Fadli Zon: Kita jelas kutuk terorisme, itu tindakan biadab!
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengutuk keras aksi penikaman dua anggota Brimob dekat Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, Jumat, (30/6) lalu. Menurutnya, aparat penegak hukum harus mengusut tuntas otak pelaku penikaman tersebut.
"Perlu diungkap siapa pelaku, siapa yang ada di belakangnya, siapa yang menjadi dalang dari tindakan tersebut. Ini sesuatu yang sudah terjadi tetapi perlu dikaji lagi persoalan yang melatarbelakanginya kenapa seberani itu melakukan teror kepada petugas," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (3/7).
Menurut Politisi Partai Gerindra itu pelaku teror yang terus menyasar anggota Polri perlu menjadi bahan introspeksi.
-
Apa yang dilakukan Brimob di depan gedung Kejagung? 'Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) Pintunya ketutup, enggak perhatiin cuma ya motornya doang. Rame-rame,' ucapnya saat ditemui, Minggu (26/6).
-
Mengapa DPR RI minta pelaku dihukum berat? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4).
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
"Sasaran dari tindakan teror belakangan ini adalah aparat penegak hukum dalam hal ini polisi tentu harus menjadi evaluasi juga dari Polri sendiri. Kita jelas mengutuk tindakan terorisme apalagi belakangan ini dilakukan di dekat rumah ibadah, di masjid, saya kira ini tindakan yang biadab," tegasnya.
Fadli juga menambahkan mengapa aparat kepolisian yang menjadi sasaran para terorisme. Hal itu harus diusut dengan tuntas dan diberi hukuman yang maksimal.
"Disisi lain kita juga harus melihat kenapa yang menjadi sasaran itu aparat kepolisian? Ini juga mungkin karena dianggap sebagai ancaman atau masalah. Saya kira ini menjadi bahan pertimbangan, terorisme harus kita berantas tapi disisi lain penegakan hukum harus adil," pungkasnya.
Seperti diketahui, AKP Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful Bachtiar ditusuk setelah menunaikan salat isya di Masjid Falatehan, Jaksel, sekitar pukul 19.40 WIB pada Jumat (30/6). Pelaku menggunakan pisau sangkur saat melakukan penyerangan.
Setelah menusuk anggota Brimob, pelaku melarikan diri ke arah Terminal Blok M sambil mengancam anggota Brimob yang bertugas jaga. Polisi menembak mati pelaku setelah mengabaikan tembakan peringatan.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaIbas mengutuk keras kasus penculikan dan penganiayaan Paspampres terhadap pemuda Aceh.
Baca SelengkapnyaSigit juga memerintahkan agar memberikan hukuman yang berat terhadap Dadang karena dianggap telah mencederai institusi Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaMaka dari itu perlu, tindakan tegas agar tidak mencoreng Bawaslu terlebih institusi penyelanggara pemilu
Baca SelengkapnyaKapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara, Senin (4/11), menyebut kini JS dan BA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Banten.
Baca SelengkapnyaBenny menegaskan, kekerasan tersebut merupakan tindakan yang menghancurkan keadaban Pancasila.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengecam penyerangan puluhan prajurit TNI ke sebuah desa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
Baca SelengkapnyaMassa Aksi Kamisan mendesak penegak hukum untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pembela HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Baca SelengkapnyaKasus ini masih didalami oleh Rindam IM dan Pomdam IM
Baca Selengkapnya"Kasus ini sangat memprihatinkan, korban tewas sia-sia karena perilaku oknum yang brutal," kata Habiburokhman.
Baca SelengkapnyaFadli turut mendorong agar konflik kedua negara tersebut bisa diselesaikan dengan cara damai,
Baca SelengkapnyaEks Danjen Kopassus Lodewijk meminta agar para pelaku dihukum berat.
Baca Selengkapnya