Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Evolusi perpeloncoan, kezaliman yang terlembaga

Evolusi perpeloncoan, kezaliman yang terlembaga ilustrasi berkelahi. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Kita pasti akan tersenyum sesaat jika mengingat beberapa kejadian saat mengenyam bangku sekolah ataupun kuliah. Sebab, hampir seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia pasti pernah mengalami Mapta, Mapram, Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) hingga MOS (Masa Orientasi Siswa).

Selama ini Ospek bukanlah istilah yang asing lagi bagi kita. Mulai dari Mapram, Mapta, Ospek hingga MOS itu sendiri, yang ternyata perubahan nama tersebut tak diiringi dengan perubahan sistem perpeloncoan ke arah yang lebih baik.

Entah siapa yang memulai memberi nama resminya, yang jelas Ospek ini dahulunya bernama Mapram dan Mapta. Keduanya disebut-sebut dekat dengan masa peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Setelah zaman Reformasi namanya berganti Ospek dan sampai saat ini lebih dikenal lagi dengan istilah baru Masa Orientasi Siswa.

Orang lain juga bertanya?

Menurut berbagai sumber, Ospek sangat erat kaitannya dengan mahasiswa baru (maba) yang baru saja memulai hari-hari pertamanya memasuki kampus. Sedangkan MOS adalah ospek untuk para pelajar yang duduk di bangku SMP ataupun SMA. Namun pada intinya sama, untuk mengenal dan memahami lingkungan tempat belajar sebagai suatu lingkungan akademis serta memahami mekanisme yang berlaku di dalamnya.

Kendati keempat istilah itu disebut-sebut sebagai ajang untuk memperkenalkan siswa/mahasiswa pada lingkungan baru sekolahnya, tetap saja banyak yang merasakan efek negatif akibat prosesi acara itu. Mereka yang mengikuti Ospek misalnya, dipaksa untuk mengikuti sistem yang sudah turun temurun dilakukan, yang efeknya tentu semua sudah tahu, meninggalkan kesan yang tidak baik.

Kegiatan Ospek dan MOS di Indonesia sering kali diisi oleh kekerasan dalam bentuk verbal dan tak jarang terjadi kekerasan fisik. Dengan konsep junior harus patuh kepada senior, apapun perintahnya. Sehingga sering kali para peserta disuruh mengenakan pakaian dan ornamen yang tidak wajar bahkan harus mau menerima hukuman fisik dari senior bahkan sampai berujung pada kematian.

Beberapa masyarakat mengkritik kegiatan-kegiatan tersebut. Apapun dalih tujuan dari Ospek seperti dikutip dari Wikipedia, menurut para psikologis, sebenarnya tiada lain adalah tindakan balas dendam para senior akan pengalamannya ketika mereka mengikuti kegiatan Ospek. Walaupun sebagian besar secara resmi kegiatan Ospek yang negatif diberhentikan, ada saja beberapa pihak yang masih melaksanakan kegiatan negatif tersebut.

Sebab, yang pernah merasakan Ospek atau MOS mereka bisa saja melakukannya lagi kepada juniornya. Hal itu akan terus saja berputar seakan sudah menjadi tradisi, seakan sudah terlembaga dan lazim dilakukan kepada calon-calon pembangun bangsa Indonesia selanjutnya. Inilah evolusi perpeloncoan, kezaliman yang terlembaga.

(Dari berbagai sumber)

Baca juga:

STPDN kini, setelah populer karena perpeloncoan kejam

Asal usul Ospek, benarkah sejak dulu penuh kekerasan?

Ospek dan rantai kekerasan di dunia pendidikan kita

Polisi malah bantah kematian Fikri berkaitan dengan ospek

Akibat penganiayaan saat ospek, situs ITN kerap diusili hacker

(mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Faktor Pelaku Melakukan Bullying, Salah Satunya Balas Dendam
5 Faktor Pelaku Melakukan Bullying, Salah Satunya Balas Dendam

Seseorang yang menjadi pelaku pembulian biasanya memiliki alasan baik dari dalam dirinya, keluarga atau bahkan lingkungan pertemanan.

Baca Selengkapnya
Perundungan Kian Mengerikan, Ini Deratan Kekerasan Libatkan Pelajar yang Bikin Geger
Perundungan Kian Mengerikan, Ini Deratan Kekerasan Libatkan Pelajar yang Bikin Geger

Deretan kasus di atas hanya segelintir. Tentu kondisi tersebut sungguh miris. Pelajar seorang tak lagi menunjukkan sikap sebagai seorang anak terpelajar.

Baca Selengkapnya
STIP Jakarta Jawab Kabar Tradisi Perpeloncoan Buntut Kematian Mahasiswa: Penyakit Turun Temurun Itu Sudah Dihapus
STIP Jakarta Jawab Kabar Tradisi Perpeloncoan Buntut Kematian Mahasiswa: Penyakit Turun Temurun Itu Sudah Dihapus

Polisi telah memeriksa 10 saksi untuk menyelidiki kasus tersebut.

Baca Selengkapnya
3 Tipe Kepribadian yang Punya Kecenderungan Lakukan Revenge Porn seperti Pemeras Founder Nasi Darurat Jogja
3 Tipe Kepribadian yang Punya Kecenderungan Lakukan Revenge Porn seperti Pemeras Founder Nasi Darurat Jogja

Revenge Porn memiliki korelasi erat dengan pemilik tipe-tipe kepribadian "Dark Triad".

Baca Selengkapnya
Riwayat Tawuran Pelajar di Jakarta yang Sudah Ada sejak 1960-an, Dulu Guru Juga Jadi Korban
Riwayat Tawuran Pelajar di Jakarta yang Sudah Ada sejak 1960-an, Dulu Guru Juga Jadi Korban

Biasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.

Baca Selengkapnya
Terapkan Criminal Profiling, Polda Sumut Berhasil Ungkap Psikologis Pelaku Begal
Terapkan Criminal Profiling, Polda Sumut Berhasil Ungkap Psikologis Pelaku Begal

Polda Sumatra Utara menerapkan Criminal Profiling kepada tiga pelaku begal yang sedang menjalani proses penahanan di Mapolrestabes Medan.

Baca Selengkapnya