Epidemiolog: Faktor Penentu Berakhirnya Pandemi Covid-19 Bisa Kendalikan Komorbid
Merdeka.com - Pakar Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan pengendalian komorbid atau penyakit bawaan menjadi salah satu faktor penentu untuk mengakhiri pandemi COVID-19.
"Sekarang menjadi penting, tidak hanya vaksinasi tapi juga 'screening' (penapisan) komorbid," kata dia dalam dialog secara virtual yang diikuti dari YouTube Internet Sehat di Jakarta, Jumat (25/2).
Ia mengatakan penyakit ginjal, kanker, hipertensi, dan diabetes selama bertahun-tahun mengakibatkan kebangkrutan BPJS Kesehatan sebab memicu subsidi untuk perawatan pasien yang cukup besar.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa demam berdarah jadi masalah di Indonesia? Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
Menurut Pandu, situasi tersebut menjadi sinyal yang terabaikan bahwa Indonesia tengah menghadapi "Non Communicable Disease" (NCD) atau penyakit tidak menular.
Saat terjadi pandemi COVID-19, kata dia, komorbid menimbulkan dampak kematian akibat pengaruh penyakit menular.
Bila dilihat berdasarkan proporsi kasus kasus kematian COVID-19 berdasarkan status komorbid, kata dia, didominasi oleh masyarakat yang memiliki lebih dari satu penyakit bawaan.
"Semakin banyak komorbid, risiko kematian semakin tinggi," katanya.
Terdapat empat jenis komorbid yang diteliti pada 1 Maret 2021 hingga 16 Februari 2022, yakni penyakit gagal ginjal yang menempati risiko kematian tertinggi sekitar 42,3 persen, penyakit jantung 27,8 persen, Diabetes Melitus 25,2 persen, dan hipertensi 17,8 persen.
Dia mengatakan kasus kematian pada penderita tanpa komorbid 2,8 persen, satu komorbid 14,8 persen, dua komorbid 25,5 persen, tiga komorbid 36,5 persen, dan empat komorbid 40 persen.
Pandu mendorong regulasi yang kuat untuk mengendalikan bahan baku produk makanan yang berpotensi memicu gejala komorbid yang lebih berat.
"Seandainya dulu kita ada regulasi yang membatasi penggunaan larutan garam, gula, hingga lemak dalam produknya, itu akan menurunkan risiko komorbid," katanya.
Pandu yang juga seorang epidemiolog itu, mengatakan komorbid telah menjadi beban pelayanan kesehatan di Indonesia sehingga diperlukan upaya deteksi dini agar dapat menekan risiko perawatan di fasilitas kesehatan.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus DBD di Indonesia terus meningkat, seperti data Kementerian Kesehatan RI yang mencatatkan 190.561 kasus dan 1.141 kematian hingga minggu ke-36 tahun ini.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaProf. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan agar kita waspada terhadap peningkatan kasus gondongan dan cacar air di kalangan siswa.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca Selengkapnya