Fahri nilai insiden di Rutan Bengkulu karena pemerintah abaikan napi
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai amukan para narapidana yang membakar rumah tahanan Malabero di Kelurahan Sumur Meleleh, Kota Bengkulu, akhir pekan kemarin, seperti bom waktu. Menurut Fahri, hal itu salah satunya diakibatkan kondisi lapas yang over kapasitas.
"Saya sudah komplain karena tidak ada satu pun penjara di Indonesia ini pertama-tama yang jumlah penghuninya itu di bawah kapasitas. Itu selalu di atas kapasitas kalau tidak 100 persen kadang-kadang 200 persen lebih," kata Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/3).
Menurut Fahri, kasus di Rutan Malabero, salah satu persoalan di lapas yang tak kunjung usai. Fadli menilai, kasus serupa bisa terjadi di sejumlah lapas lainnya.
-
Apa penyebab kebakaran? 'Dugaan penyebab korsleting listrik pada kulkas,' kata Huda dalam keterangannya, Sabtu (30/3).
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
"Hanya itu jadi itu bom waktu saja. Jadi jika itu meledak setiap saat di seluruh Indonesia, ya memang kenyataannya begitu yang dipelihara," ujar dia.
Dia mengatakan, over kapasitas juga terjadi di lapas Jakarta. Kondisi ini, menurut dia, sangat memprihatinkan dan tidak ditanggapi pemerintah. "Dan harusnya ada langkah untuk mengurangi itu untuk membuatnya menjadi layak," pintanya.
Politikus PKS ini mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kemenkum HAM belum memberikan perhatian serius terhadap kondisi rutan di seluruh Indonesia. Kejadian di Bengkulu menurutnya adalah akibat langsung dari kurangnya perhatian Pemerintah.
"Sehingga istilah lembaga pemasyarakatan betul-betul orang mau belajar bermasyarakat di situ. Tapi sepertinya ada mentalitas para pejabat kita yang senang melihat orang itu menderita di penjara itu di rumah tahanan itu dengan situasi seperti itu. Padahal itu bom waktu dan kalau itu meledak sekarang itu ya tidak perlu kaget dan memang itu bom waktu," tukasnya.
Belajar dari kasus di Bengkulu, Fahri mengusulkan adanya pemisahan narapidana narkoba dan teroris dipisahkan dengan napi lainnya dan ditangani secara khusus.
"Gabungan dari begitu banyak permasalahan inilah yang menyebabkan penjara kita ini atau lapas kita ini tidak akan pernah stabil karena setiap saat akan ada ancaman," pungkas dia.
Sebelumnya, pada Jumat (25/3) sekitar pukul 21.30 WIB, suasana Rumah Tahanan (rutan) Negara Malabero di Kelurahan Sumur Meleleh, Kota Bengkulu, mencekam. Sebab, para narapidana di rutan tersebut membakar seluruh blok hunian, kecuali blok napi wanita. Akibatnya 5 napi tewas dalam peristiwa tersebut. Mereka adalah Agung Nugraha, Heru Biliantoro, Agus Purwanto, Hendra Nopiandi, dan Medi Satria.
Mereka melakukan aksi pembakaran itu lantaran salah satu tahanan yang diduga pengendali narkoba di dalam Rutan, diringkus Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu. Tak hanya itu, para napi pun sempat melakukan aksi pelemparan batu terhadap petugas BNNP.
Beruntung tak ada korban jiwa dari pihak petugas BNN. Hanya saja, beberapa anggotanya mengalami luka ringan akibat lemparan tersebut. "Tim selamat, walaupun ada yang kena batu dan bambu. Itu risiko kami," ucap Kepala BNNP Bengkulu Budiharso.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masalah daya tampung lapas dan rutan tidak mudah diatasi.
Baca SelengkapnyaMayoritas kematian mereka tak wajar, bahkan sengaja dibunuh.
Baca SelengkapnyaYusril Ihza Mahendra mengatakan pihaknya sedang berusaha untuk mencari jalan keluar permasalahan kepadatan lembaga pemasyarakatan (lapas)
Baca SelengkapnyaDedi mendapat kesempatan bertemu dengan Kalapas IIB Purwakarta dan terkejut saat tahu anggaran kesehatan dari negara untuk ratusan napi.
Baca SelengkapnyaDistribusi narapidana merupakan program yang cukup efektif guna mengurangi angka overload di dalam lapas.
Baca SelengkapnyaMenurut Kemenkumham, saat ini ada sebanyak 135.823 orang yang mendekam di lapas se-Indonesia, terdiri atas 21.198 orang tahanan dan 114.625 orang narapidana.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, dari data Badan Narkotika Nasional (BNN) ada 3,6 juta jiwa penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSejumlah napi yang pernah mendekam di Rutan Kelas IIB Kupang mengadukan penyimpangan petugas penjara itu kepada Ombudsman NTT.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya membongkar kondisi Rutan Kelas I Salemba usai inspeksi mendadak (sidak).
Baca SelengkapnyaPemindahan napi dikawal ketat oleh 15 personel anggota Batalyon C Pelopor Kota Madiun, serta pendamping dari Polisi Khusus Pemasyarakatan.
Baca SelengkapnyaDalam video nampak belasan napi pria berjoget sambil menggoyangkan kepala dan mengangkat tangan dengan diiringi musik keras.
Baca SelengkapnyaVideo itu sebelumnya disebar petugas lapas yang kini mendapat sanksi mutasi.
Baca Selengkapnya