Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Epidemiolog Ragukan Pandemi Corona Berakhir Juli

Epidemiolog Ragukan Pandemi Corona Berakhir Juli Sopir taksi terdampak pandemi. ©2020 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Epidemiolog dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran (Unpad), Bony Wien Lestari meragukan pernyataan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo soal prediksi pandemi Corona akan berakhir pada Juni-Juli nanti.

Bony mempertanyakan dasar prediksi tersebut dikeluarkan. Menurutnya, hingga saat ini angka pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Barat saja masih terus melonjak.

"Sebagai seorang epidemiolog, saya akan bertanya atas dasar apa kemudian beliau bisa menyatakan bahwa pandemi akan berakhir Juni dan kondisi Indonesia mulai normal Juli. Setidaknya data di Jawa Barat hingga saat ini, masih menunjukkan tren peningkatan kasus positif, ODP dan PDP disertai perluasan kasus ke hampir seluruh kabupaten kota di mana sekarang 25 dari 27 kabupaten kota sudah terdampak Covid-19," kata Bony kepada Liputan6.com, Jumat (1/5).

Orang lain juga bertanya?

Berkaca dari data tersebut, Bony mengaku tak berani mengatakan bahwa kondisi Indonesia mulai normal di bulan Juli. Walaupun ia mengharapkan ada penurunan kasus setelah Juni.

"Kita perlu tetap waspada karena selama masih ada sumber penularan dan masih ada orang yang rentan maka potensi wabah selalu ada, apalagi belum ada vaksin yang efektif untuk Covid ini," terangnya.

Model di Jawa Barat

Bony sendiri merupakan anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat menjelaskan, timnya memprediksi bulan Juni justru awal dari masa puncak pandemi di Jawa Barat.

"Kami perkirakan puncak epidemi akan terjadi sekitar akhir Mei hingga pertengahan Juni 2020, dengan asumsi seluruh intervensi dikerjakan terutama PSBB dan tes massal," ungkapnya.

Timnya memprediksi, di Jawa Barat angka pasien positif Covid-19 selama masa puncak pandemi berkisar antara 1.300-1.500 orang per hari. Kemudian mulai turun dan melandai setelah pertengahan Juni 2020.

"Setelah pertengahan Juni 2020, kami estimasikan masih akan ada pertumbuhan kasus infeksi baru, namun jumlahnya tidak sampai melebihi jumlah di saat puncak kasus," jelasnya.

Menurut Bony, indikator penurun semestinya bukan hanya dilihat dari angka orang terinfeksi virus Corona di wilayah Jakarta saja. Semestinya di wilayah sekitar, bahkan seluruh Indonesia.

"Bila memang data di Jakarta sudah menunjukkan penurunan maka kami perlu memastikan ulang dengan kondisi di Jawa Barat sekurangnya 1-2 minggu ke depan. Jawa Barat sebagai salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, perlu memantau ketat pertumbuhan kasus terutama di wilayah perbatasan Bodebek," ucap Bony.

"Jangan sampai di Jakarta menunjukkan tren penurunan kasus, namun sebaliknya muncul peningkatan jumlah kasus di Jawa Barat," sambungnya.

Sinergi Pusat dan Daerah

Agar target penurunan itu bisa tercapai, Bony meminta Tim Gugus Tugas untuk berkoordinasi dengan cepat dengan berbagai pihak di berbagai level. Penanggulangan wabah Covid-19 ini membutuhkan sinergi dan kekompakan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah.

"Satu komando itu penting. Selain itu, kebijakan yang baik perlu selalu didukung oleh data-data yang valid dan akurat. Salah satu kebijakan dalam mengendalikan wabah Covid ini adalah pemberlakuan PSBB yang bertujuan untuk mengurangi frekuensi kontak per orang," tegasnya.

PSBB ini, lanjut Bony sebetulnya berpotensi untuk menyebabkan wadah (kabupaten/kota/provinsi) penuh dengan orang-orang yang rentan sehingga hendaknya dilakukan secara total didampingi oleh social distancing atau pembatasan fisik yang disiplin serta pelacakan kontak yang agresif setiap menemukan satu kasus baru.

Bony menyebut, salah satu pilar penanggulangan wabah adalah komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat. Selama ini, orang berpikir bahwa garda terdepan menghadapi Covid-19 adalah tenaga kesehatan. Menurutnya persepsi itu tidak tepat.

"Garda terdepannya justru masyarakat. Sehingga perlu memahamkan masyarakat tentang Covid-19 ini, bagaimana mencegahnya, dan sebagainya melalui edukasi masyarakat yang intensif dan menyeluruh hingga ke seluruh lapisan masyarakat," terangnya.

Menurut Bony rakyat perlu diberi pemahaman tentang strategi pemerintah dalam menanggulangi wabah ini dan diberi peluang untuk berkontribusi. Menurutnya tidak perlu ada sanksi tegas bila masyarakat sudah paham betul.

"Kembali lagi, rakyat perlu diyakinkan bahwa pemerintah mampu mengatasi wabah ini," tandasnya.

 

Reporter: Yopi Makdori

Sumber: Liputan6.com

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI

Ahli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius

Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.

Baca Selengkapnya
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia

Presiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman

Peningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kepala BMKG: Insya Allah Turun Hujan di Bulan November, Kemarau akan Berakhir
Kepala BMKG: Insya Allah Turun Hujan di Bulan November, Kemarau akan Berakhir

"Jadi kita insya allah mulai turun hujan di bulan November," jelas Dwikorita

Baca Selengkapnya
Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Meninggal Dunia
Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Meninggal Dunia

Kabar duka ini dibenarkan oleh Kepala BNPB Letjen Suharyanto.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Meninggal Dunia
CEK FAKTA: Hoaks Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Meninggal Dunia

Doni saat ini masih dirawat di RS Siloam Semanggi Jakarta.

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya