Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Epidemiolog: Herd Immunity Kian Sulit Dicapai Jika Varian Lebih Menular Terus Beredar

Epidemiolog: Herd Immunity Kian Sulit Dicapai Jika Varian Lebih Menular Terus Beredar ilustrasi virus. ©2015 Merdeka.com/ health.howstuffworks.com

Merdeka.com - Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengungkapkan upaya mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok kian berat dengan kehadiran varian baru yang memiliki tingkat penularan lebih cepat. Sebab menurutnya, herd immunity berkaitan dengan tingkat penularan virus.

Seperti diketahui, sejumlah varian Covid-19 terdeteksi di Indonesia. Seperti Alfa, Beta, Delta dan yang terbaru Kappa. Tetapi saat ini, varian Delta mendominasi penularan Covid-19 di Tanah Air.

Tiap varian, lanjut dia, punya tingkat penularan yang berbeda. Biasanya disebut sebagai bilangan reproduksi dasar (R0).

"R0 menunjukkan tingkat penularan virus. Misalnya virus yang Wuhan yang original, R0-nya antara 2-3. Artinya satu dari orang yang terinfeksi virus original itu bisa menularkan ke sebanyak 2 sampai 3 orang. Nanti orang yang ditulari akan menularkan lagi ke 2 sampai 3 orang lain," jelas dia kepada Merdeka.com, Selasa (13/7).

"Sedangkan varian Delta ini lebih menular lagi. R0-nya hampir 2 kali lipat dari varian original. Perkiraannya yang Delta ini 6,5 (R0-nya). Jadi satu orang bisa menulari 6-7 orang lain. Kalau Alfa R0-nya 5,6," lanjut dia.

Untuk mencapai herd immunity terhadap virus, ada hitungannya. Lewat hitung-hitungan tersebut dapat ditentukan berapa persen jumlah populasi yang harus divaksin untuk mencapai herd immunity.

"Ada hitungannya, berapa persen untuk mencapai herd immunity. (Rumusnya) 1 dikurangi 1/R0. Satu dikurangi satu per R0. Kalau virus Wuhan, dengan mengisi R0 sekitar 3,3 lah, 1 dikurangi 1/3,3 ketemu angka 70 persen. Tapi kalau yang Delta ketika dimasukkan rumusnya 1 dikurangi 1/6,5 ketemunya 84,5 persen. Kalau dibulatkan 85 persen."

Butuh 85% Populasi Divaksin untuk Capai Herd Immunity

Dari perhitungan tersebut, dapat dilihat untuk mencapai herd immunity terhadap varian Covid yang muncul awal di Wuhan, jumlah populasi yang divaksin harus mencapai 70 persen. Sedangkan untuk varian Delta harus mencapai 85 persen populasi.

"Artinya kalau yang beredar luas varian Delta, maka kita akan lebih berat lagi mencapai herd immunity. Karena tidak cukup 70 persen untuk divaksinasi harus 85 persen. Lebih mahal kan. Karena 85 persen penduduk harus divaksinasi," terang dia.

Karena itu, Indonesia tidak boleh membiarkan kehadiran varian-varian baru yang lebih menular beredar luas. Sebab akan berdampak pada tingkat vaksinasi yang harus dicapai.

"Nanti kalau sampai yang beredar ini Delta makin berat lagi. Kita makin sukar mencapai herd immunity. Karena makin banyak orang yang harus divaksinasi. Makin mahal. Padahal vaksin-vaksin kita belum produksi kita sendiri. Kita harus impor. Jadi makin menular, maka untuk mencapai herd immunity harus makin banyak populasi yang divaksin," tandas dia.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran

Kemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi

PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus

Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.

Baca Selengkapnya