Fahira Idris minta tak ada lagi penerbitan buku anak soal homo
Merdeka.com - Pegiat sosial dan Ketua Selamatkan Anak Bangsa Fahira Idris memiliki sejumlah tuntutan kepada penerbit buku WHY Puberty. Salah satunya meminta agar penerbit buku itu, Elex Media segera meminta maaf atas terbitnya buku WHY Puberty khususnya soal bab tentang cinta sesama jenis.
Fahira menyesalkan buku yang mengisahkan tentang anak-anak remaja yang permisif dengan hubungan Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) itu. Menurut dia, buku itu tidak cocok diterbitkan di Indonesia yang mayoritas muslim.
Dia pun telah membicarakan hal ini dengan berbagai elemen masyarakat maupun agama. Seluruhnya sepakat meminta buku itu dicabut karena bersifat propaganda dan provokatif terhadap LGBT.
-
Bagaimana komitmen dilakukan? Komitmen bisa dilakukan dengan cara suka rela atau tanpa unsur paksaan.
-
Bagaimana cara menunjukkan komitmen? Hal ini mencakup aspek emosional, mental, dan juga perilaku yang menunjukkan keterlibatan dan keseriusan seseorang terhadap suatu hal.
-
Siapa yang tekankan pentingnya komitmen bersama? Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin tekankan pentingnya komitmen bersama untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa definisi komitmen? Arti Komitmen merujuk pada kesediaan seseorang untuk menjaga janji atau kesetiaan terhadap suatu hal. Menurut para ahli, komitmen merupakan keinginan yang kuat dan ketekunan untuk mempertahankan suatu hubungan, sasaran, atau tanggung jawab.
-
Apa pengertian komitmen? Komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau kontrak. Komitmen juga bisa diartikan sebagai tanggung jawab.
-
Apa itu Publisher Rights? 'Publisher Rights' merupakan sebutan terhadap Perpres Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas yang dikenal dengan Perpres.
"Pertama kami minta untuk menarik peredaran komik itu. Kedua, (Elex Media) buat permohonan maaf atas keteledoran karena tidak ada sistem kontrol yang baik," jelas Fahira saat melakukan pertemuan dengan Elex Media di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Kamis (7/8).
Kemudian, dia juga meminta agar Elex Media melakukan jumpa pers untuk menjelaskan maksud dan tujuan buku itu dibuat. Keempat, dia menuntut agar penerbit melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak terkait sebelum menerbitkan buku yang sensitif seperti ini.
"Harus ada KPI, melibatkan DPRD provinsi, ketiga DPD provinsi, balitbang Kemenag, MUI jika perlu, jika buku memasukkan unsur agama," tegas dia.
Dia menambahkan, penerbit harus punya komitmen dalam menerbitkan buku. Harus yang sesuai dengan budaya dan kebaikan kultur Indonesia. Selanjutnya, dia melarang penerbit untuk menerbitkan buku yang serupa.
"Saya mewakili teman-teman semua, ibu-ibu, orang tua murid, guru yang sangat khawatir adanya buku ini," pungkasnya. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fikri mengatakan bahwa semangat dan amanat pendidikan nasional adalah menjunjung budi pekerti yang luhur.
Baca SelengkapnyaRencana diadakannya pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN di Jakarta pada bulan Juli ini menimbulkan polemik dari berbagai pihak, tak terkecuali MUI.
Baca SelengkapnyaFathul Wahid juga meminta untuk tak menulis gelar Profesornya di dokumen kampusnya.
Baca SelengkapnyaPenyediaan alat kontrasepsi bagi pelajar dan remaja diatur dalam PP Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan UU nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.
Baca SelengkapnyaAktor Malaysia Minta Dibangun Rumah Bordil Bagi Warga Asing, Begini Alasannya
Baca SelengkapnyaAda dua poin yang disampaikan dalam surat edaran larangan LGBT di FT UGM ini.
Baca SelengkapnyaFraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI Jakarta tidak menyebarkan alat kontrasepsi ke pelajar.
Baca SelengkapnyaSatu buku dijual dengan harga Rp30 ribu per eksemplar dan harus dimiliki tip siswa TK,
Baca SelengkapnyaBenarkah MUI merilis produk-produk pro Israel? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaAturan itu menjadi polemik usai pemerintah berencana menyediakan alat kontrasepsi bagi pelajar dan remaja.
Baca SelengkapnyaPKS mengirimkan surat resmi ke Duta Besar Swedia di Jakarta sebagai bentuk protes atas aksi pembakaran Kitab Suci Alquran yang belum lama ini terjadi.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menjawab anggapan pemberian kontrasepsi bagi remaja membuka peluang seks bebas bagi pelajar.
Baca Selengkapnya