Enam Anak di DIY Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Salah Satunya Bayi 7 Bulan
Merdeka.com - 13 Kasus anak mengalami gagal ginjal akut ditangani oleh RSUP Dr Sardjito sejak Januari-Oktober 2022. Dari 13 pasien ini, enam orang dinyatakan meninggal. Salah satu pasien yang meninggal ini adalah seorang bayi berusia tujuh bulan di Kabupaten Bantul, DIY.
Dokter spesialis anak yang tergabung dalam Tim Dokter Penanganan Gagal Ginjal Akut pada Anak RSUP Dr Sardjito Kristia Hermawan mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menemukan penyebab gagal ginjal akut pada anak.
"Untuk pasien meninggal dunia, satu berusia tujuh bulan dan tidak pernah mengonsumsi obat apapun. Pasien baru mendapatkan ASI dari sang ibu dan MP (makanan pendamping) ASI pun tidak kemasan dan dibuat oleh ibunya," kata Kristia, Rabu (19/10).
-
Mengapa penyakit ginjal polikistik bisa menyebabkan gagal ginjal pada anak? Penyakit ginjal polikistik, yaitu gangguan ginjal yang ditandai dengan adanya banyak kista di dalam ginjal. Kista ini bisa membuat ginjal bengkak dan merusak jaringan ginjal yang normal. Penyakit ini biasanya bersifat keturunan.
-
Apa itu gagal ginjal? Gagal ginjal adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan, namun dengan kebiasaan baik yang konsisten, risiko terjadinya kondisi ini dapat diminimalisir.
-
Apa penyebab utama gagal ginjal kronis? Penyebab gagal ginjal kronis adalah kondisi yang memengaruhi fungsi ginjal secara bertahap dan tidak dapat pulih.
-
Kapan anak rentan gagal ginjal? Dalam era modern ini, kesehatan anak menjadi prioritas utama bagi setiap orang tua.
-
Gimana cegah gagal ginjal pada anak? Mencegah gagal ginjal pada anak memerlukan pendekatan yang komprehensif, yang meliputi pola makan sehat, gaya hidup aktif, dan perhatian terhadap kesehatan secara keseluruhan.
-
Gejala apa yang sering muncul pada anak yang mengalami gagal ginjal? Beberapa gejala gagal ginjal akut pada anak yang perlu diwaspadai: Demam, yang bisa disebabkan oleh infeksi atau peradangan pada ginjal. Gangguan pencernaan seperti muntah dan diare, yang bisa disebabkan oleh penumpukan limbah dalam tubuh akibat fungsi ginjal yang menurun. Gangguan pernapasan seperti batuk dan pilek, yang bisa disebabkan oleh penurunan sistem kekebalan tubuh atau penumpukan cairan di paru-paru akibat gagal ginjal. Tidak bisa kencing atau volume urine yang keluar sangat sedikit, yang bisa disebabkan oleh gangguan aliran darah ke ginjal, penyumbatan saluran kemih, atau kerusakan sel ginjal. Pembengkakan di sekitar mata, pergelangan kaki, dan kaki, yang bisa disebabkan oleh penumpukan cairan dalam tubuh akibat gagal ginjal. Pertumbuhan anak terhambat, yang bisa disebabkan oleh gangguan metabolisme dan hormon akibat gagal ginjal. Kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, dan sering sakit kepala, yang bisa disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal dan penumpukan racun dalam tubuh. Tekanan darah tinggi, yang bisa disebabkan oleh gangguan pengaturan tekanan darah oleh ginjal.
"Kemudian yang pasien usia 11 bulan memang datang dalam kondisi gagal ginjal dan ada keterlibatan paru-paru dan jantung," sambung Kristia.
Kristia mengungkapkan dua pasien berusia tujuh dan 11 bulan ini selain mengalami gagal ginjal juga mengalami gangguan organ lain yaitu paru-paru dan liver.
Kristia mendiagnosis gangguan organ paru-paru dan liver ini terjadi karena imbas kerusakan ginjal karena gagal ginjal akut yang masih misterius penyebabnya hingga saat ini.
"Kita belum tahu apa penyebab gagal ginjalnya apa, apa itu toksin atau proses peradangan. Ketika sudah ada kondisi gagal ginjal ini, ini yang paling berat disertai organ lain juga," terang Kristia.
"Ginjal kalau tidak disertai pengeluaran cairan dia bisa sesak. Ginjal itu fungsi mengeluarkan cairan kalau tidak keluar akan menumpuk di paru-paru dan napas jadi sesak," sambung Kristia.
Sementara itu dokter lainnya Retno Palupi mengakui dua pasien berusia tujuh dan 11 bulan ini memang dirujuk ke RSUP Dr Sardjito sudah mengalami penurunan kesadaran.
"Kondisi penurunan kesadaran ini membuat kondisi sulit pada pasien," ucap Retno.
3 Anak Sakit Gagal Ginjal Akut di RSUP Dr Sardjito Dinyatakan Sembuh
RSUP Dr Sardjito menangani 13 pasien gagal ginjal akut sejak Januari-Oktober 2022. 13 pasien gagal ginjal akut ini memiliki rentang usia dari tujuh bulan hingga 13 tahun.
Dari 13 pasien ini, ada tiga orang yang dinyatakan sembuh, sementara enam pasien dinyatakan meninggal dunia dan empat orang masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito.
Retno mengatakan, tiga pasien yang dinyatakan sembuh ini tak mengalami gangguan organ lainnya selain ginjal. Kondisi ini berbeda dengan pasien lainnya yang saat ditangani sudah mengalami komplikasi gangguan organ selain ginjal.
"Pasien yang sembuh tidak mengalami gangguan organ lainnya semisal pembekuan darah. Ini berbeda dengan pasien lain yang masuk kategori berat dengan gangguan ginjal dan terjadi pembekuan darah," kata Retno, Rabu (19/10).
Pasien Gagal Ginjal Akut Cuci Darah
Retno mengungkapkan sebagian besar pasien gagal ginjal akut harus menjalani cuci darah atau hemodialisa. Meski demikian Retno menyebut cuci darah ini dilakukan sembari melihat kondisi pasien.
Untuk pasien yang sembuh, sambung Retno, ada yang harus menjalani cuci darah dan ada satu yang tidak. Untuk yang tidak ini dilakukan pengobatan biasa.
Retno menambahkan selain menggunakan cuci darah, sejumlah pasien juga harus memakai ventilator karena ada gangguan pernafasan akibat adanya cairan di paru-paru akibat kinerja ginjal tak berjalan normal.
"Beragam kondisi pasien itu, membuat belum ada preditor atau tolak ukur apakah pasien yang sembuh ini adalah yang melakukan cuci darah atau tidak," ungkap Retno.
Pasien Sembuh Tak Lagi Cuci Darah
Senada dengan Retno, tim dokter yang ikut menangani pasien gagal ginjal akut anak, Kristia Hermawan mengatakan pasien yang dinyatakan sembuh sudah tak lagi dilakukan cuci darah. Meski demikian, pemantauan pada organ tubuh lainnya tetap dilakukan.
Kristia menjelaskan jika ginjal yang dinyatakan normal mampu mengelola cairan tubuh berkapasitas 90 mililiter permenit. Untuk kategori di bawah itu, maka dibutuhkan pantauan khusus termasuk apakah harus cuci darah atau tidak.
Kristia menambahkan saat ini masih ada empat pasien gagal ginjal akut yang ditangani RSUP Dr Sardjito. Para pasien ini disebut Kristia masih memerlukan prosedur cuci darah.
"Empat pasien yang dirawat masih menjalani prosedur cuci darah," tutur Kristia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ani menyatakan penanganan gagal ginjal pada anak dapat dilakukan dengan dua cara.
Baca SelengkapnyaSemua warga dari berbagai daerah bisa berobat di RSUD dan RSCM yang ada di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnak anak gagal ginjal perlu adanya perawatan khusus yang salah satunya dirujuk ke RSCM.
Baca SelengkapnyaSejumlah anak menjalani cuci darah di RSCM pada unit khusus dialisis anak.
Baca SelengkapnyaProsedur pencucian darah menggunakan mesin khusus ini dilakukan pada pasien yang mengalami gagal ginjal.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi korban meninggal dunia sekitar pukul 18.45 WIB
Baca SelengkapnyaRSCM merespons banyaknya pasien anak-anak yang cuci darah yang viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi mulai mengusut dugaan malapraktik yang dilakukan RS Kartika Husada Bekasi terhadap pasien anak A.
Baca SelengkapnyaDokter RSCM menjelaskan perbedaan gangguan ginjal pada anak dan orang dewasa
Baca SelengkapnyaAnak-anak penderita gagal ginjal akut karena cemaran obat sirup beracun sedang berjuang untuk hidup.
Baca SelengkapnyaBocah 7 tahun meninggal dunia diduga jadi korban malapraktik operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih.
Baca Selengkapnya20 Anak menjalani cuci darah secara rutin setiap bulannya di Poliklinik Hemodialisis RSHS Bandung.
Baca Selengkapnya