Entengnya mulut politisi DPR cibir Novel kaleng rombeng & pahlawan cengeng
Merdeka.com - 2017 Menjadi tahun kelabu bagi penyidik senior KPK Novel Baswedan. Di tengah tugas pemberantasan korupsi yang sedang diembannya, mantan anggota Polri ini justru mendapat teror.
Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal di bagian wajah usai melaksanakan salat Subuh di masjid dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Alhasil, mata Novel mengalami kerusakan parah. Novel pun harus menjalani perawatan dan berulang kali operasi mata di sebuah RS di Singapura.
Hingga kini, kasus penyiraman air keras terhadap Novel belum menunjukkan titik terang. Polisi berulang kali menyatakan telah memeriksa banyak saksi, namun belum satu pun terduga pelaku yang ditangkap.
-
Apa kasus yang sedang dihadapi KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa tugas Nawawi Pomolango sebagai Ketua KPK? Nawawi sempat mengaku tugas yang diamanahkan Jokowi kepada dirinya sangat berat.
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
Novel sempat beberapa kali mengutarakan permohonannya kepada Presiden Jokowi agar dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) buat mengungkap kasusnya. Novel tak percaya jika kasus itu ditangani Polri. Sebab, menurut informasi yang diperolehnya ada keterlibatan jenderal polisi di kasusnya. Novel pun berjanji akan mengungkap nama sang jenderal kepada TGPF jika dibentuk Jokowi.
Namun, permintaan Novel tersebut justru menuai reaksi dari para politikus di DPR. Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Angket KPK, Masinton Pasaribu, mendesak Novel segera melaporkan jenderal Polri yang disebutnya terlibat kasus penyiraman air keras terhadapnya.
Masinton tak ingin Novel membangun opini yang bisa menimbulkan fitnah. Dia bahkan menyebut Novel jangan seperti kaleng rombeng.
"[Novel] Lapor sajalah, jangan kayak kaleng rombeng. Ini lama-lama beropini, terus mereka nuduh sana, nuduh sini," kata Masinton usai sebuah acara diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (28/7) lalu.
Menurut Masinton, sebagai penegak hukum Novel harusnya paham mengenai prosedur hukum. Oleh sebab itu, dia mendesak Novel lapor polisi atas tuduhannya tersebut.
"Kan penegak hukum, masa enggak ngerti hukum, enggak tahu prosedur hukum. Lapor dulu baru jelas. Itu kayak tudingan kaleng rombeng juga, lapor dong," kata politikus PDIP itu.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Dia meminta Novel tak bersikap kekanak-kanakan. Fahri menilai penyiraman air keras merupakan bagian dari resiko pekerjaan. Oleh sebab itu, dia meminta Novel Baswedan untuk menerimanya dan tak bersikap cengeng seperti anak kecil.
"Ya gini deh, Novel jangan diambil pribadi kalau ada resiko pekerjaan terima dong. Terima jadi pahlawan, tapi terima juga kalau diserang, karena enggak selamanya pahlawan itu di tandu, kadang kena tembak juga, ya diterima lah. Jangan kekanakan begitu, pokoknya pahlawan itu jangan cengeng, kalau enggak salah itu hadapi," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (8/9).
Menurut Fahri, Novel terlalu cengeng karena banyak menuntut. Dia mencontohkan, soal permintaan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta. Dia pula heran saat kasus yang menjerat Novel saat menjabat Kasat Reskrim Polres Bengkulu dihentikan. Padahal, Fahri menilai Novel layak dihukum dalam dugaan penembakan di kasus pencurian sarang walet.
"(Novel minta) bentuk tim ini dan itu. Dan Kasus Bengkulu ini menurut saya tragis, kasus ini mulai disidik 2012, lalu dihentikan oleh Pak SBY. Kata SBY 'ini enggak tepat waktu'. Masak ada hukum enggak tepat waktu, hukum ya hukum aja," ujarnya.
Politikus yang dipecat oleh PKS ini lantas mengungkit masalah tersebut yang kembali mencuat pada tahun 2015. Kala itu, Praperadilan kasus Surat Keputusan Penghentian Perkara (SKP2) yang dikeluarkan kejaksaan yang menyeret Novel Baswedan dikabulkan hakim tunggal Suparman. Praperadilan itu diajukan korban penganiayaan berat pencuri sarang burung walet pada 2004, Irwansyah Siregar dan Dedi Nuryadi melalui kuasa hukum Yuliswan.
Dalam keputusan sidang praperadilan yang digelar di PN Kota Bengkulu, Kamis, 31 Maret, hakim menyatakan SKP2 bernomor B.03/N.7.10/EP.1/02/2016 yang dikeluarkan Kejaksaan Negeri Kota Bengkulu dinyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum tetap. Fahri menyebut ini atas desakan Novel ke pemerintah.
"2015 Novel kena lagi, abis gitu nekan pemerintah sampai keluar (SKP2) padahal udah P21 di pengadilan keluar SKP2, SKP2-nya di Judicial Review oleh keluarganya, keluarganya kan rakyat indonesia juga," tukasnya
Nama Novel belakangan terus mencuat, khususnya setelah insiden penyiraman air keras oleh dua orang pelaku yang sampai saat ini belum terungkap. Dukungan dan simpati terhadap Novel terus mengalir. Novel dikenal sebagai penyidik KPK yang berani dan bermental baja.
Banyak kasus korupsi yang telah diungkap. Dia tak sungkan mengusut korupsi jenderal polisi sekalipun. Misalnya, kasus pengadaan simulator SIM yang melibatkan Irjen Pol Djoko Susilo. Teranyar, kasus mega korupsi e-KTP yang membelit Ketua Umum Golkar Setya Novanto.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Eks Penyidik Senior KPK Blak-blakan Kehidupan Koruptor: Anaknya Rusak dan Pasangan Selingkuh
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan membongkar pelemahan di KPK saat ini dilakukan lewat pegawainya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca SelengkapnyaNovel merupakan tersangka tunggal dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaNovel lantas menyindir Ketua KPK Firli Bahuri yang meresmikan sekaligus main badminton di Manado.
Baca SelengkapnyaNovel menyoroti kasus Ghufron yang bersitegang dengan Dewas KPK sudah parah dan sepantasnya mendapatkan sanksi berat.
Baca SelengkapnyaPidato yang dimaksud yakni komitmen Ketua Umum Partai Gerindra terhadap pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaSalah satu trik yang kerap dilakukan yakni dengan mengecilkan bandwidth saat melakukan pengajuan melalui sistem lelang.
Baca SelengkapnyaPimpinan dan penyidik KPK mendapatkan teror usai mengungkap kasus suap di Basarnas. Apa saja teror yang datang?
Baca SelengkapnyaNovel Bersama mantan penyidik KPK lain yang tergabung dalam IM57+ Institute semula Ingin mengikuti seleksi sebagai pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaNovel menyebut, Polri telah menyelamatkan KPK dari tangan Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan meminta Polda Metro Jaya mengusut tuntas kasus dugaan korupsi Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaBuntut pernyataan Wakil Ketua KPK Johanis Tanak yang menyebut penyelidik khilaf dalam OTT yang melibatkan Marsekal Madya Henri Alfiandi.
Baca Selengkapnya