Fahri Hamzah minta video santri demo full day school diverifikasi untuk cegah fitnah
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyayangkan aksi demonstrasi para santri menolak aturan lima hari sekolah alias full day school. Fahri meminta terlebih dulu menelusuri keabsahan demo santri yang terekam dalam video berdurasi 1:03 menit itu.
"Ya itu diverifikasi aja, supaya tidak berlanjut jadi fitnah. Verifikasi aja. Dan minta yang demonya bertanggungjawab apa yang terjadi," ujar Fahri di gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/8).
Ia enggan berspekulasi lebih jauh mengenai video tersebut. Dia menyarankan terlebih dulu menelusuri keabsahan video tersebut.
-
Bagaimana cara cek fakta video tersebut? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan aslinya Anies Baswedan yang diunggah akun YouTube medcomid pada 11 November 2022.
-
Apa yang diklaim video tersebut? Video tersebut mengandung narasi bahwa Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bersama DPR membongkar kebusukan hakim MK saat pelaksanaan Pilpres.
-
Apa yang diklaim di video tersebut? Dalam video berisi gabungan dari berbagai macam video yang ditambah dengan narasi dari bahwa Jokowi dan Kapolri CEK FAKTA: Hoaks Presiden Jokowi dan Kapolri Copot Polda Jabar Karena Batalkan Sidang Pegi Beredar sebuah video yang menarasikan Presiden Joko Widodo dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo mencopot jabatan Kapolda Jawa Barat (Jabar) karena batalkan persidangan tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon, Pegi Setiawan alias Pegi.
-
Apa yang diklaim dalam video? Viral unggahan video di Reels Facebook yang mengklaim jika kacamata hitam dapat menyebabkan penggunanya terkena kanker kulit. Pembicara dalam video tersebut menilai, bahwa memakai kacamata hitam justru meningkatkan bahaya dari radiasi ultraviolet matahari untuk mengurangi risiko kanker kulit.
"Ya pokoknya diverifikasi dulu, kita jadi tahu apa yang terjadi," pungkasnya.
Sebelumnya, Video demonstrasi sejumlah santri menolak full day school ramai beredar di media sosial. Dalam video demonstrasi berdurasi 1:03 menit itu para santri berteriak dengan mengumpat 'bunuh menterinya sekarang juga'.
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini mengaku telah mendapat klarifikasi terkait aksi dari video yang beredar tersebut. Menurutnya, video itu hoax adanya.
Pihaknya mengaku telah melacak video yang viral di media sosial pada Minggu (13/8) lalu itu. Dia pun telah menemukan pihak yang pertama kali mengunggah video tersebut.
Helmy menyatakan, video itu disebar bertujuan untuk mencemarkan nama baik NU. Selain itu, aksi yang awalnya dikira terjadi di Purbalingga padahal ternyata terjadi di Lumajang itu diprovokasi oleh oknum tak bertanggungjawab.
"Kami telah melakukan klarifikasi dan menerima laporan bahwa kejadian yang dikira terjadi di Purbalingga, padahal terjadi di Lumajang tersebut murni merupakan perbuatan oknum yang sengaja memprovokasi massa aksi," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (14/8).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepsek menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan Pemerintah Kota Prabumulih atas video yang membuat gaduh tersebut.
Baca SelengkapnyaPj Wali Kota Prabumulih Elman menyesalkan tindakan guru yang ingin mempermalukan siswa yang tidak berinfak.
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan hanya berparas menawan. Namun, santri tersebut nampak fasih saat mengucap hafalan.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman tak berkomentar lebih meskipun banyak kader Gerindra dalam video tersebut.
Baca SelengkapnyaSerupa dengan ponpes Al Zaytun, beredar wanita jadi imam salat diikuti makmum laki-laki di belakangnya.
Baca SelengkapnyaSosok wanita itu saat salat idulfitri di saf laki-laki viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKonten itu, lanjut Fatia juga demi menguji keterbukaan negara ihwal dugaan keterlibatan bisnis ekstraktif yang dianggap berdampak pada situasi HAM di sana.
Baca SelengkapnyaMirisnya, sosok tersebut bahkan diinjak hingga dipukul.
Baca SelengkapnyaRencananya, sosok guru dalam video tersebut akan diperiksa pada Kamis (26/9) besok.
Baca Selengkapnyarekaman tersebut meminta agar siswa tidak terpancing dengan ramainya pemberitaan penggalangan sumbangan di SMKN 1 Depok.
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca Selengkapnya