Enak benar jadi anak jenderal bisa sewenang-wenang di Jakarta
Merdeka.com - Fenomena orang yang mengaku-ngaku anak jenderal dan membuat ulah masih sering terjadi. Kemarin, seorang pengendara Honda Jazz memaksa petugas TransJakarta untuk membuka portal busway. Sang pengendara pun menggertak petugas bahwa dirinya anak jenderal.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) M Nasser malu mendengar peristiwa tersebut. Menurutnya, tak seharusnya gelar jenderal dapat digunakan untuk hal-hal semacam itu, apalagi untuk mengancam petugas busway TransJakarta atau yang lain.
"Jelas kita keberatan ya. Kalau ada anak polisi pangkat apa saja tapi kalau sampai anaknya mencari keistimewaan dalam interaksi masyarakat, ya itu sama sekali tidak benar. Padahal dia jelas melanggar aturan dan norma. Begitu banyak juga yang tidak ada hubungannya dengan polisi tapi dia tetap ngaku-ngaku jadi keluarga polisi," kata Nasser saat dihubungi merdeka.com, Selasa (30/7).
-
Apa yang dialami anak-anak Aiptu FN? Kedua anak perempuan itu masih di bawah umur, yakni 16 tahun dan 13 tahun. Saat dikepung, keduanya berada di dalam mobil bersama ibu dan ayahnya.
-
Apa saja dampak buruknya? Akibat menonton TV terlalu dekat bagi kesehatan diketahui dapat menyebabkan mata tegang, mata kering, sakit kepala, dan penurunan konsentrasi.
-
Kenapa Polisi Cepek muncul? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Kenapa Bhabinkamtibmas merasa anaknya tidak lolos polisi? Dia menduga, ada permainan licik di balik tak diterimanya sang putra menjadi abdi negara. Hal itu diduganya lantaran Polda Bali secara spesifik memberikan kuota khusus kepada para putra-putri yang terpilih.
-
Kenapa bus telolet di Tangerang dianggap berbahaya? Kondisi ini dirasa berbahaya dan rawan menyebabkan kecelakaan, terutama jika anak-anak yang mengejar bus terjatuh di lokasi tersebut.
Menurut Nasser, hal semacam itu seharusnya bisa dihentikan dan dilawan oleh masyarakat. Sebab fenomena semacam ini dapat memberikan dampak yang negatif pada polisi.
"Ini nanti bisa membuat polisi jadi bulan-bulanan. Polisi jadi tambah tak disukai oleh masyarakat dan menjadi sesuatu yang dibenci," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Nasser berharap pengawas internal kepolisian seperti Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) harus segera turun tangan. Karena jika tidak segera ditangani, akan ada ketakutan masyarakat semakin berpadangan buruk kepada kepolisian.
"Irwasum harus turun dan cari tahu ini benar apa nggak, ini benar anak polisi atau malah cuma ngaku-ngaku aja. Kalau dia memang betul keluarga Polisi, kalau perlu bapaknya juga diberi sanksi, itu kan sama aja ketidakmampuan mendidik anak. Tapi kalau memang terbukti cuma ngaku-ngaku ya tetap dianggap sebagai penistaan pada kepolisian. Tetap harus disidik supaya ada efek jera," papar Nasser.
Sebelumnya, seorang pengendara mobil Honda Jazz berwarna silver berani memaksa petugas bus TransJakarta koridor II, jurusan Pulogadung-Harmony untuk membuka portal busway. Untuk menakut-nakuti petugas dia pun mengaku dirinya anak seorang Jenderal aktif di Mabes Polri.
Dalam penelusuran wartawan, mobil Honda Jazz berwarna silver tersebut bernomor plat B 1011 UKF yang terdaftar atas nama Herman Gunawan. Beralamat di Jalan Sunter Hijau 1 Blok W2/17, RT 1 RW 10, Sunter, Jakarta Utara.
Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono menjelaskan, Polisi masih menyelidiki apakah pada saat itu Herman yang mengendarai atau bukan. "Kita masih selidiki," kata Hindarsono, Selasa (30/7).
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah jenderal Kowad yang berbeda profesi dengan sang anak sebagai seorang perwira polisi.
Baca SelengkapnyaGanjar menceritakan, ayahnya yang bernama Parmudji Pramudi Wiryo, seorang anggota polisi purnawirawan berpangkat Inspektur Polisi Satu (Iptu) Korps Polri.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berseragam ala Korps Bhayangkara berhasil diamankan Propam Polres Sampang.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang anggota polisi berpangkat Bripka perintahkan juniornya untuk lari di Polda sambil bernyanyi.
Baca SelengkapnyaKebahagiaan Brigjen Pol Singgamata melihat dua anak asuhnya kini punya jabatan mentereng dan segera menyusul jadi Jenderal Polisi.
Baca SelengkapnyaSi bocah diberi 'hadiah' istimewa. Seperti apa momen tersebut?
Baca Selengkapnya