Fakta-fakta 2 WNI disandera kelompok bersenjata Papua
Merdeka.com - Kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyandera dua warga negara Indonesia (WNI) di Skowtiau. Kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh angkatan bersenjata di Papua Nugini, Sabtu (12/9), yang disampaikan langsung oleh Konsulat Republik Indonesia di Vanimo, Papua Nugini.
Kedua WNI tersebut adalah Sudirman (28) dan Badar (20) yang bekerja sebagai penebang di perusahaan penebangan kayu di Skofro, distrik Kerom, Papua Nugini.
Seorang WNI lainnya, Kuba, tertembak dalam insiden tersebut. Kuba saat ini mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Bayangkhara, Jayapura.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Mengapa WNI dipulangkan? Kami kan memastikan dulu yang bersangkutan siap atau tidak pasca situasi yang cukup mengkhawatirkan di Gaza , dari sisi fisik, psikisnya kami perlu cek dulu sehat atau tidak sanggup untuk menjalankan,' tegas Akhmad.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
Pihak Konsulat di Vanimo mengaku telah berkoordinasi dengan angkatan bersenjata Papua Nugini (PNG) terkait upaya penyelamatan kedua WNI.
"Menurut angkatan bersenjata PNG kedua WNI dalam kondisi baik. Karena itu, dalam upaya penanganan, kami telah meminta keselamatan kedua WNI menjadi prioritas utama," ujar Elmar Lubis, Konsul RI Vanimo.
Sementara itu, Kapuspen TNI, Mayjen Endang Sodik menyebutkan kasus tersebut berawal saat 4 WNI tengah menebang kayu di kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Kampung tersebut merupakan salah satu daerah yang berada di perbatasan RI-PNG.
"Jadi kan tanggal 9 September aksi gerakan separatis OPM atau gerakan separatis Papua bersenjata telah menembak mati satu penebang kayu di kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Dari kasus itu dikembangkan ternyata yang kena ada 4 orang yang bekerja itu, satu mati, satu melapor Polres. 2 orang tidak diketahui. Pada tanggal 11 September ternyata 2 orang itu dibawa ke daerah Skowtiau itu wilayah PNG," kata Endang saat dihubungi merdeka.com, Minggu (13/9) malam.
Endang mengatakan, TNI sudah meminta tentara PNG membebaskan kedua sandera tersebut dengan mengutamakan keselamatan mereka. Namun hingga kini belum ada pernyataan dari kelompok yang menyandera kedua WNI tersebut.
"Karena itu sudah masuk PNG maka TNI dan Kodam berkoordinasi dengan konsulat TNI di Panina di PNG. Kemudian kita kontak atas pertahanan di PNG untuk bersama-sama konsulat RI untuk meminta kepada Bupati Paninai dan Tentara PNG untuk melakukan negosiasi," ujar dia.
Dia berharap, negosiasi tersebut bisa dilakukan tanpa kekerasan agar tidak ada lagi korban yang jatuh dalam insiden ini. Menurut Endang, TNI terus memonitor perkembangan penyanderaan dua WNI tersebut.
Peristiwa ini tentunya mengingatkan pada kejadian penculikan yang juga dilakukan oleh OPM terhadap 12 peneliti Tim Lorentz yang sedang mengumpulkan data di Mapenduma, Papua, Senin 8 Januari 1996. Penculikan yang berlangsung selama 130 hari itu bertujuan untuk mendapatkan kemerdekaan Papua.
Selama dalam penyanderaan, para sandera digiring blusukan ke belantara Papua. Mereka tak mendapat cukup makanan, sehingga beberapa orang sakit.
Akhirnya, Mabes TNI menggelar satgas untuk membebaskan sandera di Mapenduma dibawah komando Komandan Jenderal Kopassus Brigjen Prabowo Subianto. Tapi sesuai permintaan dunia internasional, Prabowo mempersilakan Tim International Committee of the Red Cross (palang merah internasional), melakukan perundingan.
Awalnya Kelly Kwalik menunjukkan itikad baik. Mereka berniat membebaskan beberapa sandera yang sakit, termasuk Martha Klein yang sedang hamil. Namun saat detik-detik pelepasan sandera, tiba-tiba Kelly Kwalik berubah. Dia berpidato dengan keras.
"Saya minta ubi harus dapat ubi, bukan minta ubi dikasih ketela." Artinya jelas, kemerdekaan harga mutlak untuk Kelly. Para sandera dan tim ICRC lemas, mereka sadar perundingan yang berliku ini menempuh jalan buntu.
Hingga akhirnya pengejaran terhadap OPM yang melarikan diri bersama para sandera pun dilakukan. Sayangnya, hal ini justru mengakibatkan terbunuhnya dua anggota Tim Lorentz, Navy dan Matheis, yang berasal dari Indonesia.
Namun, setelah 130 hari disandera, para peneliti bisa menghirup napas lega. Mereka bisa pulang ke rumah dengan selamat. Prabowo dan pasukannya panen pujian dari internasional. Bukan perkara mudah membebaskan sandera di tengah hutan Papua yang begitu lebat.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aparat gabungan dari TNI Polri melakukan penggerebekan markas KKB di Yahukimo Papua.
Baca SelengkapnyaAparat gabungan dari TNI & Polri melakukan penggerebekan markas KKB di Yahukimo Papua.
Baca SelengkapnyaKondisi nahas dialami dua orang polisi saat menangkap terduga penipu daring di OKI, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaSatu anggota Brimob terluka akibat tembakan KKB. Dia langsung mendapatkan perawatan.
Baca SelengkapnyaDua oknum anggota TNI Kodam IX/Udayana ditangkap karena diduga terlibat dalam penyerangan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Denpasar, Bali.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka merupakan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten OKU Timur, Sumsel.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap dua pelajar berinisial MH dan GB atau GE
Baca SelengkapnyaKorban dipukul di bagian kepala, pipi kiri dan paha kanan menggunakan tangan dan tongkat.
Baca SelengkapnyaAksi Aparat Gerebek 'Sarang' KKB di Dekai, Dua Anak Buah Kopi Tua Heluka Tewas
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apa motif dari dua anggota tersebut yang ikut dalam aksi penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaMereka diduga hendak diselundupkan ke Australia melalui perairan laut Kabupaten Sukabumi.
Baca SelengkapnyaVideo itu beredar di media sosial salah satunya diunggah akun instagram @dian_nusantara58.
Baca Selengkapnya