Fadli Zon akui tukang tusuk sate salah, polisi sudah benar
Merdeka.com - Setelah menemui tukang sate yang hina Presiden Joko Widodo (Jokowi), Muhamad Arsad (MA), Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengakui adanya kesalahan yang dilakukan oleh MA. Fadli juga menilai tindakan polisi ini sudah baik dan benar.
"Tadi saya sudah ketemu dengan MA ditemani oleh Dirtipekus Pak Kamil, memang tentu saja ada kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan MA," kata Fadli Zon usai menemui MA di Mabes Polri Jakarta, Jumat (31/10).
Setelah mendengar penjelasan-penjelasan polisi, dirinya keliru atas pendapat sebelumnya yang menyatakan hukum tajam ke atas namun tumpul ke bawah. Menurutnya, dalam kasus ini tidak ada yang dipolitisasi, polisi hanya melakukan tugas dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya.
-
Siapa yang mengatakan tidak ada refleksi khusus karena Jokowi tidak diundang? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Siapa yang tidak disalami oleh Jokowi? Dalam video yang merekam momen tersebut, terlihat Try Sutrisno telah bersiap menyambut Presiden Jokowi yang menyalami tamu undangan satu pe rsatu. Saat itulah Jokowi melewati Try Sutrisno tanpa memberi salam sebagaimana Jokowi kepada para wakil presiden sebelumnya.
-
Siapa yang mengkritik Santyka Fauziah? Meskipun netizen mengkritik, banyak juga yang mendukung hubungan Sule dengan Santyka Fauziah.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
"Setelah mendengar penjelasan-penjelasan bagaimana yang terjadi sesungguhnya, kita tidak ingin dipolitisasi dan kita lihat memang tidak ada unsur politisasi," ungkap Fadli.
Dia juga menambahkan untuk kasusnya yang telah dilaporkan saat pilpres sudah ada progres, dan Fadli mengakui kasus ini murni pornografi karena ada unsur Jokowi sebagian orang menginterpretasikan ke Jokowi.
"Ada unsur pornografi, karena ada unsur itu jadi diinterpretasikan lain seperti itu," katanya.
Fadli juga mengatakan masalah ini bisa jadi masukan bagi DPR, mungkin DPR bisa melakukan revisi terhadap Undang-undang agar UU bisa menegakkan hal seperti ini.
"Mungkin DPR bisa melakukan revisi terhadap Undang-undang supaya UU bisa menegakkan, ini masalah aturan main yang lebih tegas," katanya.
Fadli mengatakan proses hukum harus tetap dijalankan namun dirinya beserta keluarga MA, tetap meminta penangguhan penahanan.
"Kita mintakan penangguhan penahanan, karena yang bersangkutan (MA) memang mengalami shock dengan kejadian ini," kata Fadli.
Fadli berharap sekitar satu atau dua hari penangguhan penahanan terhadap MA dikabulkan.
Sebelumnya, Fadli mengaku heran mengapa gara-gara masalah sepele itu, Mabes Polri langsung turun tangan. Dia pun melarang polisi cari muka menahan Arsad.
"Kita akan pelajari. Tidak boleh ada abuse of power. Jangan ada yang cari muka di pemerintahan baru ini, termasuk polisi. Nanti kalau perlu kita akan kunjungi yang bersangkutan," kata Fadli kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/10).
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam kasus kematian Vina dan Eky, Saka Tatal telah menjalani hukuman selama delapan tahun penjara. Dia diduga ikut terlibat atas hilangnya nyawa Vina dan Eky.
Baca SelengkapnyaKejagung menegaskan pengusutan perkara tersebut berdasarkan bukti dan fakta hukum.
Baca SelengkapnyaMenurut Susno Duadji, tidak ada pembunuhan dalam kasus Vina
Baca SelengkapnyaTim hukum Said Didu menilai tidak ada korelasi antara pernyataan Said Didu dengan pelapor Maskota.
Baca SelengkapnyaDalam salah pertimbangannya, disebut Saldi membantah adanya komunikasi atau kesepakatan dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaMuhadjir mengatakan, polemik Ponpes Al-Zaytun selama ini merupakan kasus individu yang diduga dilakukan pengasuh Panji Gumilang.
Baca SelengkapnyaPenyidik mendapatkan keterangan lebih dari dua orang saksi yang menyatakan bahwa tersangka Pegi Setiawan berada di lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaPolisi membantah pengakuan Saka Tatal dengan foto-foto selama pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaIpda Rudy Soik membantah tuduhan ditangkap Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda NTT saat karaoke di jam dinas.
Baca Selengkapnya