Fadli Zon bandingkan cara pembuatan pidato era Soeharto & Jokowi
Merdeka.com - Kesalahan tempat lahir proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno dalam pidato Presiden Jokowi dinilai Fadli Zon adalah kesalahan fatal. Menurutnya kesalahan tersebut harus menjadi warning pada SOP pembuatan pidato Presiden.
Dia pun membandingkan mekanisme pembuatan pidato di pemerintahan Presiden Jokowi dengan di era pemerintahan Presiden Soeharto. Menurutnya di zaman Soeharto, pembuatan pidato harus melalui melalui tiga saringan.
"Zaman Pak Harto dulu, itu ada staf memberikan itu ke sekretariat, dari sekretariat ke bagian pembuatan pidato, kemudian Mensesneg, baru kemudian Presiden," katanya saat ditemui seusai kunjungan di DPRD DIY, Jumat (5/6).
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Bagaimana Jokowi menyampaikan pesan dalam kata-kata lucu nya? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
Tidak selesai di situ, menurutnya Presiden juga harus melakukan koreksi terlebih dahulu dan tidak dibacakan begitu saja.
"Presiden pun juga harusnya kemudian mengoreksi lagi, tidak dimakan bulat-bulat, tidak dari seorang memberikan kertas lalu dimakan bulat-bulat. itu bahaya," ujarnya.
Dia pun mengingatkan jika ucapan Presiden bisa berdampak luas, sehingga jika terjadi kesalahan bisa menjadi sangat fatal. Oleh karena itu dia meminta Mensesneg, Pratikno untuk membenahi mekanisme internal.
"Ini warning, jadikan momentum perbaikan SOP dalam tubuh kepresidenan, fungsikanlah Setneg secara proporsional," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkah Jokowi meminta agar tidak memilih capres nomor 2? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaSejarawan JJ Rizal menyebut proses Pemilu 2024 sama seperti pelaksanaan Pemilu 1971 saat awal era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaAir mata Hasto mengucur bukan karena tidak bisa menjawab pertanyaan penguji sidang doktornya, melainkan ketika menyinggung soal kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku pernah berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaDi era presiden sebelumnya, tidak pernah ada presiden yang membuat aturan sesuai keinginannya
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal penting yang harus dilakukan oleh Jokowi yakni mempertanggungjawabkan kebijakan.
Baca SelengkapnyaMenurut Sudirman, ucapan Jokowi presiden boleh kampanye dan memihak berbahaya.
Baca SelengkapnyaFahri pun mengajak semua elemen bangsa untuk berkepala dingin dan fokus memilih dengan pertimbangan jauh ke depan.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep menilai, bahwa seorang presiden juga tidak luput dari kesalahan.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai ada kemiripan antara Soeharto dan Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya mempertahankan kepemimpinan lewat Pemilu.
Baca SelengkapnyaPemerintahan Jokowi mewariskan masalah yang cukup besar pada sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mendekati Mahkamah Agung untuk meloloskan Kaesang untuk bisa mengikuti Pilkada, menurutnya sudah keterlaluan
Baca Selengkapnya