Erupsi Gunung Semeru, Basarnas Fokus Cari Korban Belum Ditemukan

Merdeka.com - Upaya penyelamatan korban masih menjadi fokus petugas Basarnas pascaerupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12) kemarin. Sampai malam ini, korban meninggal dunia berjumlah 22 orang.

"Selain membantu masyarakat yang ke tempat pengungsian, kita fokuskan kepada pencarian terhadap korban-korban memungkinkan masih belum ketemu sesuai dengan informasi di lapangan," kata Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Brigjen TNI Wurjanto, dalam konpers secara online, Senin (6/12).

Dia berharap cuaca di sekitar cukup bersahabat sehingga memudahkan proses pencarian dan evakuasi.

"Sehingga kita lebih mudah menjangkau daerah-daerah yang perlu kita sisir," ujarnya.

Proses pencarian korban, katanya, Basarnas membentuk empat tim SAR yang berada di dua wilayah.

"Tiga dari Surabaya dan satu dari Lumajang baru gabung," tutupnya.

Kronologi Erupsi Gunung Semeru

Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB. BNPB mengungkapkan kronologi Gunung Semeru mengalami erupsi disertai guguran awan panas.

Pukul 14.47 WIB

Getaran banjir lahar atau guguran awan panas mulai terjadi dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.

pukul 15.10 WIB

PPGA Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.

Kejadian itu diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik. Daerah-daerah tersebut yaitu Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, serta Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.

Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.