Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Epidemiolog Soroti Kemenkes soal Narasi Vaksin Gotong Royong Percepat Herd Immunity

Epidemiolog Soroti Kemenkes soal Narasi Vaksin Gotong Royong Percepat Herd Immunity Budi Gunadi Sadikin. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Epidemiolog Griffith, Dicky Budiman mengkritisi pernyataan Kementerian Kesehatan yang menyebut pelaksanaan vaksinasi Covid-19 gotong royong bisa mempercepat pembentukan kekebalan komunitas (herd immunity) di tengah pandemi. Dia menegaskan, vaksinasi Covid-19 gotong royong bukan cara untuk mempercepat pembentukan herd immunity.

"Itu narasi yang akan misleading, misinterpretasi dan misekspektasi," katanya dalam diskusi virtual, Sabtu (27/2).

Dicky mengatakan jika narasi vaksinasi Covid-19 gotong royong mempercepat pembentukan herd immunity terus digaungkan maka dapat berdampak negatif pada upaya 3T (testing, tracing dan treatment). Pemerintah dan pihak swasta, kata dia, bisa semakin abai melaksanakan 3T.

Orang lain juga bertanya?

Padahal, kunci utama pengendalian wabah penyakit adalah 3T. Sementara pemerintah saat ini belum optimal melaksanakan 3T.

"3T ini sebetulnya strategi yang sangat basic setiap wabah. Kemudian tidak dijalankan tiba-tiba berharap sesuatu vaksinasi akan lebih baik," ujarnya.

Dicky melanjutkan, mencapai herd immunity di tengah pandemi Covid-19 tidak mudah. Dia menyebutkan, negara maju sekalipun belum bisa menentukan kapan bisa mencapai herd immunity meski telah melakukan vaksinasi Covid-19.

"Herd immunity itu tidak mudah. Banyak jalan yang akan kita tempuh. Apalagi bicara dari formulanya, dari herd immunity itu bagaimana bicara efikasi mencegah penularan, kita belum tahu angkanya berapa persen. Kemudian bagaimana angka reproduksinya di setiap daerah yang akan menjalankan vaksinasi," jelasnya.

Kolaborator sains LaporCovid-19 ini mengatakan target pemerintah melakukan vaksinasi 70 persen dari total penduduk di Indonesia untuk mencapai herd immunity hanya asumsi. Dasar asumsi pemerintah tersebut berdasarkan tingkat efikasi vaksin Covid-19.

"Itu asumsi saja 70 sampai 80 persen. Dengan asumsi efikasi vaksin dalam mencegah penularan penularan itu di 60 persenan. Tapi kalau ternyata di bawah itu bisa lebih tinggi lagi bisa 90 persen. Atau bahkan bisa sebaliknya tidak akan tercapai atau tidak mungkin tercapai herd immunity itu," ucapnya.

"Jadi bukan berarti otomatis kita selesai setelah 181 juta warga divaksin, otomatis jamin kita mencapai herd immunity tidak ada. Tidak ada yang menjamin itu," tandasnya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi

Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.

Baca Selengkapnya
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

Baca Selengkapnya
Ini Saran dari Ahli Kesehatan di Tengah Tingginya Kasus Gondongan dan Cacar Air
Ini Saran dari Ahli Kesehatan di Tengah Tingginya Kasus Gondongan dan Cacar Air

Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan agar kita waspada terhadap peningkatan kasus gondongan dan cacar air di kalangan siswa.

Baca Selengkapnya
Tiga Pilar Preventif untuk Kesehatan Masyarakat sebagai Investasi Masa Depan
Tiga Pilar Preventif untuk Kesehatan Masyarakat sebagai Investasi Masa Depan

"Lebih baik mencegah daripada mengobati", adalah semboyan yang tepat untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif di masa depan.

Baca Selengkapnya
Cara Indonesia Tanggulangi DBD Dilirik Kantor Farmasi Global
Cara Indonesia Tanggulangi DBD Dilirik Kantor Farmasi Global

Kasus DBD di Indonesia terus meningkat, seperti data Kementerian Kesehatan RI yang mencatatkan 190.561 kasus dan 1.141 kematian hingga minggu ke-36 tahun ini.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC

Presiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.

Baca Selengkapnya
Puan Maharani Tekankan Pentingnya Kesiapan Pemerintah dan Masyarakat Hadapi Potensi Pandemi
Puan Maharani Tekankan Pentingnya Kesiapan Pemerintah dan Masyarakat Hadapi Potensi Pandemi

Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan Pemerintah akan pentingnya kesiapan dalam menghadapi potensi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru

Sejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.

Baca Selengkapnya
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi

Salah satu hal yang banyak dipercaya adalah bahwa ketika seseorang pernah terkena DBD, dia tidak akan mengalaminya lagi.

Baca Selengkapnya
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan

Introduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.

Baca Selengkapnya