Empat hari hanyut, siswa SD di Malang ditemukan tewas di pintu air
Merdeka.com - Setelah empat hari terbawa arus sungai, Fahrul Fahza Fanani (9) ditemukan tersangkut di pintu air sejauh sekitar 35 kilometer. Bocah kelas 3 SD ditemukan meninggal dunia di antara sampah sungai.
"Korban ditemukan pukul 06.10 WIB di Dam (pintu air) Lekok Sukoharjo Kali Molek Ketapang, Kepanjen," kata Andi Agus Mahardika, anggota SAR yang terlibat dalam evakuasi, Sabtu (27/2).
Jasad korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang sebelum diserahkan kepada keluarga. Setelah itu, jenazah siswa SD Negeri Purwantoro 4 itu rencananya akan langsung dimakamkan.
-
Kapan keluarga di Malang ditemukan tewas? 'Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi,' jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Siapa saja yang tewas di keluarga Malang? Dua orang korban meninggal dunia yakni ibu, Sulikhah (35) dan anak kedua ARE (13) diduga meminum racun obat nyamuk cair. Sementara Wahaf Efendi (38) memotong urat nadi tangan kiri dan meninggal dunia saat dalam upaya penanganan di rumah sakit.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Dimana korban disekap? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
Fahrul semula asyik bermain air bersama dua orang temannya. Saat itu usai pulang sekolah, mereka bermain hujan-hujanan. Ketiganya bermain ban di pinggiran sungai, sebelum kemudian terseret arus.
Fahrul terbawa arus Rabu (24/2) sekitar pukul 13.00 WIB, namun teman-temannya baru melapor pukul 15.30 WIB. Teman-temannya ketakutan dan baru bercerita setelah orang tua korban sibuk mencari anaknya sekitar pukul 15.30 WIB.
Fahrul hanyut terbawa arus di sungai sekitar jembatan Jalan Batubara Kota Malang, tidak jauh dari SDN Purwantoro 4, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Saat kejadian, korban mengenakan celana merah dan kaos putih.
Berdasarkan keterangan teman korban, Bayu (11), mereka bermain hujan-hujanan bermain ban yang diikat. Saat korban terbawa arus, sudah berusaha menolong namun tidak kuat menahan.
Korban tercatat sebagai warga Jalan Batubara Nomor 68 RT 06, RW 08 Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Saat itu, warga sekitar melakukan pencarian, namun korban tidak menemukan korban.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelajar SMP ditemukan tewas di belakang sekolahnya pada pagi tadi, Senin (9/10).
Baca SelengkapnyaKorban sempat mendapatkan pertolongan pengunjung setempat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Baca SelengkapnyaJarak sungai dengan sekolah tidak sampai satu kilometer.
Baca SelengkapnyaSejauh ini kesaksian mereka dianggap belum bisa menjawab motif korban melakukan tindakan tersebut.
Baca SelengkapnyaKeduanya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada pagi Minggu (3/3)
Baca SelengkapnyaSebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.
Baca SelengkapnyaKorban bersama dua rekannya, AN (14) dan RF (12), terjatuh ke sungai akibat perahu terbalik.
Baca SelengkapnyaBocah itu sempat dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di Masjid Raya Al-Jabbar pada Minggu (17/12) malam.
Baca SelengkapnyaKorban diduga dalam kondisi mabuk saat berada di pinggir sungai
Baca SelengkapnyaNF awalnya berenang di Waduk Tanah Merah bersama empat temannya yang lain.
Baca SelengkapnyaSiswa kelas VII itu meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Cileuluy saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Baca SelengkapnyaMotif SR yang meloncat dari lantai empat masih belum diketahui.
Baca Selengkapnya