Epidemiolog Sebut Gejala Varian Omicron Mirip Influenza
Merdeka.com - Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan, gejala yang muncul akibat terpapar Covid-19 varian Omicron tak berbeda dengan Influenza. Gejalanya berupa demam hingga batuk.
"Pada dasarnya mirip gejala Influenza pada umumnya, mirip. Jadi demam, batuk, sama saja, enggak jauh berbeda," katanya dalam diskusi virtual, Selasa (7/12).
Sementara dari sisi penularan, varian Omicron tak jauh berbeda dengan Delta. Keduanya sama-sama bisa menulari orang yang pernah terpapar Covid-19 maupun sudah divaksinasi. Omicron juga bertransmisi lewat droplet.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kenapa virus punya bentuk berbeda? Bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
-
Bentuk virus apa saja? Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
-
Apa saja bentuk virus? Struktur dan bentuk virus bervariasi, tergantung pada jenis asam nukleat, jumlah dan susunan protein selubung, serta adanya atau tidaknya selubung membran.
Windhu menuturkan, tingkat transmisi dan fatalitas varian Omicron belum diketahui. Hingga saat ini, Badan Kesehatan Dunia atau WHO belum menemukan dua karakteristik tersebut pada varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan itu.
"Sampai hari ini, WHO sendiri, virolog sendiri belum tahu persis karakter dari Omicron itu seperti apa," ujarnya.
Menurut Windhu, cara pencegahan terhadap Omicron sama seperti varian sebelumnya. Menerapkan protokol kesehatan 3M secara ketat, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun.
Selain itu, masyarakat harus mengikuti vaksinasi untuk mencegah sakit berat saat terpapar varian Covid-19.
"Jadi pencegahannya sama, prokes 3M 100 persen dan vaksinasi," tandasnya.
Kementerian Kesehatan mengatakan hingga saat ini belum ditemukan varian Omicron di Indonesia. Padahal surveilans genomik terhadap spesimen pelaku perjalanan internasional terus dilakukan.
"Belum ada (varian Omicron)," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
Nadia menyebut, setiap hari ada sekitar 500 hingga 600 spesimen yang disekuensing di Indonesia. Upaya ini untuk mencegah lolosnya varian Omicron ke Indonesia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya