secara global.
Baca SelengkapnyaMedia saat ini harus bisa menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman untuk terus dapat eksis.
Baca SelengkapnyaMedia siber memiliki peran penting bagi masyarakat sebagai sumber akses berita atau informasi yang cepat dan menjangkau masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaPerkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak.
Baca SelengkapnyaHal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.
Baca Selengkapnya"Tidak boleh ada lagi prajurit yang buta digital, menyebarkan hoaks, membocorkan rahasia negara."
Baca SelengkapnyaGuyonan Menkominfo baru Budi Arie Setiadi soal digitalisasi di Indonesia.
Baca Selengkapnya