Emil Ungkap Penyebab Realisasi Vaksinasi di Jabar Masih 10 Persen
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, realisasi vaksinasi Covid-19 di wilayahnya baru mencapai 10 persen. Hal ini berhubungan dengan distribusi vaksin dari pemerintah pusat dan jumlah warga sasaran.
Dia meminta agar tidak dibandingkan dengan provinsi lain yang raihan vaksinasinya lebih tinggi karena dari sisi jumlah penduduknya pun jauh berbeda. Pria yang akrab disapa Emil itu saat ini fokus untuk mempercepat area jangkauan sambil menunggu stok dosis datang dari pemerintah pusat.
Diberitakan merdeka.com sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mencatat sebanyak 6.652.011 warga atau 75,5 persen telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis pertama pada Rabu (21/7). Lalu, sebanyak 2.021.780 orang atau 22,9 persen telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis kedua.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Kenapa Jokowi ingin segera melengkapi dokter spesialis di rumah sakit daerah? 'Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi,' kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Senin (6/5).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Bagaimana cara Jokowi ingin mengatasi kekurangan dokter spesialis? '2 mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yamg sebanyak-banyaknya dengan standar internasional,' tutur Jokowi.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
“vaksin itu gimana dikasihnya kita di Jabar 10 juta dosis yang berarti untuk 5 juta orang. Kenapa baru 10 persen? ya dikasihnya juga baru segitu. kenapa yang lain ada 30 persen? ya lihat dulu penduduknya itu hanya lima juta sudah tiga juta divaksin yang sudah 60 persen. Kita lebih banyak (penduduk),” terang dia, Rabu (28/7).
“Poinnya, kita menghabiskan apa yang dikasih. Kedua, kapasitas harian kita sekarang 110 ribu per hari. Untuk mengejar (Herd Immunity) Desember kita harus naik 300 ribuan,” tambah Emil.
Akselerasi ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah provinsi sendiri. Perlu kebijakan dari pemerintah pusat. Apalagi sasaran vaksinasi sudah merambah kepada anak usia 12 sampai 17 tahun.
Ia sendiri sudah membuat kebijakan menyiapkan sentra vaksinasi dengan memanfaatkan gedung di luar fasilitas kesehatan pada pekan ini. Contohnya, gedung sekolah, pondok pesantren, lapangan olahraga hingga ambulance yang dikonversi menjadi mobil vaksinasi.
“Kita meminta ke pusat minimal tiga juta vaksin untuk bulan Agustus tolong disiapkan. Strateginya sudah disiapkan minggu-minggu ini,” ucapnya.
“Kalau hanya mengandalkan puskesmas, rumah sakit, klinik, maka vaksinasi kita itu hanya 60 persen kekejarnya. berarti 40 harus disumbang dari non infrastruktur eksisting. Semoga minimal 3 jutaan (dosis didistribusikan dari pusat) sehingga kita bisa mengejar di bulan Agustus,” tutup Emil.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca SelengkapnyaPemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaJokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaTerlebih, kata Jokowi, distribusi dokter spesialis di daerah juga tak merata.
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca Selengkapnya