Epidemiolog Soroti Kemunculan Ivermectin: Seperti Cari Profit saat Rakyat Menderita
Merdeka.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono angkat bicara soal wacana pemerintah menggunakan obat ivermectin sebagai terapi bagi pasien Covid-19. Menurutnya penggunaan obat ini terkesan mencari profit di tengah penderitaan rakyat atas pandemi Covid-19.
"Iya mencari profit di tengah penderitaan rakyat," kata Pandu saat dihubungi merdeka.com, Selasa (29/6).
Menurutnya, walaupun obat yang lisensinya dimiliki oleh PT Harsen Laboratories asal Amerika Serikat terbilang murah. Namun semenjak ivermectin digadang-gadang sebagai obat trapi Covid-19 harganya sudah melonjak naik, padahal masih dalam tahap uji klinis dan belum bisa dipakai untuk Covid-19.
-
Kenapa pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Mereka memanfaatkan kondisi pelajar yang masih labil dengan iming-iming bisa tidur nyenyak setelah mengonsumsi obat ini,' jelasnya.
-
Bagaimana pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Awalnya mereka menyebarkan informasi dari mulut ke mulut, menawarkan obat ini dengan janji tidur yang nyenyak,' tambahnya.
-
Kenapa 'obat' awet muda mahal? Jutawan maestro teknologi yang berubah menjadi biohacker ini menyampaikan di platform X pada hari Senin bahwa pendaftaran telah dibuka untuk mencoba. Studi eksperimen selama 90 hari masyrakat harus membayar biaya masuk minimal USD999 atau Rp 15 jutaan.
-
Kenapa harga bothok mercon tetap terjangkau? Walaupun butuh cabai banyak, namun harga makanan yang ditawarkan cukup terjangkau yaitu Rp10 ribu per porsi.
-
Apa yang dijual dengan harga Rp1.000? Dengan bahan sederhana dan murah, Anda bisa menjual berbagai olahan es lilin ini dengan terjangkau, yaitu Rp1.000.
-
Apa yang dijual? Dia merinci, luas tanah lokasi berdirinya masjid 300 meter persegi.'Sementara tanah kosong yang di belakang masjid kurang lebih luasnya juga 300 meter persegi. Jadi kurang lebih dua sertifikat itu luas lahannya 600 meter,' ungkapnya.
"Walaupun harganya murah, kalau itu jutaan gimana. bayangin harganya bisa Rp10.000 sekarang ajakan obat itu diborong oleh mafia obat, biar langka. Padahal obat itu baru mau diteliti, tapi diizinkan untuk dipakai," katanya.
Argumen itu, kata Pandu, sejalan dengan postinganya pada akun twitternya soal surat dari FLCC yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait rekomendasi penggunaan Ivermectin. Dimana, dia menilai jika Menkes seperti acuh terhadap surat tersebut.
"Menteri kesehatan engga peduli, menteri kesehatan acuh terhadap surat itu. Enggak ditanggapin," ujarnya
Tetapi malahan manteri yang diluar topoksinyalah, lanjut Pandu, seperti Kepala Staf Presiden Moeldoko yang juga Ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir lah yang gencar mengkampanyekan penggunaan obat ivermectin.
"Yang nanggapi itu menteri-menteri yang lain karena menangkap peluang duit soalnya bukan untuk tanggulangi pandemi," lanjutnya.
Erick Thohir Ingatkan Ivermectin bukan Obat Covid-19
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat menekankan obat Ivermectin produksi PT Indofarma Tbk untuk terapi penanganan Covid-19, bukan obat Covid-19.
Erick Thohir mengatakan, pihaknya terus melakukan komunikasi intensif kepada Kementerian Kesehatan, karena dari studi yang ada Ivermectin ini dianggap bisa membantu terapi pencegahan dan harganya sangat murah.
"Tapi kembali ditekankan ini adalah terapi, bukan obat Covid-19. Ini bagian dari salah satu terapi," ujar Erick Thohir seperti dikutip dari akun Instagram resminya @erickthohir di Jakarta, Selasa (22/6).
Menteri BUMN itu juga mengingatkan Ivermectin merupakan obat keras dan harus digunakan dengan resep serta pengawasan dokter, sehingga tidak boleh asal-asalan dalam mengonsumsinya.
"Harap diingat, Ivermectin tergolong obat keras dan harus digunakan dengan resep serta pengawasan dokter. Jadi, jangan sekali-kali mengkonsumsi obat ini tanpa resep dokter," ujar Erick Thohir.
Dia menjelaskan, Ivermectin adalah obat anti-parasit yang sudah digunakan terbatas untuk terapi penyembuhan Covid-19 di berbagai negara dari India sampai Amerika, juga Indonesia.
Bujuk Rayu Perusahaan AS Tawarkan Ivermectin
Sebagaimana dikutip, melalui akun twitternya @drpriono yang menandai akun BPOM RI. Pandu mengungkap isi surat dari FLCC yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait rekomendasi penggunaan Ivermectin.
"Upaya bujukan, tekanan atau bujuk-rayu lain pasti dilakukan oleh organisasi internasional atau domestik untuk gunakan obat cacing ivermectin sbg terapi Covid-19 di NKRI. Dua tokoh yg aktif sebagai promotor di publik, Moeldoko dg Harsen-pharma Erick Thohir dg indofarma," ungkap Pandu Riono seperti dikutip merdeka.com, pada akun twitternya, Selasa (29/6).
Sementara FLCC sendiri kepanjangan dari Frontline Covid Critical Care Alliance yakni organisasi nirlaba yang berbasis di AS organisasi kemanusiaan yang terdiri dari dokter-peneliti-peneliti ahli dunia yang terkenal yang satu-satunya misinya selama setahun terakhir adalah mengembangkan dan menyebarluaskan protokol pengobatan yang efektif untuk covid-19.
Surat yang ditanda tangani Dr Tess Lawrie sebagai perwakilan dari BIRD Group ini awalnya memuji langkah pemerintah RI dalam penanganan Covid-19. Pun, ia memuji para tenaga kesehatan serta organisasi lainnya di dalam negeri yang berupaya meringankan penderitaan rakyat kala pandemi menyerang.
Pujian AS ke Indonesia dalam penanganan Covid-19 khususnya ditujukan kepada beberapa provinsi yakni, DKI Jakarta, Jawa, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung Kepulauan dan Kalimantan Utara.
Pada paragraf selanjutnya, dijelaskan selama empat bulan terakhir, E-BMC Ltd telah bekerja sama dengan FLCC untuk mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk mengadopsi kembali obat yang ada untuk penanganan awal covid-19.
Salah satu obat tersebut adalah Ivermectin, obat yang aman yang memiliki telah digunakan selama hampir 40 tahun untuk mengobati infeksi parasit. Bukti baru menunjukkan bahwa ia memiliki sifat antivirus dan anti-inflamasi yang kuat juga.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi juga telah memberikan instruksi untuk mencari solusi guna menekan harga obat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDampak buruk pelemahan rupiah karena tingkat importasi obat-obat-obatan di Indonesia masih relatif tinggi.
Baca SelengkapnyaMukti enggan mengungkap total keuntungan yang didapat pelaku dari menjual obat perangsang tersebut.
Baca SelengkapnyaBarang bukti terseut yaitu dua toples obat jenis Hexymer 2 mg warna kuning bertuliskan mf dengan total sebanyak 2.000.
Baca SelengkapnyaTaruna menyebut, harga obat yang beredar di RI 400 persen lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaSemakin tingginya harga rokok mendorong perokok pindah ke alternatif rokok yang lebih murah.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap biang kerok penyaluran pupuk subsidi langka buat petani.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet menekan harga obat dalam negeri agar setara dengan negara lain.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten menduga produk-produk impor yang di jual di bawah HPP merupakan produk yang masuk melalui crossborder atau bisnis lintas batas.
Baca Selengkapnya