Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Eretan yang tak tergerus zaman

Eretan yang tak tergerus zaman perahu eretan. ©2016 merdeka.com/dede rosyadi

Merdeka.com - Transportasi umum terus berkembang mengikuti perubahan zaman. Namun, di beberapa tempat angkutan umum massal tradisional tetap bisa hidup. Hal itu bisa dilihat di lingkungan pinggiran kali Bekasi, Jawa Barat. Puluhan tahun warga setempat mengandalkan transportasi sungai, atau lebih dikenal dengan perahu eretan.

Hilir mudik mulai dari pagi mengangkut anak-anak sekolah, perahu itu juga mengangkut para pedagang sampai pekerja, buat menuju ke berbagai kampung dengan menyeberangi kali Bekasi.

Gunan (42), lelaki paruh baya asli betawi ini sudah bekerja sebagai penarik perahu eretan selama belasan tahun.

"Narik perahu eretan udah lama juga. Sekitar 13 tahun. Saya tiap hari nyeberangin orang-orang pakai perahu ini. Mulai anak-sekolah, orang kerja, dan warga sekitar," kata Gunan saat ditemui merdeka.com di Kampung Blendung, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Bekasi Utara, Selasa (10/5).

Gunan mengaku pekerjaannya itu dia lakoni mulai dari pagi hingga larut malam.

"Kerja beginian sih enggak pernah sepi. Tiap beberapa menit ada aja orang yang nyeberang kali mau ke kampung sebelah," ucap Gunan sambil menarik tali perahu eretan.

Biasanya, Gunan mengantarkan para penumpang dari Kampung Kali Bedah ke kampung Blendung dan sebaliknya.

"Kalau perahu eretan kan cuma nyeberangin kali dari kampung ke kampung. Enggak bisa muter-muter kaya angkot," ujar Gunan sambil tertawa.

Gunan merasa pekerjaan digelutinya itu terbilang mudah, tetapi berisiko tinggi. Sebab, di saat musim hujan dan banjir kiriman dari Bogor, perahu eretannya itu harus menganggur. Andai dipaksakan harus mengangkut penumpang, risikonya tali pandu bertindak sebagai 'rel' dan penambat perahu bisa putus. Bahkan perahu itu juga bisa terbalik.

"Kalau air lagi surut sih enak. Perahu jalannya tenang. Tapi kalau musim hujan dan banjir, saya lebih baik nganggur dulu daripada membahayakan penumpang," tutur Gunan.

Dari pantauan merdeka.com, jasa perahu eretan Gunan sangat diminati oleh masyarakat sekitar yang ingin menyeberangi kali Bekasi. Meski ada jalan alternatif berupa jembatan, tetapi butuh waktu buat melintasinya. Masyarakat cukup membayar Rp 2000 sekali menggunakan jasa Gunan.

"Lebih enak naik perahu eretan, lebih dekat. Tinggal nyeberang udah sampai rumah. Kalau lewat jembatan harus mutar jauh," kata Devi (15), seorang pelajar mengaku saban hari menggunakan jasa perahu eretan itu.

Meski demikian Devi mengaku juga takut dengan bahaya setiap saat mengancam.

"Paling pas musim banjir. Biasanya perahu enggak stabil jalannya. Ngeri juga, takut terbalik perahunya," ucap Devi. (mdk/ary)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jasa Besar Perahu Eretan di Ciliwung, Bantu Mobilitas Warga hingga Jaga Kebersihan Sungai sejak 1970-an
Jasa Besar Perahu Eretan di Ciliwung, Bantu Mobilitas Warga hingga Jaga Kebersihan Sungai sejak 1970-an

Kehadirannya tak boleh disepelekan, karena perahu eretan di Sungai Ciliwung sangat dibutuhkan warga dan bisa menjaga kebersihan aliran air.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Perahu Eretan yang Masih Bertahan di Tengah Era Modern Ibu Kota
FOTO: Potret Perahu Eretan yang Masih Bertahan di Tengah Era Modern Ibu Kota

Warga sekitar masih memanfaatkan jasa penyeberangan perahu eretan untuk memangkas jarak dan waktu ke tempat tujuan.

Baca Selengkapnya
Puluhan Tahun Lalu Selamatkan Penumpang Kapal Van der Wijck, Begini Proses Pembuatan Perahu Ijon-Ijon Lamongan
Puluhan Tahun Lalu Selamatkan Penumpang Kapal Van der Wijck, Begini Proses Pembuatan Perahu Ijon-Ijon Lamongan

Kapal ini awet hingga lebih dari 15 tahun karena sebagian besar bahannya merupakan kayu jati

Baca Selengkapnya
Molek, Transportasi Legendaris yang Dibangun Belanda Ratusan Tahun Lalu, Dulunya Dipakai Angkut Emas
Molek, Transportasi Legendaris yang Dibangun Belanda Ratusan Tahun Lalu, Dulunya Dipakai Angkut Emas

Molek adalah transportasi legendaris asal Bengkulu yang digunakan untuk mengangkut penumpang dan logistik antar desa.

Baca Selengkapnya
Sampan Berusia 3.000 Tahun Ditemukan Masih Utuh di Pinggir Sungai, Dipakai Manusia di Zaman Perunggu Akhir
Sampan Berusia 3.000 Tahun Ditemukan Masih Utuh di Pinggir Sungai, Dipakai Manusia di Zaman Perunggu Akhir

Sampan ini ditemukan pada 2001 dan menjalani proses restorasi yang panjang.

Baca Selengkapnya
Keberadaannya Kini Tinggal Kenangan, Ini Fakta Menarik Mobil Ketek Andalan Warga Palembang
Keberadaannya Kini Tinggal Kenangan, Ini Fakta Menarik Mobil Ketek Andalan Warga Palembang

Transportasi Mobil Ketek ini masih tergolong dalam jenis opelet yang juga tak kalah populer di era yang sezaman.

Baca Selengkapnya
Intip Suasana Jadul Bandung Tahun 1971, Banyak Bemo di Kota hingga Azan Masjid Masih Manual dari Jendela
Intip Suasana Jadul Bandung Tahun 1971, Banyak Bemo di Kota hingga Azan Masjid Masih Manual dari Jendela

Di tahun 1971, Bandung masih dipenuhi Bemo dan masjid-masjid masih belum memakai teknologi pengeras suara.

Baca Selengkapnya
Bisa Berlayar Melawan Arah Angin, Ini Fakta Menarik Lopi Sandeq Perahu Layar Tercepat di Dunia Warisan Suku Mandar Sulawesi
Bisa Berlayar Melawan Arah Angin, Ini Fakta Menarik Lopi Sandeq Perahu Layar Tercepat di Dunia Warisan Suku Mandar Sulawesi

Perahu Lopi Sandeq jadi bukti kekuatan masyarakat pesisir asli Indonesia

Baca Selengkapnya
Melihat Jembatan Gantung Tua Tersembunyi Berusia 1 Abad Lebih di Kendal, Bekas Rel Kereta
Melihat Jembatan Gantung Tua Tersembunyi Berusia 1 Abad Lebih di Kendal, Bekas Rel Kereta

Walaupun usianya sangat tua, namun jembatan itu masih berdiri kokoh.

Baca Selengkapnya