Fakta-Fakta Mengejutkan Pengakuan Langsung Perusuh 22 Mei di Jakarta
Merdeka.com - Situasi 22 Mei 2019 di sebagian wilayah Jakarta sempat mencekam karena adanya kerusuhan yang dilakukan oleh sekelompok massa. Para perusuh itu datang dari luar Jakarta dan memanfaatkan momentum aksi 22 Mei.
Polisi langsung bergerak cepat menangkap banyak pelaku kerusuhan. Jumlahnya di atas 300 orang. Saat dimintai keterangan, pengakuan pelaku cukup mengejutkan alasan mengapa nekat melakukan kerusuhan di Jakarta pada 22 Mei 2019. Berikut pengakuan mereka:
Mengaku Diajak dan Dibayar
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Siapa saja yang ikut demo di KPU? Soenarko menambahkan, aksi ini akan diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat sampai beberapa organisasi relawan dari pasangan calon 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
-
Apa yang dilakukan suporter PPSM saat kerusuhan? Aksi itu membuat seluruh suporter PPSM terpancing dan ikut masuk ke lapangan.
Salah satu pelaku berinisial F (15), warga Lubang Buaya, Jakarta Timur, mengaku diajak oleh seorang yang mengaku Habib di media sosial. Ia bersama keempat temannya diiming-imingi uang Rp100 ribu.
"Saya itu diajak, dari media sosial. Saya dapat Rp100 ribu sama makan buka puasa," ujar pelaku saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Barat.
"Nama akunnya Habib gitu, saya berangkat cuma pakai pakaian koko, belum dibayar nanti bayarnya katanya. Saya hanya diajak," ujarnya.
Hal ini juga ditegaskan seorang warga Slipi berinisial I (55). Dia mengaku sempat bertanya kepada salah seorang pelaku kerusuhan. "Saya tanya, Pak ke sini siapa suruh. Dia jawab kalau ada yang nyuruh dan dibayar Rp300 ribu," katanya.
Mengaku Belum Dibayar Setelah Ditahan
Masih pengakuan F (15), Ia menerima ajakan seorang yang mengaku Habib dan berangkat bersama empat orang lainnya. Kini F ditahan oleh pihak kepolisian. Namun hingga ditahan, F mengaku belum menerima bayaran yang sudah dijanjikan.
"Saya berangkat cuma pakai pakaian koko, belum dibayar nanti bayarnya katanya. Saya hanya diajak," ujarnya.
Ada yang Berafiliasi dengan Kelompok Ekstrimis
Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal menjelaskan ada dua tersangka yang terafiliasi dengan kelompok Garis (Gerakan Reformis Islam). Temuan itu didapat langsung dari keterangan dua tersangka.
"Dua tersangka dari luar Jakarta yang terafiliasi dengan kelompok Garis (Gerakan Reformis Islam). Kelompok Garis ini terafiliasi dengan kelompok tertentu," kata Iqbal di Kemenko Polhukam.
Berdasarkan keterangan dua tersangka itu pula diketahui bahwa kelompok ini ingin menjalankan amaliyah atau jihad di momen 22 Mei di Bawaslu, Jl Thamrin, Jakarta, 21-22 Mei. "Kami menemukan bukti-bukti sangat kuat," kata Iqbal.
Iqbal menyebut kelompok ini pernah menyatakan dukungan pada ISIS Indonesia dan berada di bawah pimpinan Ketua Dewan Syuro Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.
Ada yang Mengaku Santri
Sekitar 300 perusuh telah menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Polisi menggali keterangan-keterangan dan pengakuan dari mereka. Uniknya, ada salah satu pelaku yang mengaku sebagai santri. Namun polisi meragukan pengakuannya.
"Yang kemarin ada yang mengaku santri. Kita lihat tampangnya, apakah seperti ini? Sebagian besar memiliki tato," ujar Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para mahasiswa di Ibu kota tersebut menyatakan siap adu argumentasi dengan Prabowo
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya memulangkan 16 pendemo yang ditangkap saat demo berujung ricuh di depan KPU dan DPR/MPR RI
Baca SelengkapnyaMereka memprotes dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024 untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPropam Polda Metro Jaya memeriksa 11 anggota Polri terkait kasus pembubaran diskusi 'Diaspora bersama Tokoh dan Aktivis Nasional' di Hotel Grand Kemang
Baca SelengkapnyaMereka memprotes atas pencurian dan penggelembungan suara yang diduga dilakukan rekan satu partai di dapilnya yaitu Daerah Pemilihan 8 Provinsi DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2.000 tengkorak dan 1.000 nisa kuburan ditampilkan secara dramatis.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa juga menuntut seluruh komisioner KPU agar dipecat karena bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemilu yang diduga penuh kecurangan.
Baca SelengkapnyaSituasi makin panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaGelombang pendemo kembali mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin 18 Maret 2023
Baca SelengkapnyaMenurut Bagus, terhadap ke-13 remaja tersebut itu masih dilakukan pemeriksaan maraton di Polsek Warudoyong.
Baca Selengkapnya