Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Epidemiolog: Tak Ada Dasar Ilmiah & Sejarah Pandemi Hanya Selesai dengan Vaksinasi

Epidemiolog: Tak Ada Dasar Ilmiah & Sejarah Pandemi Hanya Selesai dengan Vaksinasi Vaksin Massal Nakes di Istora. ©2021 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Kementerian Kesehatan RI mencatat, jumlah kasus aktif di Indonesia per 8 Februari kemarin mencapai 171.288 kasus. Dengan angka positivity rate sebesar 29,4 persen. Padahal, standar WHO hanya 5 persen. Selain kasus positif, pemerintah juga mencatat, ada 77.601 orang yang berstatus suspek.

Epidemiolog dari Grifith University, Diky Budiman mengungkapkan, yang harus pemerintah lakukan saat ini yakni tetap meningkatkan 3T yakni testing, tracing dan treatment. Meskipun program vaksinasi sudah berjalan dan sebanyak 814.585 orang Indonesia sudah disuntik vaksin dosis pertama.

Dia menilai, pemerintah masih harus melindungi ratusan juta penduduk Indonesia lainnya yang saat ini belum divaksin. Yang mana risiko penularannya masih tinggi.

Orang lain juga bertanya?

"Seluruh level pemerintah daerah harus meningkatkan 3T untuk mengendalikan virus ini. Karena kalau tidak terdeteksi, dia lebih bisa menyebar, nah jadinya tetap banyak yang membawa virus. Ini yang harus dikendalikan," katanya kepada merdeka.com, Selasa (9/2).

Diky mengatakan, 3T dan 5M sebenarnya sangat ampuh untuk menekan jumlah kasus positif, jika keduanya betul-betul dilaksanakan dengan serius. Sebab, kunci pengendalian pandemi di suatu negara sebenarnya telah dirangkum dalam 3T dan 5M. Bukan hanya bergantung dengan vaksin.

Seperti yang diketahui, 5M yang dimaksud yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

"Tidak ada dasar ilmiah dan fakta sejarah yang mendukung bahwa pandemi bisa selesai dengan vaksinasi saja. Harus tetap 3T dan 5M karena herd immunity itu memerlukan kondisi ideal dan waktu yg relatif lama," jelasnya.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo menargetkan program vaksinasi di Indonesia selesai dalam waktu satu tahun. Dengan jumlah target sasaran 181 juta atau 70 persen populasi, sehingga diharapkan bisa terbentuk herd immunity. Ahli Kesehatan Masyarakat itu pun mengatakan bahwa herd immunity tidak bisa terbentuk dalam waktu satu tahun.

"Tidak bisa dicapai dalam 1 tahun. Maka sudah jelas ya vaksinasi itu tidak bisa menyelesaikan pandemi, kalau tidak didukung 3T dan 5M di masyarakat," ujar Diky.

Menurutnya, 5M dan 3T penting karena orang yang sudah divaksin, kata dia, hanya melindungi dirinya sendiri. Tidak melindungi orang lain yang belum divaksin.

"Orang yang divaksin bisa menularkan, itu sangat umum terjadi. Nah jadinya 5M itu wajib dilakukan," terangnya.

"Manfaat dari program vaksinasi itu, jadinya orang yang jatuh sakit tidak perlu perawatan di RS," ujarnya.

Dengan begitu, kata Dicky akan mengurangi beban rumah sakit. Fasilitas pelayanan kesehatan pun bisa lebih maksimal melayani dan merawat pasien yang bergejala dan memiliki komorbid. Sehingga, angka kematian bisa ditekan.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Jawab Dugaan Kasus DBD Naik Akibat Penyebaran Nyamuk Wolbachia
Kemenkes Jawab Dugaan Kasus DBD Naik Akibat Penyebaran Nyamuk Wolbachia

Banyak yang menduga, kenaikan kasus DBD ini akibat penyebaran nyamuk mengandung wolbachia.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi

Salah satu hal yang banyak dipercaya adalah bahwa ketika seseorang pernah terkena DBD, dia tidak akan mengalaminya lagi.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD

Dia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.

Baca Selengkapnya
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan

Introduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya