Emosi Ibunda AAFS Tak Terima Anaknya Dilecehkan Politikus NasDem: Kami Terhina
Merdeka.com - Fatimah, ibunda Ammy Amalia Fatma Surya (AAFS), turut diperiksa terkait kasus dugaan pelecehan seksual verbal yang dialami putrinya. Kasus dugaan pelecehan seksual verbal itu melibatkan Politikus Partai NasDem, Sugeng Suparwoto.
"Kami berdua sebagai orangtua dari Ammy, kami merasa sangat tidak terima, anak kami diperlakukan seperti itu oleh saudara SS, Ketua Komisi VII DPR RI," ujar Fatimah kepada wartawan, di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Rabu (14/6).
Fatimah mengaku kecewa karena bentuk supportnya yang diberikan putrinya pada Partai NasDem di Cilacap malah dibalas dengan penghinaan.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Apa bentuk pelecehan yang dialami Nadya Hutagalung? Nadya Hutagalung membagikan tiga gambar, termasuk masa kecilnya, mengungkapkan perjalanan sulit dengan berbagai bentuk pelecehan.
-
Siapa yang dihina oleh wanita tersebut? 'Enggak usah pakai senyum mbak, customer komplain marah-marah, lu senyum lagi. Otakmu di mana itu,' makinya. 'Maaf ya kak,' ujar karyawan pria ingin memberikan penjelasan.
-
Siapa yang terdampak membentak anak? 'Anak yang sering dibentak bisa tumbuh dengan harga diri yang rendah serta kekurangan rasa percaya diri,' jelas Dr. Mehta.
-
Bagaimana reaksi anak perempuan itu? Dia membelalakkan mata sembari mengangkat kedua tangan. Gadis cilik itu seolah tak percaya atas momen langka yang baru saja dilaluinya kala itu.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
"Karena kami merasa tersinggung, terhina, atas perlakuan saudara SS kepada anak kami, maka kami dari Cilacap sengaja datang ke Jakarta ke gedung ini untuk sama-sama memberikan kesaksian di Cilacap," katanya.
Padahal sebelumnya, kata dia, NasDem tidak memiliki suara di Kabupaten Cilacap. Tetapi berkat keluarga beserta putrinya, Ammy Amalia, partai tersebut berhasil mengamankan empat kursi.
"Sebelumnya DPRD Kabupaten Cilacap tidak ada satupun yang menjadi anggota DPD Kabupaten Cilacap. Setelah kami masuk ke dalamnya dan memberikan support yang luar biasa untuk Partai NasDem maka sekaligus mendapatkan empat kursi di DPRD Kabupaten Cilacap dan menjadi satu fraksi tersendiri tidak bergabung dengan yang lain," ungkap dia.
Sementara itu, Kuasa Hukum AAFS, Levenia Nababan menjelaskan bahwa kliennya baru menyerahkan kasus ini ke Bareskrim lantaran adanya mekanisme yang harus dilalui dalam internal partai itu. Padahal dugaan kasus pelecehan seksual verbal ini sudah terjadi sejak satu tahun lalu.
"Itu ada beberapa segmen proses mekanisme-mekanisme dalam internal partai juga dan ada beberapa proses yang akhirnya Ibu Ammy memutuskan untuk melaporkannya saat ini," ujar Levenia kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (14/6).
Menanggapi klarifikasi Ketua Komisi VII Fraksi NasDem dengan dalih bercanda, Levenia tegaskan bahwa pelapor akan tetap menghormati keputusan hukum.
"Ya becanda kan setelah hal ini dilaporkan kemudian menjadi becanda, tetapi menghormati proses hukum, kita lihat nanti asesmen dari adanya bukti-bukti apakah benar itu ukurannya becanda atau tidak," tegas Levenia Nababan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (14/6).
Levenia akui bahwa hal seperti itu tidak bisa dijadikan bercandaan. Baik secara verbal, fisik, maupun visual.
"Saya sebagai perempuan itu hal-hal yang seperti ini tuh tidak bisa dijadikan becandaan, mau becanda secara verbal, fisik, maupun visual, saat ini tuh Indonesia butuh untuk membuka mata kalau misalnya hal-hal seperti ini tidak bisa dijadikan becandaan," katanya menegaskan.
Reporter Magang: Alya Nurfakhira
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kritik yang dilontarkan remaja di Jambi kepada pemangku kebijakan justru berbuah serangan digital, hinaan, hingga ancaman.
Baca SelengkapnyaSeorang jemaah dalam kajian Ustaz Hanan Attaki mencurahkan isi hati.
Baca SelengkapnyaPelaku bullying SMP di Cilacap kini tengah diamankan. Ibu korban bullying tak mampu tahan emosi saat bertemu pelaku.
Baca SelengkapnyaBerang putranya diintimidasi oleh salah satu orang tua murid, Andika Mahesa ajak duel di ring.
Baca SelengkapnyaAndika Mahesa, vokalis Kangen Band, membagikan pengalaman kurang menyenangkan terkait putranya
Baca Selengkapnyakorban minta polisi segera menindaklanjuti laporan dengan menangkap dan memenjarakan anaknya.
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa TK di Palembang trauma berat setelah menjadi saksi ayahnya diancam dua orang dewasa. Salah satu pelaku diduga calon anggota legislatif (caleg).
Baca SelengkapnyaEmosional ibunda Imam Masykur ketika menatap langsung ketiga tersangka, yang membunuh anaknya
Baca SelengkapnyaAndika Kangen Band kemudian melaporkan kejadian yang menimpa putranya ke polisi.
Baca SelengkapnyaRayyanza menangis di sekolah. Rupanya, penyebabnya menangis karena Kamya, anak artis Fitri Tropica.
Baca SelengkapnyaSardian meminta masyarakat tidak mengkaitkan kasus yang menimpa S (50) dengan persoalan kepartaian.
Baca Selengkapnya