Fakta-fakta intel TNI AL dan polisi baku tembak di depan TMII
Merdeka.com - Selasa (1/3) malam kemarin terjadi baku tembak tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rupanya baku tembak tersebut melibatkan 4 anggota polisi dari Resnarkoba Polres Jakarta Timur dengan seorang anggota TNI AL, Kapten Laut Eko Wuryanto.
Akibat kejadian baku tembak ini, satu anggota polisi bernama Briptu Seno Aji terkena tembakan dari senapan Eko. Baku tembak terjadi ketika pihak kepolisian tengah melakukan operasi narkoba.
Menurut Kapten Eko, kejadian bermula pada saat dirinya mau pulang ke rumah dari kantor Denintel Jalan Kramat Raya Kemayoran Jakarta Pusat dengan menggunakan mobilnya. Sekitar pukul 20.30 WIB, Eko kemudian berhenti istirahat di warung kopi depan gedung pencak silat TMII Jaktim lalu memesan segelas kopi dan sebungkus rokok.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Bagaimana hukuman diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia melanggar kita hukum. Ada aturannya,' imbuh Agus.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Siapa yang terlibat dalam kontak tembak? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya.
Tidak beberapa lama Kapten Eko meninggalkan warung kopi itu. Namun saat hendak membuka pintu mobil, ia dihampiri seseorang sembari memaki-maki. Cekcok mulut berujung baku tembak itu pun akhirnya tak terhindarkan. Lantas bagaimana peristiwa itu sebetulnya terjadi? Berikut fakta-fakta intel TNI AL dan polisi baku tembak di depan TMII:
Baku tembak terjadi karena miss komunikasi
Baku tembak antara anggota polisi dan TNI AL tersebut diduga akibat kesalahan komunikasi. Saat itu, polisi sedang melakukan penggerebekan narkoba di wilayah Taman Mini Indonesia Indah (TMII)."Intinya memang betul ada insiden anggota Polres Jaktim narkoba yang kakinya ditembak oleh oknum, nah kita melihat sekarang, mempelajari, apakah penembakan ini terjadi karena salah paham ataukah ada motif lain. Sampai saat ini kita masih menduga bahwa ini motifnya adalah salah pengertian," kata Kapolda Tito di sela-sela ground breaking pembangunan gedung parkir Polda Metro Jaya, Rabu (2/3).Kesimpulan sementara ini, kata Tito, adalah salah pengertian. Tito pun mengungkapkan Polda Metro sudah melakukan kerja sama antara Polres Jaktim dengan Pomal untuk mendalami apakah itu murni seperti itu peristiwanya ataukah ada motif lain."Kalau ada keterangan lain itu nanti kita sampaikan. Sejauh ini motifnya kesalahpahaman," tuturnya.
Kapten Eko Wuryanto bukan target operasi narkoba
Kapolres Jakarta Timur, Kombes Muhammad Agung Budijono memastikan anggota TNI AL Eko Wuryanto tidak terlibat narkoba. Dalam aksi tembak antara Eko dan anak buahnya tersebut, dipastikan karena salah paham."Iya enggak ada enggak ada (terlibat narkoba)," kata Agung saat dikonfirmasi, Rabu (2/3).Dia menjelaskan, aksi tembak terjadi karena ada kesalahpahaman. Apalagi pihak kepolisian tengah melakukan operasi narkoba. Aksi baku tembak itu terjadi di depan gedung Pencak Silat TMII, Selasa (1/3) kemarin malam."Nah, karena yang melaksanakan operasi pakaian preman yakni anggota TNI dan yang di dalam mobil yakni anggota kami menggunakan pakaian preman juga, di situ lah terjadi miss komunikasi. Jadi enggak ada kaitan atau nggak terlibat narkoba," paparnya.
Polisi dan Kapten Eko sama-sama berbaju preman dan pegang senpi
Baku tembak terjadi antara 4 anggota polisi dari Resnarkoba Polres Jakarta Timur dengan seorang anggota TNI AL, Kapten Laut Eko Wuryanto. Baku tembak tersebut diduga akibat miss komunikasi di antara mereka."Nah, karena yang melaksanakan operasi pakaian preman yakni anggota TNI dan yang di dalam mobil yakni anggota kami menggunakan pakaian preman juga, di situ lah terjadi miss komunikasi. Jadi enggak ada kaitan atau enggak terlibat narkoba," ujar Kapolres Jakarta Timur, Kombes Muhammad Agung Budijono saat dikonfirmasi, Rabu (2/3).Kejadian bermula pada saat Kapten Eko mau pulang ke rumah dari kantor Denintel Jalan Kramat Raya Kemayoran Jakarta Pusat dengan menggunakan mobilnya. Sekitar pukul 20.30 WIB, Eko kemudian berhenti istirahat di TMII Jaktim. Saat itu, polisi sedang melakukan operasi narkoba.
Kaget pintu mobilnya dibuka, Kapten Eko berpikir begal
Kapten Eko mau pulang ke rumah dari kantor Denintel Jalan Kramat Raya Kemayoran Jakarta Pusat dengan menggunakan mobilnya. Sekitar pukul 20.30 WIB, Eko kemudian berhenti istirahat di TMII Jaktim. Saat itu, polisi sedang melakukan operasi narkoba."Pukul 21.05 WIB, saya siap-siap pulang dan bayar kopi. Lalu pukul 21.10 WIB saya mau pulang menuju mobil, lalu saya masukin kunci mobil, tiba-tiba saya dikagetkan pintu mobil saya dibuka oleh seseorang dan berteriak tidak sopan," ujar Eko yang menjabat sebagai Dantim teknis Denintel Armabar.Eko pun turun dari mobil lalu membalas membentak orang yang tidak dikenalnya itu. Namun ternyata bukan hanya satu orang yang dia lihat tetapi beberapa orang dan membawa senjata api."Saya lihat temannya banyak dan mereka memegang senpi, maka saya berpikir bahwa mereka adalah begal mobil. Lalu saya lari karena kalah jumlahnya banyak. Saya lari ke arah Tamini Square, dan sambil lari saya mendengar letusan senpi, lalu saya belok kanan dan menyiapkan senpi saya," jelas Eko.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lemparan batu mengenai kening dan pipi Serd STV hingga memar dan dibawa ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaNasib nahas dialami seorang anggota Brimob Polda Kepri setelah terkena busur panah saat mengamankan penggusuran pemukiman ilegal di Batam, Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaPrada Nurrahman menegur pengemudi mobil yang lantas menghubungi Danki Brimob Polda Sumut.
Baca SelengkapnyaSenjata api rakitan ilegal tersebut merupakan milik tersangka IG yang kemudian dibawa oleh tersangka IMS ke Rusun Polri Cikeas.
Baca SelengkapnyaLima prajurit TNI terluka akibat bentrok yang terjadi di ruang tunggu keberangkatan pelabuhan Kota Sorong
Baca SelengkapnyaPolres Bogor pun menetapkan dua tersangka yaitu Bripda IMS usia 23 tahun sebagai pengguna senjata api, dan Bripka IG usia 33 tahun sebagai pemilik senjata api.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota TNI jadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tidak dikenal (OTK
Baca SelengkapnyaBentrok bermula dari teguran prajurit TNI kepada anggota Brimob di lokasi
Baca SelengkapnyaJohnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
Baca SelengkapnyaBentrokan antar warga pecah di sekitar Kompleks Perumahan Pemda, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa (20/2) malam.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca Selengkapnya