Epidemiolog soal Kerumunan Sambut Jokowi: Jangan Salahkan Masyarakat Terus
Merdeka.com - Epidemiolog Pandu Riono menilai masyarakat tak bisa disalahkan dalam peristiwa kerumunan menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/2).
Menurutnya, meskipun pihak Istana mengungkapkan bahwa kerumunan terjadi secara spontanitas, namun dia menekankan masyarakat tidak bisa disalahkan.
"Apakah kerumunan itu disengaja atau tidak, apakah spontan? Kalau spontan, maka masyarakat tidak bisa disalahkan. Jangan salahkan masyarakat terus," kata Pandu saat dihubungi merdeka.com, Rabu (24/2).
-
Apa yang dilakukan warga saat Jokowi berkunjung? Padahal korban tersebut hanya membentangkan spanduk berisikan 'Selamat Datang Pak Jokowi, Kami Sudah Pindah, Kami Pilih Ganjar' pada saat Jokowi berada di pasar Agrosari, Wonosari.
-
Apa sikap Jokowi terkait Jampidsus dikuntit? 'Sudah enggak ada masalah memang enggak ada masalah apa-apa,' imbuhnya.
-
Kenapa Jokowi blusukan ke pasar? Saat blusukan ke pasar, Jokowi juga turut cek harga kebutuhan pokok
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana Jokowi bantu warga? 'Tadi sudah saya sampaikan yang meninggal segera akan diberikan santunan, kemudian yang rumahnya rusak untuk menenangkan beliau-beliau masyarakat akan segera bantuannya diberikan dan dimulai pembangunannya. Tetapi sekali lagi, dengan catatan lahan untuk relokasi sudah ditetapkan dari Pak Bupati,' jelas Jokowi usai meninjau lokasi banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5).
-
Kenapa Jokowi hadir di acara? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto.
Meskipun dalam video yang beredar itu terlihat masyarakat langsung mengerumuni mobil yang ditumpangi oleh Jokowi, namun kata Pandu, seharusnya sebelum kedatangan Jokowi, pihak penyelenggara bisa mengedukasi masyarakat agar tidak membuat kerumunan.
"Masyarakat harus diedukasi. Jadi harusnya diedukasi dulu, dimulai dari pejabat daerahnya," ujarnya.
Sehingga menurutnya, pejabat daerah setempat memiliki peran penting dalam mengantisipasi kerumunan tersebut. Selain itu, menurutnya seluruh pihak yang mempunyai wewenang dalam acara kedatangan Jokowi ini, sebelumnya harus sudah mengantisipasi bila terjadi kerumunan seperti itu.
"Kemudian apakah sebelumnya tidak diantisipasi oleh (pihak) yang mengatur kedatangan presiden?" ucapnya.
"Sehingga yang melanggar protokol kesehatan ini bukan pusat saja," kata dia.
Meskipun begitu, dia mengatakan, tidak semua kerumunan menimbulkan penularan. Sebab, kata dia, risiko penularan virus Corona di ruang terbuka jauh lebih kecil dibandingkan penularan di ruang tertutup.
"Covid itu airborne disease dan sudah sering dibahas ini. Namun banyak orang tidak percaya. Ya tak apa jika tidak percaya, tapi terbukti bahwa demo besar terjadi di beberapa negara dan tidak menimbulkan klaster penularan Covid-19," kata ahli kesehatan masyarakat Universitas Indonesia itu.
Dia pun menjelaskan, sirkulasi udara di ruang terbuka jauh lebih baik, tidak seperti di ruang tertutup yang membuat virus terus berada di ruang itu saja. Selain itu, lanjut dia, durasi kerumunan di Maumere juga relatif singkat, tidak berjam-jam.
"Mengapa di tempat terbuka jauh lebih rendah penularannya? Ya karena sirkulasi udaranya sangat bagus. Makanya pernah disarankan untuk kerja di ruang terbuka karena Covid itu airborne disease," ujarnya.
Seperti yang diketahui, sebelumnya Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, kerumunan tersebut terjadi secara spontanitas, saat Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Maumere.
Bey menjelaskan, saat perjalanan masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan. Kemudian saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan, hal tersebut membuat rombongan Jokowi berhenti.
"Sehingga membuat iring-iringan berhenti. Kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," ungkapnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar mengaku belum mengetahui peristiwa tersebut.
Baca SelengkapnyaRaja Juli Antoni merasa heran dengan tindakan yang dilakukan oleh segerombolan massa tersebut.
Baca SelengkapnyaKampanye Akbar di GBK Sebabkan Kemacetan, Prabowo Minta Maaf
Baca SelengkapnyaPrabowo menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Jakarta yang terkena dampak kemacetan akibat adanya kampanye akbar di GBK.
Baca SelengkapnyaSekjen PSI, Raja Juli Antoni menyayangkan aksi segerombolan pemotor yang membawa bendera PDIP tersebut
Baca SelengkapnyaNusron menganggap apa yang dilakukan sekelompok massa itu merupakan perilaku yang menggambarkan ketidaksiapan orang untuk berbeda pendapat dan berbeda pilihan.
Baca SelengkapnyaKesenian bantengan mencerminkan semangat kebersamaan dan gotong royong.
Baca SelengkapnyaMereka menunggu giliran untuk bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana.
Baca SelengkapnyaRibuan warga di kedua kabupaten antusias menyambut kedatangan Jokowi dan kedua pasangan yang berpawai diiringi kesenian daerah
Baca SelengkapnyaMenurutnya, gotong-royong dari seluruh masyarakat sangat diperlukan. Bukan cuma ramai-ramai karena ingin senangnya saja.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah jika ada pendukung yang meninggalkannya.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta seluruh relawan tidak melakukan provokasi dan fitnah.
Baca Selengkapnya