Elektabilitas Prabowo terus naik, PDIP tetap yakin Jokowi menang
Merdeka.com - Elektabilitas Prabowo Subianto terus meningkat mendekati pesaingnya Joko Widodo (Jokowi) jelang pilpres. Padahal beberapa bulan sebelumnya Prabowo tertinggal jauh oleh Jokowi. Fenomena ini nampaknya dianggap remeh oleh Kubu Jokowi - JK. Menurut dia, peningkatan elektabilitas Prabowo karena massa mengambang yang belum menentukan pilihan.
"Sebelum pendaftaran itu kan yang belum memilihnya besar sekali. Yang menentukan pilihan banyak sekali. Karena besar sekali 20 sampai persen," kata Koordinator Jokowi - JK, Dolfie OFP saat dihubungi, Kamis (26/6).
Dia malah tidak khawatir dengan meningkatnya elektabilitas Prabowo. Bahkan, Dolfie yakin Jokowi - JK bakal menang di atas 10 persen pada Pilpres 9 Juli nanti.
-
Kenapa PDIP yakin bisa menang di Pilpres 2024? Sementara untuk Pilpres, menurutnya, hasil survey menunjukkan posisi Ganjar Pranowo di Bali mencapai 70 persen. Capaian diharapkan akan meningkat karena masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihan.
-
Bagaimana Pramono siap menang Pilgub Jakarta? ‘Kalau kita sudah maju, kita juga harus yakin untuk menang, kalau nggak yakin menang ngapain maju?’, kata Pramono di Antasari, Jakarta Selatan, Minggu (8/9/2024).
-
Bagaimana PDIP memenangkan pemilu? Kemenangan ini menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.Hal ini juga menegaskan bahwa visi dan misi partai ini sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Indonesia.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
"Idealnya kami target menang di atas 10 persen," kata Politikus PDIP ini.
Dia membantah telah memesan sejumlah survei untuk meningkatkan elektabilitas Jokowi. Menurut dia, kerja sama pihaknya dengan lembaga survei hanya sekedar mempresentasikan hasil survei tanpa memesan hasilnya.
"Kerja sama dengan dialog mereka mempresentasikan hasil survei mereka. Pesanan tidak supaya survei Jokowi di atas tidak. Tidak untuk merekayasa," pungkasnya.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia kembali merilis tingkat elektabilitas calon presiden Prabowo dan Joko Widodo. Dari hasil survei hingga bulan Juni 2014, elektabilitas pasangan Jokowi - JK masih unggul sekitar 6 persen dari pasangan Prabowo - Hatta.
"Dari hasil survei yang kami lakukan, jika Pilpres dilakukan hari ini maka pasangan Jokowi - JK unggul dengan perolehan suara 45 persen sedangkan Prabowo - Hatta sekitar 38,7 persen," kata peneliti LSI Fitri Hari, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (26/6).
Fitri melanjutkan, responden yang masih ragu menentukan pilihannya ada di angka sekitar 32,2 persen. Di mana pemilih Jokowi - JK yang masih ragu sekitar 8,1 persen dan pemilih Prabowo - Hatta yang masih ragu di angka 7,8 persen, sedangkan massa mengambang yang belum memutuskan ada di angka 16,3 persen.
"Kalau di antara pasangan capres bisa mengambil suara galau ini, maka bisa dipastikan memenangkan pilpres pada tahun ini," jelasnya.
Lebih lanjut Fitri mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan LSI sejak September 2013 lalu hingga bulan Juni, Pasangan Jokowi - JK terus mengungguli pasangan Prabowo - Hatta dengan selisih kemenangan yang selalu mengecil.
"Pada September 2013 selisih Jokowi - JK dengan Prabowo - Hatta sampai di angka 38 persen. Namun di bulan Juni ini, pasangan Jokowi - JK unggul dengan pasangan Prabowo - Hatta dengan selisih 6 persen. Di sini elektabilitas Prabowo selalu naik," jelasnya.
Survei dilakukan Pengumpulan data 1-9 Juni, dengan total 2.400 responden di 33 provinsi dengan wawancara tatap muka. Metode sampling yang dilakukan adalah Multistage random sampling dengan margin of error sekitar kurang lebih 2 persen.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenangan Prabowo-Gibran diyakini karena efek Jokowi
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaMenurut Yusak, situasi Prabowo dalam menatap 2024 jauh berbeda dengan sebelumnya. Pada Pilpres 2019, Prabowo menghadapi banyak rintangan.
Baca Selengkapnyaapabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen."
Baca SelengkapnyaKeyakinan itu, kata Hasto, didasari hasil survei yang mencatat suara bimbang atau ragu sangat tinggi yakni 17,3 persen.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo menyalip calon presiden lainnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo mendapatkan dukungan sebesar 33,7 persen di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaPrabowo diasosiasikan sebagai bacapres yang paling direstui Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, hal ini tercermin dari elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaHasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo lebih unggul dari Ganjar.
Baca Selengkapnya