Epidemiolog: Pemerintah Harus Jelaskan Manfaat Vaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia Tri Yunis Miko mengatakan bahwa pemerintah perlu memberikan penjelasan secara terbuka kepada masyarakat mengenai manfaat dari pemberian vaksin COVID-19.
Menurut dia, penjelasan dari pemerintah ini akan sangat berdampak untuk mengurangi rasa kekhawatiran atau keraguan di tengah masyarakat mengenai vaksin COVID-19.
"Harus dijelaskan kepada masyarakat apa yang dikhawatirkan. Misalnya apa yang dikhawatirkan masyarakat, efek samping tidak ada, kemudian efek sampingnya ringan," kata Tri Yunis Miko dilansir Antara, Jumat (8/1).
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
"Makanya Presiden disuntik (vaksin) pertama. Itu untuk meyakinkan masyarakat bahwa enggak ada efek samping," sambung dia.
Lebih lanjut, Tri Yunis Miko mengatakan bahwa pemberian vaksin akan membawa dampak dalam penanganan pandemi COVID-19 yang ada di Indonesia.
Tri menjelaskan bahwa pemberian vaksin untuk penanganan pandemi COVID-19 membawa dua efek, yaitu efek terhadap individu dan juga efek terhadap masyarakat.
"Efek individu ini akan memberikan kekebalan pada individu yang di vaksin. Efek masyarakat kalau cakupannya sudah 80 persen itu baru menimbulkan kekebalan pada masyarakat. Kalau enggak mencapai 80 persen, hanya efek individu yang tercapai," ujar Tri Yunis Miko.
Untuk itu, Tri pun menyarankan agar program pemberian vaksin COVID-19 kepada masyarakat dapat segera dilakukan.
"Kalau ada vaksin prinsipnya kalau individu udah terlindungi pasti akan berkurang. Kalau 10 juta dosis tidak akan berkurang banyak, paling puluhan berkurang. Kalau sudah pada 100 juta dosis itu mulai terlihat berkurangnya. Makanya harus dilaksanakan buru-buru," jelas dia.
Namun dia juga menyarankan agar pemberian vaksin COVID-19 juga dapat dilakukan secara masif dan menyeluruh kepada semua masyarakat Indonesia agar pandemi COVID-19 dapat berkurang.
"Jangankan satu kali vaksin, kita enggak tahu mungkin cakupannya sekarang 70 persen itu belum hilang. Jangan harap satu kali vaksinasi sudah hilang," imbuhnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaVaksin Polio Bisa Bikin Cacat Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Pakar
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca Selengkapnya