Epidemiolog Ungkap Penyebab Vaksinasi Covid-19 Masih Jauh dari Target
Merdeka.com - Vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan. Hingga hari ini pukul 12.00 WIB, baru 23.905.335 dosis vaksin Covid-19 diberikan kepada masyarakat dari target 380 juta dosis vaksin.
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan vaksinasi Covid-19 belum mencapai target. Pertama, stok vaksin Covid-19 di Indonesia terbatas.
"(Vaksinasi Covid-19) masih lamban karena stoknya terbatas," katanya kepada merdeka.com, Kamis (20/5).
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
Penyebab kedua, infrastruktur pendukung vaksinasi dan vaksinator Covid-19 masih minim. Pandu menyarankan, pemerintah segera mengubah sasaran prioritas vaksinasi Covid-19 untuk mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas di Tanah Air.
Sasaran yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 adalah masyarakat lansia bukan kelompok usia produktif atau petugas layanan publik.
"Jangan usia produktif dulu atau pekerja, fokus pada lansia di Jawa, Bali dan ibu kota provinsi luar Jawa," jelasnya.
Selain sasaran, pemerintah juga perlu mengubah strategi vaksinasi Covid-19. Menurutnya, pemerintah sebaiknya mengerahkan perawat dan dokter untuk menjadi vaksinator Covid-19.
"Kerahkan perawat untuk vaksinator bukan hanya dokter," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut baru 23 juta dosis vaksin Covid-19 yang sudah disuntikkan ke masyarakat. Angka itu masih jauh dari target penyuntikan yakni 380 juta dosis vaksin Covid-19.
"Sampai saat ini kita telah menyuntikkan 23 juta dosis vaksin dari rencana yang ingin kita lakukan kurang lebih nanti 380 juta dosis vaksin. Ini memang masih jauh sekali," katanya di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/5).
Guna mempercepat pencapaian herd immunity, Jokowi mendorong vaksinasi gotong royong mulai dilaksanakan. Vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi gotong royong mulai tiba di Tanah Air sejak bulan lalu.
"Dari komitmen yang harusnya kita dapatkan kurang lebih 30 juta hari ini kita baru mendapatkan, sampai hari ini baru datang 420.000," ungkapnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca Selengkapnya