Endang Karmas, pemuda yang merobek bendera Belanda di Bandung
Merdeka.com - Peristiwa perobekan bendera merah, putih, biru Belanda di Hotel Yamato Surabaya 10 November 1945 menjadi catatan heroik pasca Proklamasi Kemerdekaan RI. Peristiwa serupa terjadi pula di Bandung.
Peristiwa tersebut diceritakan dalam buku “Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan” (Cetakan kedua oleh Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat 2013).
Pada buku setebal 254 halaman tersebut disebutkan, pasca Proklamasi euforia kemerdekaan melanda negeri termasuk di Bandung. Para pemuda berusaha melucuti tentara Jepang, menduduki gedung-gedung yang masih dikuasai Belanda, dan mengibarkan bendera merah putih untuk menggantikan bendera Jepang dan Belanda.
-
Dimana bendera diibarkan? Aksi ini dilakukan di kawasan Bukit Teras Pass, Jalur Bukanagara.
-
Kapan Bendera Merah Putih dikibarkan? Bendera itulah yang dikibarkan pertama setelah Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.
-
Apa yang dilakukan di Hari Pahlawan? Di hari tersebut, Anda dapat melakukan berbagai hal untuk memberikan bentuk apresiasi dan penghargaan.
-
Kapan Indonesia memperingati hari kemerdekaan? Tahun ini, Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-78 tahun.
-
Siapa yang mengibarkan bendera? Bupati Subang, Ruhimat, Minggu (13/8) tampak bergelantungan di tali saat ikut membentangkan bendera merah putih raksasa di wilayah Kecamatan Cisalak.
-
Apa yang terkenal dari Kota Bandung? Tentu semua orang sudah tahu kalau alat musik tradisional angklung berasal dari Jawa Barat. Berkat Saung Angklung Udjo, alat musik angklung jadi terkenal hingga ke mancanegara.
“Aksi pengibaran Merah Putih ternyata tidak hanya di instansi, tetapi juga di seluruh kota. Tidak hanya menurunkan bendera Jepang, tetapi juga menyobek warna biru bendera Belanda,” demikian dalam buku yang kata pengantarnya ditulis oleh saksi sekaligus pelaku sejarah Bandung Lautan Api, Jenderal Besar TNI (Purn) AH Nasution.
Peristiwa perobekan bendera Belanda di antaranya terjadi di Gedung De Eerste Nederlands-Indische Spaarkas en Hypotheekbank (Denis), kini Bank Jabar Banten, yang berdiri di Jalan Braga-Naripan pada awal Oktober 1945.
Pelaku perobekan adalah Moh. Endang Karmas dan Mulyono yang waktu itu masih kecil. Buku tersebut kemudian memuat penuturan dari Endang Karmas. Saat itu ia sedang jalan-jalan di Alun-alun kemudian melintas di Jalan Asia-Afrika dan Jalan Braga.
Ia melihat ada kerumunan massa di depan Gedung Denis. Karena penasaran, ia kemudian mendekat. Di sana ia melihat tentara Jepang yang tampak terbunuh. Ia menduga tentara Jepang tersebut bertugas menjaga gedung yang didiami orang-orang Belanda.
Waktu itu, kata Endang, semangat perlawanan bangsa Indonesia sedang tinggi-tingginya, memicu kebencian terhadap Belanda dan Jepang. Di dalam gedung ia melihat perkelahian. “Saya untuk berkelahi tidak mungkin karena waktu itu saya masih kecil,” katanya.
Tidak ingin terlibat perkelahian, ia pun ikut naik ke atas gedung mengikuti beberapa orang lainnya. Banyak orang yang berteriak-teriak “Bendera!” sambil nunjuk ke atas gedung. Di atas gedung, ia bertemu dengan temannya Mulyono yang juga bermaksud melepas bendera.
Sementara orang lain tidak bisa mencapai puncak gedung. Mereka banyak yang berdiri menyaksikan dari atas dak. Namun begitu sampai di tiang bendera, kata dia, ternyata kabel bendera terbuat dari besi, membuat bendera sulit diturunkan.
Di tengah usaha penurunan bendera itu, terdengar tembakan senjata. Orang-orang berteriak “Awas dari Hotel Homann.” Hotel Homann merupakan gedung lainnya yang didiami orang-orang Belanda.
Untung saja bendera itu terkulai, ia berhasil memegang ujung bendera tepat di bagian warna birunya. Ia memiinta Mulyono memegangi ujung bendera itu. Ia sendiri mengeluarkan bayonet milik Belanda.
“Nah saya buka bayonet Belanda, disobek-sobek saja gitu. Disobek-sobek sehingga menjadi merah putih lagi, tapi masih banyak birunya. Rusak gitu (kain warna birunya tercabik-cabik, pen.),” tutur Endang.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai cara dilakukan warga Jateng untuk memperingati hari kemerdekaan. Semua mereka rela lakukan sebagai wujud kecintaan pada tanah air
Baca SelengkapnyaPria itu mengaku emosi pada pihak polsek karena penanganan kasus yang dilaporkannya.
Baca SelengkapnyaMereka melakukan itu semua demi memperingati jasa para pahlawan
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran tersebut viral di sosial media, Senin (16/10).
Baca SelengkapnyaViral sebuah video berdurasi 44 detik memperlihatkan pemuda memanjat tower BTS di Desa Uludaya, Kecamatan Mallawa Maros.
Baca SelengkapnyaPerbuatan tersangka dipicu sakit hati kepada warganya.
Baca SelengkapnyaTradisi mencuci bendera di ember ini dilakukan bersama-sama dan punya makna mendalam.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini bukan hanya mengenang kemerdekaan yang diproklamasikan di kota ini, tetapi juga untuk menumbuhkan semangat kebangsaan.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaPuncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.
Baca SelengkapnyaPemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya