Evolusi perpeloncoan, kezaliman yang terlembaga
Merdeka.com - Kita pasti akan tersenyum sesaat jika mengingat beberapa kejadian saat mengenyam bangku sekolah ataupun kuliah. Sebab, hampir seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia pasti pernah mengalami Mapta, Mapram, Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) hingga MOS (Masa Orientasi Siswa).
Selama ini Ospek bukanlah istilah yang asing lagi bagi kita. Mulai dari Mapram, Mapta, Ospek hingga MOS itu sendiri, yang ternyata perubahan nama tersebut tak diiringi dengan perubahan sistem perpeloncoan ke arah yang lebih baik.
Entah siapa yang memulai memberi nama resminya, yang jelas Ospek ini dahulunya bernama Mapram dan Mapta. Keduanya disebut-sebut dekat dengan masa peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Setelah zaman Reformasi namanya berganti Ospek dan sampai saat ini lebih dikenal lagi dengan istilah baru Masa Orientasi Siswa.
-
Bagaimana tekanan teman sebaya memicu perkelahian? Tekanan teman memainkan peran penting dalam kekerasan remaja sebagai penyebab tawuran, terutama karena anak-anak lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko atau kekerasan ketika mereka bertindak sebagai sebuah kelompok. Remaja yang biasanya tidak agresif atau melakukan kekerasan sendiri sering merasa diberdayakan saat berada dalam kelompok.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Apa saja faktor internal yang memicu perkelahian pelajar? Penyebab yang Berasal dari Faktor Internal1. Mengalami krisis identitas (identity crisis)Penyebab tawuran yang pertama yaitu karena remaja atau pelajar tersebut sedang mengalami krisis identitas. Identitas diri yang dicari remaja adalah bentuk pengalaman terhadap nilai-nilai yang akan mewarnai kepribadiannya.Jika tidak mampu menemukan atau menginternalisasi nilai-nilai positif ke dalam dirinya, serta tidak dapat mengidentifikasi dengan figur yang ideal, maka akan berakibat buruk, yakni munculnya penyimpangan-penyimpangan perilaku tersebut.
-
Bagaimana cara remaja mengatasi tekanan dari teman sebaya? Mengajarkan remaja untuk memiliki keberanian menolak pengaruh negatif sangatlah penting. Orangtua juga perlu menciptakan lingkungan di mana anak merasa aman untuk berbicara tentang kesalahan tanpa rasa takut akan dihakimi.
Menurut berbagai sumber, Ospek sangat erat kaitannya dengan mahasiswa baru (maba) yang baru saja memulai hari-hari pertamanya memasuki kampus. Sedangkan MOS adalah ospek untuk para pelajar yang duduk di bangku SMP ataupun SMA. Namun pada intinya sama, untuk mengenal dan memahami lingkungan tempat belajar sebagai suatu lingkungan akademis serta memahami mekanisme yang berlaku di dalamnya.
Kendati keempat istilah itu disebut-sebut sebagai ajang untuk memperkenalkan siswa/mahasiswa pada lingkungan baru sekolahnya, tetap saja banyak yang merasakan efek negatif akibat prosesi acara itu. Mereka yang mengikuti Ospek misalnya, dipaksa untuk mengikuti sistem yang sudah turun temurun dilakukan, yang efeknya tentu semua sudah tahu, meninggalkan kesan yang tidak baik.
Kegiatan Ospek dan MOS di Indonesia sering kali diisi oleh kekerasan dalam bentuk verbal dan tak jarang terjadi kekerasan fisik. Dengan konsep junior harus patuh kepada senior, apapun perintahnya. Sehingga sering kali para peserta disuruh mengenakan pakaian dan ornamen yang tidak wajar bahkan harus mau menerima hukuman fisik dari senior bahkan sampai berujung pada kematian.
Beberapa masyarakat mengkritik kegiatan-kegiatan tersebut. Apapun dalih tujuan dari Ospek seperti dikutip dari Wikipedia, menurut para psikologis, sebenarnya tiada lain adalah tindakan balas dendam para senior akan pengalamannya ketika mereka mengikuti kegiatan Ospek. Walaupun sebagian besar secara resmi kegiatan Ospek yang negatif diberhentikan, ada saja beberapa pihak yang masih melaksanakan kegiatan negatif tersebut.
Sebab, yang pernah merasakan Ospek atau MOS mereka bisa saja melakukannya lagi kepada juniornya. Hal itu akan terus saja berputar seakan sudah menjadi tradisi, seakan sudah terlembaga dan lazim dilakukan kepada calon-calon pembangun bangsa Indonesia selanjutnya. Inilah evolusi perpeloncoan, kezaliman yang terlembaga.
(Dari berbagai sumber)
Baca juga:
STPDN kini, setelah populer karena perpeloncoan kejam
Asal usul Ospek, benarkah sejak dulu penuh kekerasan?
Ospek dan rantai kekerasan di dunia pendidikan kita
Polisi malah bantah kematian Fikri berkaitan dengan ospek
Akibat penganiayaan saat ospek, situs ITN kerap diusili hacker
(mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seseorang yang menjadi pelaku pembulian biasanya memiliki alasan baik dari dalam dirinya, keluarga atau bahkan lingkungan pertemanan.
Baca SelengkapnyaDeretan kasus di atas hanya segelintir. Tentu kondisi tersebut sungguh miris. Pelajar seorang tak lagi menunjukkan sikap sebagai seorang anak terpelajar.
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa 10 saksi untuk menyelidiki kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaRevenge Porn memiliki korelasi erat dengan pemilik tipe-tipe kepribadian "Dark Triad".
Baca SelengkapnyaBiasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
Baca SelengkapnyaPolda Sumatra Utara menerapkan Criminal Profiling kepada tiga pelaku begal yang sedang menjalani proses penahanan di Mapolrestabes Medan.
Baca Selengkapnya