Enggan Pindahkan Istri ke Kursi Belakang, Pengendara Mobil Maki Petugas

Merdeka.com - Seorang pengendara mobil mengamuk kepada petugas, lantaran tak terima ditegur dan enggan memindahkan posisi duduk istrinya ke kursi belakang, Minggu (3/5). Padahal ini sesuai aturan yang berlaku dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bogor.

Pengendara itu bernama Endang (44). Dia diberhentikan petugas di cek poin PSBB Simpang Empang. Petugas meminta agar istrinya yang semula duduk di bangku depan, agar pindah ke belakang. Video kemarahan Endang menyebar di berbagai platform media sosial dan pesan percakapan.

"Tidak terima. Sampaikan ke Bima Arya (Wali Kota Bogor). Ini prinsip hidup. Saya tidak mau memindahkan istri ke belakang. Saya tidur dengan dia masa di mobil susah," kata Endang dengan nada tinggi dalam video yang beredar di media sosial.

Laki-laki berkaos hitam dan celana jins itu mengaku kecewa dengan aturan PSBB. Dia membandingkan dengan pengendara sepeda motor yang tetap boleh berboncengan asalkan satu tempat tinggal.

Dia juga mengaku telah mengikuti imbauan pemerintah dalam mencegah penularan Virus Corona (Covid-19) dengan menggunakan masker dan menjaga kebersihan tangan.

Menanggapi ini, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim angkat bicara. Dedie meminta masyarakat mematuhi aturan selama PSBB, termasuk istri yang harus duduk di belakang jika berada di dalam mobil, demi meminimalisir penularan Virus Corona (Covid-19).

"Ditaati saja, karena tujuan PSBB meminimalisir pergerakan warga dengan pengaturan konfigurasi di kendaraan maupun arah tujuan bepergian. Agar masyarakat sebisa mungkin beraktivitas di rumah," kata Dedie.

Mengenai aturan yang masih membolehkan pengendara sepeda motor berboncengan alias tanpa jarak, menurut Dedie kewenangannya ada pada pemerintah pusat.

"Kita hanya melaksanakan turunan Permenkes bukan pemerintah daerah mengada ada. Perubahan Kebijakan di Pusat tinggal kita laksanakan," jelasnya.