Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Emil minta masyarakat belajar sampaikan pendapat dengan cara beradab

Emil minta masyarakat belajar sampaikan pendapat dengan cara beradab Ridwan Kamil di kantor Wali Kota Bandung. ©2018 Merdeka.com/Dian Rosadi

Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyesalkan adanya insiden pembakaran bendera berkalimat tauhid di Garut. Ia meminta semua pihak tidak terprovokasi sehingga mengganggu kondusifitas di tatanan sosial.

"Saya menyesalkan kejadian pembakaran bendera yang ada kalimat tauhid-nya. Mau niat dan maksudnya apapun saya kira itu tidak baik. Lain kali kalau ada hal seperti itu serahkan pada aparat keamanan yang lebih paham hukum," kata Ridwan Kamil saat ditemui usai menghadiri acara di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Jalan LL RE Martadinata, Kota Bandung, Selasa (23/10).

Pria yang akrab disapa Emil itu meminta semua pihak untuk belajar menyampaikan pendapat atas ketidaksukaannya terhadap sesuatu dengan cara yang beradab. Beradab itu diukur dari cara menyampaikan pendapat dan cara menyelesaikan pendapat.

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Polda Jabar dan tokoh masyarakat untuk mengetahui kondisi terakhir yang terjadi. Masyarakat diimbau untuk menyerahkan semua penyelesaian kepada pihak kepolisian.

"Saya sudah mendapat laporan bahwa kepolisian sudah mengamankan tiga orang yang melakukan tindakan tersebut. Berikutnya saya imbau masyarakat Jabar dan Indonesia untuk tetap jaga kondusifitas serahkan jika ada aspek pidana kepada kepolisian," tegasnya.

Seperti diketahui, beredar video sekelompok orang membakar bendera berwarna hitam bertuliskan huruf arab. Video berdurasi 2,04 menit itu mulai beredar pada Senin, (22/10/ 2018) sekitar pukul 11.00 WIB. Diduga aksi tersebut terjadi saat perayaan Hari Santri Nasional di Alun-alun Limbangan, Garut.

Pembakaran yang disebut dilakukan oleh Banser tersebut memicu kontroversi dan memancing perdebatan, karena bendera itu tertulis kalimat tauhid.

Ketua GP Ansor Jawa Barat, Deni Haedar membenarkan jika aksi pembakaran bendera hitam bertuliskan aksara arab oleh oknum anggotanya. Pembakaran bendera tersebut dalam tradisi Ansor, untuk menjaga kesucian kalimat thayyinah atau tulisan ayat suci dari kemungkinan dihinakan, seperti tercecer dan terinjak. Untuk itu, salah satu solusi menjaganya adalah dengan membakar.

"Menurut persepsi teman-teman itu bendera HTI dan ada kalimat tauhidnya. Makanya untuk menjaga kesuciannya daripada terinjak ya dibakar," katanya.

Hanya saja, Deni menyayangkan cara membakar dan lokasi yang tidak tepat. Secara organisasi, pihaknya akan menginvestigasi peristiwa tersebut. "Setiap yang melanggar aturan organisasi tentu akan ditindak. Urusan lambang-lambang organisasi terlarang sudah ada instruksi dari pimpinan pusat Ansor untuk diserahkan ke aparat negara," katanya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Para Tokoh Diminta Sampaikan Pendapat dengan Menarik dan Santun
Para Tokoh Diminta Sampaikan Pendapat dengan Menarik dan Santun

Effendi menilai adanya kebutuhan untuk saling mengingatkan pada semua tokoh yang sering dapat kesempatan berbicara di depan publik.

Baca Selengkapnya
Anies: Jangan Sampai Ada Rasa Takut Untuk Mengungkapkan Pendapat di Negeri Ini
Anies: Jangan Sampai Ada Rasa Takut Untuk Mengungkapkan Pendapat di Negeri Ini

Anies menilai, banyak aturan saat ini yang membuat masyarakat takut untuk menyampaikan pendapat atau kritik kepada pemerintah.

Baca Selengkapnya
80 Contoh Kalimat Penolakan untuk Anak SD yang Sopan, Pahami Manfaatnya
80 Contoh Kalimat Penolakan untuk Anak SD yang Sopan, Pahami Manfaatnya

Mengajarkan anak cara menolak merupakan langkah krusial dalam membangun kepercayaan diri dan menjaga keselamatan mereka. Ini contoh kalimat penolakan untuk anak

Baca Selengkapnya