Fakta-fakta bisnis anak Jokowi

Merdeka.com - Bisnis yang dilakoni putra Presiden Joko Widodo lagi-lagi menjadi sorotan publik. Setelah merebaknya penggunaan gambar mirip Dajjal, kini mereka kembali menjadi perbincangan ketika seorang netizen mengomentari usaha para putra Jokowi.

Komentar miring ditulis oleh pengguna Twitter, dengan bernada sinis, wanita tersebut menyebut keduanya mengikuti langkah ayahnya dengan meminjam dana hingga Rp 1 miliar. Namun, dia malah menjadi penjual martabak. Serangan itu ditujukan ke Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep.

Dengan santai, Kaesang langsung menjawab tudingan itu. Lewat bisnis martabak dengan kakaknya, dia bisa mendapatkan uang untuk membiayai sekolahnya di Singapura.

"Gapapa, yang penting dari jualan martabak bisa untuk bayar sekolah di singapore. Saya hepi, markobar juga hepi," tulis Kaesang membela kakaknya.

Kafe Markobar ©2015 merdeka.com/arie sunaryo

Seperti apa bisnsi martabak yang dijalani Gibran itu?

Setelah menjalani, Gibran lebih dulu menjalankan usaha katering yang diberi nama Chili Pari. Bisnis ini ternyata cukup sukses, terlepas dari ada atau tidaknya pengaruh sang ayah saat masih menjadi Wali Kota Solo.

Kini, Gibran telah membuka usaha baru yang diberi nama Markobar. Nama ini merupakan kependenkan dari Martabak Kotta Barat. Bisnis yang dilakoninya ini merupakan sebuah kafe dengan konsep berbeda, dan langsung menjadi tempat nongkrong favorit baru warga Kota Solo. Lokasinya di pusat kota, Penumping, atau bersebelahan dengan Solo Grand Mall, tempat ini sangatlah strategis.

"Makobar UNS (Universitas Sebelas Maret) baru sebulan lalu saya buka. Dekat SGM (Solo Grand Mall) dan Kotta Barat juga ada. Semuanya baru sebulan dibuka," ujar Gibran, saat menjadi pembicara di di Universitas Sahid Solo, Selasa (28/4).

Kafe Markobar ©2015 merdeka.com/arie sunaryo

Kafe yang berlokasi di sebelah barat Solo Grand Mall tersebut resmi dibuka pada awal April lalu oleh calon suami putri Solo tahun 2009, Selvi Ananda Puti. Belum sebulan, kafe tersebut selalu ramai dikunjungi, tak hanya oleh kalangan muda. Tempat nongkrong baru tersebut buka mulai jam 17.00 hingga tengah malam. Harga yang terjangkau, menjadikan warga Solo betah dan ingin kembali ke tempat tersebut.

"Saya sudah beberapa kali ke sini. Menunya cocok untuk keluarga. Anak-anak saya juga suka, harganya juga murah. Saya biasanya pilih terang bulan rasa keju," ujar Septian (35) salah satu pembeli asal Gentan, Baki, Sukoharjo.

Pembeli lainnya, Wisti Valerina mengaku baru pertama kali berkunjung ke Markobar. Namun dia juga sangat menyukai menu-menu yang ditawarkan.

"Ini saya makan martabak rasa oreo, cocok di lidah. Minumannya juga enak. Suasananya apalagi, sangat nyaman. Ini tadi habis dari mal langsung ke sini. Harganya sangat terjangkau," ujar wanita karir asal Kadipiro, Solo tersebut.

Selain kedua rasa tersebut juga tersedia menu delapan rasa dan empat rasa. Kemudian rasa green tea, tim tam red velvet dan lain-lain. Sedangkan untuk minuman juga tersedia aneka minuman dingin dan panas seperti teh dan kopi.

Laiknya kafe-kafe, Markobar dapat juga memanjakan dengan fasilitas yang mampu membuat pengunjung betah. Alunan musik dengan lagu-lagu popo easy listening membuat suasana semakin nyaman. Selain itu, di setiap sisi ruang, sejumlah mural tampak menghiasi dinding.

Kafe Markobar ©2015 merdeka.com/arie sunaryo

Salah satu mural yang ada di Markobar, gambar orang bermata satu yang dikelilingi oleh segitiga. Kemudian di beberapa dinding lain juga dihiasi oleh mural kartun, serta tulisan-tulisan lainnya. Salah satunya seperti yang ditulis Jonru.

Mural aneh lainnya, tokoh kartun dengan kepala mirip donald bebek, kemudian gambar keranjang hitam berisi penuh kain yang ditutup.

Suasana di kafe Markobar akan mulai ramai menjelang malam, selepas isya. Para pelajar dan mahasiswa banyak yang memanfaatkan tempat berukuran sekitar lebar 10 dan panjang 20 meter tersebut untuk berdiskusi atau hanya sekedar ngobrol saja.

Dari Solo, Gibran juga membuka cabang barunya di Jakarta. Lokasi yang dipilih juga cukup strategis, yakni kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

(mdk/tyo)