Empat anak pelaku bom Surabaya dan Sidoarjo harus diasuh orang yang 'waras'
Merdeka.com - Empat orang anak dari para pelaku aksi terorisme di Surabaya dan Sidoarjo berhasil diselamatkan. Saat ini, mereka sedang mendapatkan perawatan baik secara psikis dan psikologis.
Satu anak, AIS (8) diselamatkan dari aksi ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya. Orang tua dan kakak-kakak AIS tewas di tempat dalam aksi bom bunuh diri tersebut. Sementara dua anak lainnya berhasil diselamatkan dalam penggerebekkan di Sidoarjo yang juga menewaskan kedua orang tuanya.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Machfud Arifin mengatakan pengasuhan anak-anak tersebut nantinya harus kepada keluarga yang 'waras' sehingga dapat menjadi tumpuan masa depannya.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa saja yang tewas di keluarga Malang? Dua orang korban meninggal dunia yakni ibu, Sulikhah (35) dan anak kedua ARE (13) diduga meminum racun obat nyamuk cair. Sementara Wahaf Efendi (38) memotong urat nadi tangan kiri dan meninggal dunia saat dalam upaya penanganan di rumah sakit.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
"Semua orang tuanya sudah meninggal, tinggal diserahkan kepada siapa. Orang tuanya nanti orang benar yang merawat nantinya, mungkin neneknya, mungkin pamannya dengan catatan orang yang memiliki pemahaman yang waras," kata Machfud Arifin di Mapolda Jatim, Selasa (15/5).
"Saya harus menyerahkan ini kepada orang yang benar. Pemahaman yang waras, baru kita serahkan. Tapi kita akan memberikan pendampingan Polwan, psikolog, bila perlu ahli di bidang deradikalisasi untuk pemikiran anak-anak ini," sambungnya.
Pendampingan akan diberikan sampai, ketiganya sehat dan sembuh. Baru kemudian diserahkan kepada orang atau keluarga yang berhak. AIS dinilai yang paling parah dan harus mendapatkan perlakuan khusus.
"Otoritas penyerahan ini pada saya, kalau sudah saya kirim untuk diserahkan kepada orang yang tepat, saya akan serahkan. Sambil proses penyembuhannya, " tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aroma anyir seperti bau bangkai mengitari kediaman keluarga tersebut setelah empat anak ditemukan tewas pada Rabu (6/12).
Baca SelengkapnyaSang anak berinisial AKE (12) sempat keluar rumah untuk minta tolong kepada tetangga, namun ayah, ibu, dan kembarannya tak selamat
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca SelengkapnyaDi rumah cat putih itu memang hanya dihuni empat orang. Garis polisi sudah dipasang.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah pilu empat bocah yang ditinggal ibunya wafat kini diasuh oleh sosok berseragam.
Baca SelengkapnyaPembunuhan dilakukan pelaku berinisial A yang kini sudah ditahan polisi.
Baca SelengkapnyaAda momen haru saat pelantikan Bintara muda di SPN Polda Jawa Timur (Jatim).
Baca SelengkapnyaTetangga korban, Irwan mengungkap identitas keempat korban.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa ibu korban untuk menggali motif pelaku.
Baca SelengkapnyaSeorang anak perempuan berinisial S (4) menjadi korban penyanderaan oleh seorang pria tua.
Baca SelengkapnyaIroninya, pelaku adalah ayah kandung empat bocah itu sendiri.
Baca SelengkapnyaIbu korban menangis tiada henti saat mengantarkan empat peti jenazah anaknya ke TPU Perigi, Sawangan, Depok.
Baca Selengkapnya